MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Potensi beragam kerawanan dalam pesta demokrasi Pemilu 2024 menjadi atensi aparat keamanan khususnya Polres Malang. Tak kurang dari 15.000 anggota gabungan disiapkan, ditandai Apel Gelar Pasukan Mantab Brata Semeru 2023 di Halaman Pendopo Jalan Panji, Kepanjen, Selasa (17/10).
Beberapa titik rawan dipetakan, dari bencana alam, hingga potensi konflik. “Tantangan yang ada di Kabupaten Malang tentunya kondisi geografis yang sangat luas, kemudian jumlah TPS yang banyak. Ada 7.278 TPS di wilayah hukum Polres Malang. Kami petakan 10 wilayah rawan dan mayoritas di Malang Selatan,” ujar Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis.
Polres Malang, lanjutkan, akan menurunkan lebih dari 1.200 personel gabungan TNI-Polri untuk mengamankan TPS di seluruh wilayah Kabupaten Malang. Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan alternatif pengamanan dari Polda Jatim, termasuk keterlibatan lebih dari 14.000 petugas yang diperbantukan, termasuk dari Linmas.
Mengenai mana saja wilayah yang telah dipetakan sementara ini, Kholis tidak menjelaskan secara gamblang. Namun, ia memastikan semua titik akan diwaspadai. Meski demikian, mantan Kapolres Tanjung Priok itu menyatakan bila situasi Kamtibmas menjelang Pemilu 2024 di Kabupaten Malang, relatif kondusif.
Dalam kegiatan kemarin, ia menekankan pentingnya menjaga netralitas Polri dalam pelaksanaan Pemilu 2024. “Netralitas ASN juga menjadi salah satu potensi kerawanan yang patut diperhatikan dalam penyelenggaraan pengamanan pesta demokrasi tersebut,” ungkap dia kepada wartawan.
Selain itu ia juga menaruh perhatian pada berbagai masalah yang bisa mengganggu proses demokrasi, seperti politik identitas, berkembangnya isu SARA, money politics, dan berita hoaks. “Harapannya rekan-rekan media juga menjadi salah satu unsur pendukung utama bisa menjaga situasi tetap aman dan adem,” katanya.
Kabag Ops Polres Malang, Kompol M. Bagus Kurniawan menambahkan, ada 737 personel Polri, 447 personel dari Kodim 0818 Malang-Batu, dan 14.000 bantuan Linmas gabungan. Mengenai titik rawan secara geografis yang mayoritas di Malang Selatan, Bagus menjelaskan adanya potensi bencana alam, kesulitan medan pendistribusian hingga cuaca. (tyo/mar)