MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sebanyak 39 industri dan perusahaan memeriahkan IKA UM Job Fair & Higher Education Expo 2023 Universitas Negeri Malang (UM). Kegiatan ini digelar di Graha Cakrawala UM, Kamis (7/9) kemarin. Dibuka secara resmi oleh Menteri Ketenagakerjaan yang diwakili Kepala Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan, Mokhamad Farid Ma’ruf.
Dalam sambutannya Farid menyampaikan apresiasi kepada UM dan IKA UM, yang telah punya inisiatif besar melaksanakan kegiatan ini. “Ini baru pertama kalinya, kami digandeng oleh perguruan tinggi dalam melaksanakan Job Fair,” katanya.
IKA UM Job Fair & Higher Education Expo 2023 dihadiri oleh Rektor dan jajarannya. Juga hadir Ketua Umum PP IKA UM, Prof. Dr. Suparno, yang juga mantan Rektor UM. Dia mengatakan ada sebanyak 53 perusahaan yang mendaftar bergabung di Job Fair kali ini. Hanya yang lolos seleksi ada 39. “Jadi untuk peserta job fair ini diseleksi. Ada yang tidak lulus. Karena tidak siap untuk rekrutmen secara langsung,” katanya.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk rekrutmen ini sebanyak 679 orang. Tersebut di beberapa bidang. Antara lain production staff, logistic, Mandarin speaker, guru, bimbingan konseling dan psikolog trainer dan lain-lain.
Selain dari perusahan dan industri, IKA UM Job Fair & Higher Education Expo 2023 juga diikuti puluhan perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Meraka ikut memeriahkan acara di beberapa stand yang sudah disediakan panitia.
Prof Suparno menyampaikan, IKA UM Job Fair & Higher Education Expo digelar secara periodik empat tahun sekali. Kegiatan ini sekaligus reuni Akbar. Dilaksanakan selama tiga hari.
Ada tiga kegaiatan besar dalam event ini. Yakni Job fair, Higher Education Expo dan Seminar Nasional. Sabtu (9/9), seminar nasional akan dihadiri Menteri PMK RI dengan tema : Peluang dan Tantangan Pendidikan di era Merdeka Belajar. Dilanjutkan dengan Munas Alumni, Minggu (10/9).
Rektor UM, Prof. Dr. Haryono, M.Pd mengapresiasi digelarnya kegiatan ini. Terlebih kegaiatan ini merupakan kolaborasi pertama antara IKA Alumni UM dan Kementerian Ketenagakerjaan.
“Semoga bisa membuka wawasan untuk kita semua. Karena perguruan tinggi bukan hanya mengembangkan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi juga memfasilitasi mahasiswa untuk dapat bekerja. “Tantangan yang sering dihadapi adalah kompetensi tidak selalu sesua dengan kebutuhan pasar,” katanya.
Karana itu, kata rektor, melalui kegaiatan ini UM juga dapat mengevaluasi tentang kompetensi dan skill seperti apa yang perlu dibenahi. “Karena perubahan yang begitu cepat. Apalagi di era artificial intelegen,” ucapnya. (imm)