spot_img
Saturday, June 28, 2025
spot_img

M Zidan Fathoni, Disabilitas Intelektual Prestasi Internasional; Tak Lolos Seleksi Porprov, Berjaya di Jerman

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Berkebutuhan khusus  bukan halangan berprestasi.  M. Zidan Fathoni membuktikannya. Pemuda 18 tahun ini  menyandang disabilitas intelektual, namun berhasil di bidang lain. Ia meraih medali perak dalam kejuaraan Tenis Meja Internasional.

Sehari-harinya disapa Zidan. Ia meriah  runner up di nomor men single di ajang Special Olympic World Summer Games Berlin Jerman 2023 U-21, Juni lalu. Itu  hasil dari kegigihannya berlatih.

“Latihan ini diusahakan harus disiplin. Tentunya porsi latihan harus lebih banyak dari atlet pada umumnya. Serta yang terpenting, tetap doa dan meminta restu orang tua. Ini yang harus diperbanyak,” cerita Zidan.

Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 7 Gondanglegi ini, mengaku tidak mudah untuk bisa berprestasi. Apalagi saat terjun di kejuaraan dunia. Selain aktivitas sehari-hari, ia juga wajib menyisihkan waktu lebih kurang delapan jam untuk berlatih, dalam satu hari penuh.

Dari sanalah,  Zidan sukses menembus seleksi untuk bisa berlaga di Special Olympic World Summer Games Berlin Jerman 2023. Bermain di cabang olahraga (cabor) tenis meja kelompok usia di bawah 21 tahun (U-21), tidak disia-siakannya. 

Zidan turun di dua kategori, yaitu single putra dan ganda campuran. Di nomor ganda campuran, ia bertanding berpasangan dengan atlet asal Solo Jawa Tengah bernama Prameswari.

“Dapat medali perak itu dua, jadi saya main di dua kategori. Untuk kategori tunggal putra (men single), total ada 11 lawan dari berbagai negara. Lawan terberat saat partai final melawan atlet asal Hongkong. Saat itu kalah dengan skor 3-1 dari nomor tunggal putra,” kenangnya.

Ia menyebut, memang atlet Hongkong saat itu lebih siap di partai final. Apalagi, menurut Zidan track record lawannya cukup bagus.

“Alhamdulillah, masih bisa memberikan perlawanan. Tapi seingat saya, lawan yang tidak terlalu berat itu dari Chinese Taipe. Satu set itu, saya bisa menang dengan poin 11- 0,” cerita Zidan.

Dia berkecimpung di olaharag  tenis meja sejak duduk di bangku kelas lima SD. Di awal karirnya, Zidan bebeberapa kali mengikuti lomba  skala lokal atau di tingkat daerah. Ia juga pernah aktif ikut di klub tenis meja, selama enam bulan.

“Terus dilanjutkan di enam bulan berikutnya ikut klub tenis meja bernama Fearless di daerah Pringu Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang,” lanjut pria kelahiran tahun 2005 lalu, itu.

Perjalanan Zidan yang penuh lika-liku, berhasil dihadapinya tanpa patah semangat. Sempat tidak lolos seleksi Porprov Jawa Timur 2023, Zidan akhirnya mendapatkan tawaran pelatihnya mengikuti pertandingan tenis meja skala nasional.

“Saat ikut turnamen tingkat nasional, alhamdulillah saya bisa lolos mewakili Indonesia ke Jerman, bersama 22 atlet asal Indonesia lain,” jelas siswa Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) ini.

Di Jerman itulah, selama 11- 25 Juni 2023 ia berlaga. Sebagai atlet profesional, Zidan juga mendapatkan fasilitas yang dibiayai pemerintah. “Mulai dari penginapan, makan, tiket pesawat pulang – pergi,” katanya.

Prestasinya itu, kemudian mengantarkannya mendapatkan berbagai apresiasi. Mulai dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Dari Gubernur Khofifah, Zidan mendapat piagam penghargaan atas prestasi dari dedikasinya sebagai atlet kontingen Indonesia di ajang Special Olympic World Summer Games Berlin Jerman 2023. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Khofifah saat Evaluasi dan Pembinaan ASN se-Wilayah Kerja Bakorwil III Malang di salah satu hotel di Kota Malang, Senin (31/7) lalu.

Alumnus, SDN Jeru 1 ini  berbagi tips untuk bisa menjadi atlet profesional. Seorang atlet harus giat berlatih fisik, mulai dari lari pagi lebih kurang 30 menit, push up hingga sit up sesuai porsi arahan pelatih.

Disiplin dalam latihan sangat penting karena persaingan atlet tenis meja di Indonesia dinilainya cukup ketat. Meskipun  harus membagi waktu belajar dan berlatih dengan baik, serta kondisi fisik yang perlu perhatian khusus, tidak menyurutkan semangatnya berjuang.

“Memang sempat keteteran sama pelajaran, tapi saya berterimakasih kepada pihak sekolah yang telah memberi kelonggaran,” ungkapnya.

Ke depan, Zidan memiliki target bisa ikut sebagai atlet kontingen Jatim yang berlaga di PON Aceh 2024. Selain itu, juga bisa mengikuti Special Olympic World di Indonesia pada tahun 2027.

“Untuk PON Aceh 2024, saya masih menunggu kapan seleksinya dan kabar dari pelatih. Saat ini, saya terus berlatih, baik fisik dan teknik,” katanya.

“Apalagi, Jawa Timur  mencari atlet yang tidak sembarangan, persaingannya ketat. Terutama atlet dari Surabaya dan Sidoarjo. Namun saya tetap optimis bisa bersaing,” sambung  Zidan dengan penuh senyuman. (rex/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img