MALANG POSCO MEDIA- Pedagang Pasar Induk Among Tani Batu boyongan. Diskoperindag Kota Batu menjadwalkan pedagang pasar relokasi mulai menempati bangunan baru pasar tersebut Senin (2/10) pekan depan. (baca grafis)
Untuk itu mulai pekan ini para pedagang sudah mulai boyongan dari pasar relokasi ke Induk Among Tani Batu. Hal ini ditegaskan Kepala Diskoperindag Kota Batu, Eko Suhartono. Ia menegaskan pihaknya tengah fokus untuk memasukkan pedagang ke pasar induk di Jalan Dewi Sartika. Khususnya bagi pedagang yang memiliki SK.
“Mulai diterbitkannya SE terkait relokasi, para pedagang sudah mulai boyongan ke pasar yang baru. Kami melihat sudah ada sekitar 60 persen pedagang yang sudah boyongan ke tempat yang baru,” ujar Eko kepada Malang Posco Media, Selasa (26/9) kemarin.
Ia menerangkan pedagang yang mulai boyongan merupakan pedagang yang berjualan di zona satu, dua dan tiga. Pedagang boyongan mengacu dengan diterbitkannya Surat Pemberitahuan Nomor : 644/246/422.113.001/2023 tertanggal 22 September 2023.
Surat tersebut menerangkan bahwa pembangunan Pasar Induk Among Tani dan telah selesai dan diserahterimakan kunci kios sertalos. Maka diberitahukan kepada seluruh pedagang maupun pengunjung Pasar Besar Kota Batu agar seluruh aktivitas berjualan di lingkungan Pasar Relokasi Stadion Brantas Kota Batu wajib dihentikan terhitung mulai Minggu 1 Oktober 2023 Pukul 17.00 WIB.
“Kami usahakan atau targetkan 2 Oktober seluruh pedagang sudah bisa berjualan semuanya di Pasar Induk Among Tani Batu. Namun untuk mereka yang sudah mulai boyongan hari ini juga sudah diperbolehkan berjualan hingga pukul 18.00 WIB,” bebernya.
Kepala UPT Pasar Kota Batu Agus Suyadi mengakui tentang surat edaran terkait relokasi. “Kami sudah mengeluarkan surat terkait relokasi pedagang ke pasar yang baru. Pedagang bisa mulai berjualan pada 2 Oktober mendatang,” ungkap Agus.
Ia menjelaskan relokasi sudah bisa dilakukan sesuai tanggal yang telah ditentukan. Meskipun diungkap Agus belum semua pedagang mendapat kunci kios maupun los.
“Jadi yang bisa mulai menempati nanti sekitar 80 persen. Sedangkan sisanya belum mendapatkan kunci karena belum ikut undian pengambilan kios dan los,” bebernya.
Untuk itu bagi 20 persen pedagang yang belum mendapatkan kunci, maka akan mengikuti undian kios dan los tahap kedua. Waktunya menyusul.
Diungkap Agus pedagang yang belum mendapatkan kunci merupakan pedagang yang tidak ikut undian dengan alasan ke luar kota maupun pedagang yang tidak pernah buka atau berjualan. Namun mereka memiliki SK.
Dari data yang dimiliki Malang Posco Media, total pedagang yang memiliki SK sebanyak 2.209 orang. Sementara itu Pasar Among Tani Batu memiliki 1.716 kios dan 914 los dengan daya tampung untuk pedagang kurang lebih 2.630.
“Sedangkan untuk PKL Pasar Pagi nantinya masih berjualan di Stadion Brantas. Khusus PKL Pasar Pagi ini akan dilakukan penataan setelah semua pedagang yang memiliki SK telah mengikuti undian,” ungkapnya.
Untuk diketahui pedagang PKL Pasar Pagi adalah pedagang yang sebelumnya berjualan saat subuh di depan pelataran Pasar Tradisional Kota Batu. Sehingga mereka tidak mendapatkan jatah kios atau los. Namun nantinya mereka akan ditempatkan di sekitar area Pasar Sayur.
Sementara itu, salah satu pedagang buah di Zona Tiga, Johan Bambang Irawan mengatakan sudah mulai boyongan sejak Kamis (21/9) pekan lalu. Ia menempati Los berukuran 2 x 2 di Lantai 1 dengan sebelumnya berjualan di kios berukuran 2×2.
“Untuk boyongan saya sudah sejak Kamis lalu dengan melihat hari baik. Ini dilakukan seluruh pedagang yang boyongan. Saya kira dengan menempati pasar baru ini sangat menguntungkan pedagang karena secara ukuran kios ata los tidak kepotong. Bahkan ada yang mendapat lebih luas karena sistem konversi,” ungkapnya.
Meskipun sudah boyongan, namun ia belum berjualan sepenuhnya karena mengikuti hari baik. Selain itu juga karena pedagang lainnya masih fokus pindahan. Sehingga para pedagang akan mulai berjualan bersama 2 Oktober mendatang.
Dengan segera beroperasinya pasar tersebut, pihaknya berharap agar pemerintah punya kebijakan khusus terutama menarik pengunjung berbelanja atau meramaikan pasar. Utamanya meramaikan pasar yang berada di lantai tiga.
“Kalau Lantai satu dan dua marketnya sudah jelas untuk zona basah (sayur dan buah) dan kering (fashion, toko emas hingga elektronik). Sedangkan lantai tiga ditempati oleh pedagang kuliner. Agar bisa ramai kami harap berbagai even terdekat seperti rangkaian Hari Jadi Kota Batu bisa digelar di sana,” imbuhnya.
Sebelumnya disampaikan Direktur Kepatuhan Intern, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Vincentius Untoro Kurniawan bahwa pasar terbesar di Jawa Timur ini dibangun dengan konsep pasar modern dan green building.
“Artinya tanpa perlu AC pun, tetap sejuk dan nyaman untuk pedagang dan pengunjung,” imbuhnya.
Untuk diketahui bahwa Pasar Induk Among Tani Batu dibangun dengan konsep tiga lantai. Lantai pertama merupakan area basah seluas 14.990,62 meter persegi dan pada lantai dua area kering seluas 14.143,63 meter persegi. Sementara pada lantai tiga, akan disiapkan tempat kuliner dan kantor dengan luas 6.032,86 meter persegi.
Pasar yang berada di Jalan Dewi Sartika Kelurahan Temas Kecamatan Batu ini mulai dibangun pada tahun 2021 di atas lahan seluas 34 hektare. Bangunannya juga memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ramah lingkungan. (eri/van)