Malang Posco Media – Komisaris Besar Polisi Edy Suranta Sitepu, selaku Kapolresta Banyumas, telah meminta maaf terkait insiden pelepasan gas air mata yang tidak sengaja mengenai para siswa di Sekolah Dasar Negeri Purwanegara 1, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
“Saya akan menjelaskan soal berita yang mungkin hari ini viral terkait adanya anak sekolah di salah satu SD yang dilaporkan matanya perih dan tenggorokannya kering karena dampak latihan rutin yang dilaksanakan anggota Polresta dan Brimob di Lapangan Brimob,” kata Edy Suranta di Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (13/10).
Edy mengakui bahwa salah satu elemen latihan yang dilakukan oleh personel Polresta dan Brimob melibatkan penggunaan pelontar laras licin, yang dalam hal ini adalah gas air mata. Dia menjelaskan bahwa pada hari Jumat pagi pukul 08.30 WIB, latihan menggunakan pelontar laras licin yang memuat gas air mata dilakukan, diikuti dengan berbagai latihan terkait pengendalian massa.
“Pada saat berlangsungnya latihan, salah satu instruktur mendapatkan telepon dari salah satu guru bahwa anak-anak matanya perih dan tenggorokannya kering sehingga instruktur dan perwira Polresta Banyumas mendatangi sekolah tersebut, kemudian melakukan langkah-langkah untuk membawa ke puskesmas,” jelasnya.
Setelah mendapatkan penanganan, lima anak yang dibawa ke puskesmas telah kembali ke rumah masing-masing.
“Oleh sebab itu, pada kesempatan ini saya selaku Kapolresta, saya mohon maaf atas kejadian ini karena melibatkan atau mengakibatkan adanya anak siswa SD yang matanya perih dan ada lima orang yang mendapatkan perawatan dibawa ke puskesmas,” tegasnya.
Selanjutnya, Kapolresta menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan para instruktur latihan untuk melakukan evaluasi terkait insiden ini. Terkait latihan penggunaan gas air mata, jika latihan tersebut harus dilakukan selama jam sekolah, maka lokasi latihan akan dialihkan ke tempat yang lebih aman.
“Langkah-langkah kami ke depan, kami memantau kesehatan anak-anak ini dan tentu kami akan mengirimkan tim kesehatan kami ke anak-anak yang tadi sempat dibawa ke puskesmas,” ungkapnya.
Kapolresta Banyumas, Edy, menyatakan bahwa insiden seperti ini adalah yang pertama kali terjadi meskipun latihan rutin seringkali dilaksanakan oleh pihak kepolisian.
Ia menduga kejadian tersebut disebabkan oleh arah angin yang membawa gas air mata ke arah sekolah, mengingat jarak antara lokasi latihan dan gedung sekolah hanya sekitar 300 meter. Edy juga menambahkan bahwa ada jeda waktu sekitar 30 menit antara saat pelontaran gas air mata dilakukan dan laporan insiden yang diterima, sehingga memperkuat dugaan bahwa gas tersebut terbawa oleh angin.
“Jadi, ada jeda waktu. Ini menjadi bahan evaluasi kami,” katanya.
Sejumlah siswa kelas 3B, 4A, dan 4B SD Negeri Purwanegara 1, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, terpapar gas air mata pada Jumat (13/10) pagi saat jam istirahat sekolah.
Saat memasuki ruang kelas, sejumlah anak menangis karena matanya terasa pedih dan sesak napas.
Salah seorang siswa kelas 4A, Muhammad Asyafa Rizky Auladi, mengatakan matanya sangat pedih karena terkena asap berwarna putih yang ada di ruang kelas.
“Pedih banget, saya sudah basuh dengan air tapi masih terasa pedih,” jelasnya.
Wali Kelas 4A Pascalis Adi mengatakan sebanyak 40 anak yang mengeluhkan pedih pada matanya dan lima anak di antaranya dibawa ke puskesmas.
Setelah menjalani pemeriksaan di puskesmas dan dinyatakan dalam kondisi baik, kata dia, lima anak tersebut diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing
“Tadi dari Polresta dan Brimob datang ke sekolah untuk menyampaikan permohonan maaf,” katanya.(ntr/mpm)