Banyak cita rasa kopi. Di Malang ada yang unik rasanya. Namanya Kopi Malam Jumat atau Kopjum. Ini paduan kopi dan air kelapa muda. Diracik Akbar Michael, warga Sawojajar kelahiran Florida Amerika Serikat. Kopjum diminati, bahkan laris Gastronomy Prancis.
=====
MALANG POSCO MEDIA- Akbar memulai dengan percobaan. Ya trial and error dulu. Setelah beberapa lama, temukan racikan yang pas.
“Antara kopi dengan degan (kelapa muda). Mineral dalam air itu berhasil tidak hilang, jadi manfaat degannya tetap utuh. Dapat khasiat dobelnya daridegan. Cairan elektrolit terpenuhi dengan air kelapa,” ungkap Akbar.
Kopi kreasi ini memang mempunyai cita rasa yang unik. Karena tanpa gula, maka rasa pahit nikmat bisa terasa. Tapi Kopjum juga manis, karena menggunakan degan yang bercita rasa manis.
Akbar bercerita, ia terpikir ide memadukan degan dengan kopi ketika berkunjung ke suatu perkebunan kopi bersama ayahnya, Arie Aripin. Di pinggir jalan terdapat penjual kelapa muda dan juga penjual kopi. Setelah berkomunikasi dengan salah satu penjual kopi, ia mendapatkan testimoni bahwa ternyata air degan bisa menambah energi sehingga tubuh jadi kembali kuat.
Setelah itu dia melakukan riset dan mencari tahu kebenarannya. Tidak lama segera melakukan uji coba. Karena seorang peracik kopi, Akbar dengan cepat meracik kopi. Tentu dengan jatuh bangun yang dilewatinya.
“Salah satunya ya beberapa hari sampai begadang tidak tidur. Ya karena harus terus mencoba racikannya supaya sampai pas,” beber alumnus Akademi Pariwisata Denpasar ini.
Menurut Akbar, paduan kopi dan degan menghasilkan manfaat penambah tenaga yang ganda. Air degan harus diolah dan dipanaskan menggunakan suhu 90 derajat dengan durasi tertentu. Apabila terlalu lama atau terlalu singkat, manfaatnya bisa hilang dan rasanya ‘flat’. Tidak ada spesialnya. Artinya prosesnya tidak sesederhana yang disangka.
“Untuk meracik Kopjum ini, kopinya pun kita ada tujuh jenis kopi di dalamnya. Enam kopi jenis Arabica dan satu kopi Robusta. Arabicanya dari Aceh, Toraja, Wamena, Bali Kintamani, Malabar, Ijen dan untuk Robustanya kita dari Dampit,” sebut Akbar.
Benar saja, setelah ditemukan racikan yang pas, Akbar pun langsung mendapat respon positif saat perkenalan awal kopinya. Banyak rekannya merasakan kenikmatan kopi dan manfaat Kopjum. Merasa lebih bertenaga dan mendapatkan kenikmatan kopi yang unik.
Diberi nama Kopi Malam Jumat awalnya karena dijual pada malam Jumat saja. Ketika itu penikmatnya pun banyak bapak- bapak atau kalangan pria.
Kemudian ia kenalkan juga kepada para pelanggannya. Tiap kali ada pelanggan yang memesan kopi, ia sertakan Kopjum untuk tes rasa.
“Untuk pengenalan selalu kita kasihkan free way (gratis) dulu supaya mereka menyicip. Ternyata mereka pun suka dan ketagihan. Penasaran, akhirnya banyak yang pesan. Alhamdulillah suka semua,” tutur dia.
Setelah itu makin masif mengenalkan kreasi kopi uniknya itu. Berbagai kesempatan, ia coba kenalkan. Baik dalam pertemuan formal maupun non formal. Tidak hanya di sejumlah daerah di Indonesia, tapi juga ke mancanegara seperti terakhir di Prancis.
“Di event Gastronomy Prancis di hari awal kita bikin 60 porsi kopi setiap harinya. Selalu habis. Kita hanya bisa bikin segitu karena sudah kehabisan buah kelapanya. Kita cari yang fresh seperti di Indonesia susah. Kalau ada lagi tentu kita akan bikin,” tukas alumnus SMA Kutapura Bali ini.
Akbar tidak pelit berbagi ilmu. Dalam berbagai kesempatan, ia membagikan cara membuatnya. Meski tetap ada sedikit hal yang menjadi ‘rahasia dapur’. Setidaknya makin banyak orang yang bisa berkreasi dan mencoba kenikmatan paduan kopi dan degan.
“Saya pun tidak akan mendaftarkan ini untuk hak paten atau sebagainya. Kita suka sharing. Masalah profit bisa, tapi kita ingin orang itu, saking enaknya jadi bisa belajar bikin sendiri nantinya,” tutur pria kelahiran 13 Juni 1998 ini.
Akbar pun merasa beruntung ia dikelilingi oleh lingkungan yang supportif. Tidak sampai ada omongan negatif. Justru banyak yang penasaran dan mendukung yang dilakukannya. Oleh karenanya ia pun makin cinta dengan kegiatannya tersebut.
Akbar menyebut, masyarakat Indonesia sepatutnya bersyukur sebab diberikan sumberdaya alam yang kaya. Semua yang diperlukan bisa didapatkan. Hanya tinggal kemauan serta kreativitas juga doa untuk meraih suatu pencapaian yang berharga.
Apalagi untuk olahan kopi. Akbar meyakinkan bahwa banyak penikmat kopi. Jika mau dijadikan kegiatan usaha, bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Tentu jangan sampai pelit ilmu juga. Ia juga mengaku terus berbagi ilmu.
“Bahkan ketika menyajikan kopi, barista kita juga akan menceritakan story dari kopi ini. Bagaimana pengolahannya dan jenis kopinya,” tutupnya. (ian/van)