MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Penutupan TikTok Shop yang dilakukan oleh pemerintah, membawa harapan baru bagi sejumlah pedagang yang menyambut positif langkah tersebut. Terutama seperti di Pasar Besar Malang. Meski, baru satu hari, namun setidaknya ada keberanian dari pemerintah.
“Kita tentu senang dan apresiasi lah. Artinya disini negara hadir mendukung UMKM kecil. Walaupun saya juga yakin, pastinya nanti TikTok tentu akan melakukan upaya lagi,” terang Novid Eka Putra, Penjual Pakaian di Lantai 2 Pasar Besar Malang kepada Malang Posco Medu, Kamis (5/10) kemarin.
Novid mengaku penjualan belakangan ini dirasa memang lebih berat dibandingkan masa pandemi lalu. Menurut Novid, belakangan ini produk produk impor makin membanjiri pasar lokal, salah satunya juga melalui TikTok Shop tersebut. “Walaupun saya juga merasakan daya beli masyarakat itu turun. Lalu dengan barang impor yang lebih murah dibandingkan kita, akhirnya banyak yang memilih belanja di TikTok itu,” tambahnya.
Terpisah, Sekretaris Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang (Hippama) Zainul Arifin menyampaikan ada dua respon yang muncul dari pedagang. Pertama yakni mendukung dan menyambut positif, lalu yang kedua menyebut bahwa penutupan TikTok Shop tidak terlalu berdampak.
“Mereka yang bilang tidak berdampak itu karena ketika TikTok Shop ditutup, masih bisa lari ke Shoppee, kan ada live shopping juga. Atau e-commerce lain. Tapi sebagian besar menyambut positif, banyak yang senang, karena pemerintah mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan pedagang kecil,” beber Zainul.
Menurut Zainul, ia tidak menampik kondisi belakangan memang lebih berat dibandingkan masa pandemi. Namun sebenarnya tidak terlalu jauh signifikan. Meski tidak dipungkiri juga, ada beberapa kios pedagang di Pasar Besar yang tutup belakangan ini.
“Rata rata yang tutup itu mereka yang eceran saja dan tidak punya pelanggan tetap. Sementara saat ini, kebanyakan yang eksis itu sudah punya pelanggan tetap. Akhirnya mereka yang tutup kemudian mengontrakkan kiosnya. Tapi juga ada faktor lain, misalnya karena sudah tua, jadi memilih untuk mengontrakkan saja kiosnya,” lanjutnya.
Dari paguyuban sendiri, Zainul mengatakan sudah melakukan beberapa upaya. Salah satunya mengedukasi pedagang untuk ikut meramaikan penjualan secara online. Sebab, sebagai pedagang juga harus cerdas dalam membaca dinamika pasar. “Kemudian kemarin kita garisbawahi, bagaimana cara perilaku kepada konsumennya. Misalnya mungkin dalam hal tawar menawar, itu jangan ketus. Dengan begitu mereka bisa menjaga karakter pasar besar sehingga bisa dikatakan bahwa pasar besar ini pasar rakyat yang murah dengan sistem tawar menawar yang ramah,” tuturnya.
Terlepas dari itu, Zainul berharap dengan dinamika yang ada saat ini, pedagang bisa terus eksis. Apalagi dengan langkah positif yang dilakukan pemerintah pusat kemarin. “Memang belum terasa efeknya, mungkin kita lihat dua minggu atau sebulan kedepan,” tutupnya. (ian/nug)