.
Thursday, December 12, 2024

Kembangkan Obat Herbal Hipertensi, Raih Guru Besar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof. Dr. Maskuri, M.Si mengukuhkan Prof. Dr. Nour Athiroh Abdoes Sjakoer, S.Si., M. Kes, sebagai Guru Besar Unisma. Dalam proses pengukuhan, Sabtu (30/9) kemarin, Prof Maskuri menyampaikan apresiasi. Dia mengatakan bahwa Prof Athiroh, merupakan salah satu dosen terbaik yang dimiliki Unisma.
“Selamat kepada Prof. Nour Athiroh, semoga ilmunya bermanfaat dan semakin berkah. Pengabdianya semakin luas tanpa batas. Apalagi dilandasi dengan nilai-nilai agama yang kuat dengan spiritualitas yang kokoh. Tentu akan menjadi mutiara yang indah,” ucap Prof. Maskuri, dalam acara yang digelar di aula Gedung Pascasarjana Unisma tersabut.
Saat ini Unisma sudah memiliki 20 guru besar. Dalam waktu dekat, kata Prof Maskuri, Unisma akan kembali mengukuhkan 10 guru besar.
Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Nour Athiroh juga menjadi suatu kebanggan bagi Unisma. Karena, lewat penelitiannya, Prof. Nour Athiroh menemukan obat anti hipertensi yaitu dengan benalu teh berkombinasi dengan benalu buah mangga.
Prof. Maskuri menyebutkan, penemuan tersebut merupakan penemuan yang luar biasa dan menjadi kebanggaan Unisma yang mendukung terhadap program studi pendidikan dokter yang mengembangkan herbal. “Kami mohon kepada para profesor dan guru besar untuk memberikan support terus kepada Unisma dengan sumber daya manusia yang hebat,” ucap Prof. Maskuri.
Sebelumnya, kepada Malang Posco Media, Prof Athiroh menyampaikan, selama 10 tahun Athiroh mengabdi sebagai dosen yayasan dengan pangkat 3C. Lalu tahun 2005 diangkat menjadi PNS dan pangkat kedosenannya turun menjadi 3B. Meskipun demikian tak menyurutkan semangatnya untuk mengejar kembali kepangkatannya dan berusaha meraih yang lebih tinggi. Tentu dengan target yang lebih sistematis. Hingga akhirnya Athiroh sukses meraih jabatan akademik tertinggi sebagai guru besar.
“Ujung hulu dari pencapaian ini dengan penelitian. Karena Nilai KUM seorang profesor itu paling besar adalah penelitian. Saya meraih nilai 922 dengan minimal yang harus dicapai 850,” tuturnya.
Apapun kondisinya, kata Athiroh, harus punya target. Dicapai dengan semangat. Kolaborasi dengan orang lain dan memohon pertolongan pada Allah. Dia tak memungkiri jabatan guru besar dicapai karena dukungan banyak pihak. Termasuk dari mahasiswanya.
Pengajuan guru besar dimulai tahun 2021. Hanya ada beberapa revisi yang harus ditambahkan. Nilai Kum 922 menjadi lebih mudah dicapai karena Athiroh telah memiliki dua PATEN dari penelitian sebelumnya. Dia juga telah menulis 10 buku ber ISBN.
“Kehidupan semakin berkah kalau karya kita memberikan nilai kebaikan kepada orang lain. Maka gelar guru besar ini diharapkan memberikan manfaat dan keberkahan bagi keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Termasuk menjadi motivasi dan inspirasi untuk orang lain,” ungkapnya.
Menjadi guru besar bukan proses yang mudah. Bukan sekadar bimsalabim. Prof Athiroh telah menunjukkan banyak karyanya sebagai seorang akademisi. Ada banyak dana hibah penelitian yang sudah diperoleh sejak tahun 2005 hingga sekarang.
Berbagai penghargaan juga sudah diperoleh. Antara lain Dosen Berprestasi LLDIKTI 7 tahun 2016, The Best Presenter The 1st International Conference on Science, Technology and Engineering for Sustainable Development (ICostes) tahun 2018. Unisma Awards 2022 (Karya Ilmiah Prosiding terbanyak Peringkat 1). Unisma Awards 2022 (Penelitian terbaik DIKTI Peringkat 1). Dosen dengan Karya Ilmiah Paten Terbanyak. Dan Dosen dengan Pendanaan Riset Eksternal Terbanyak. Serta banyak lagi penghargaan lainnya.
Sejak tahun 2000 Prof Athiroh fokus pada penelitian produk benalu teh. Penelitiannya ini kini sudah sampai pada produk inovasi dan hilirisasi. Untuk menghasilkan suatu sediaan inovasi benalu teh – benalu mangga memerlukan waktu sekitar 10 tahun melakukan riset.
Telah dilakukan uji pre-klinik meliputi uji invitro, invivo, toksisitas, dan uji In-Silico. Pada tahun 2023, dilakukan uji klinik ke responden hipertensi dan telah mendapat surat laik etik dari KEPK RSI UNISMA. “Harapannya, hasil riset ini siap menuju hilirisasi dan komersialisasi bersama DUDI untuk mewujudkan UNISMA sebagai Entrepreneur University,” pungkasnya. (hud/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img