MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Bencana longsor, banjir dan angin kencang menjadi potensi kebencanaan di Kota Batu memasuki musim penghujan. Dari tiga bencana tersebut, longsor menjadi bencana yang menghantui Kota Batu.
“Memasuki musim penghujan bencana longsor selalu mendominasi karena Kota Batu berada di wilayah pegunungan. Ini juga dikuatkan dari data bencana mulai Januari – September yang didominasi akibat longsor,” ujar Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu kepada Malang Posco Media, Senin (30/10) kemarin.
Pihaknya mencatat dari total 123 kejadian bencana terjadi sejak Januari – September 2023. Dengan bencana tanah longsor mencapai 59 kejadian, angin kencang 24 kejadian dan kebakaran rumah bangunan 14 kejadian. Sedangkan sisanya seperti pohon tumbang, karhutla hingga banjir.
“Untuk itu kami telah melakukan persiapan. Diantaranya seperti pemetaan daerah rawan longsor. Dari hasil dari pemetaan beberapa daerah yang rawan longsor seperti di Kecamatan Bumiaji meliputi Desa Sumber Brantas, Tulungrejo, Gunungsari, Sumbergondo,” bebernya.
Selain itu ada beberapa titik langganan longsor ketika hujan deras mengguyur Kota Batu. Yakni jalur kawasan payung, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Termasuk di wilayah Malang Barat seperti sepanjang jalur Pujon, Ngantang dan Kasembon.
“Untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat longsor, kami telah melakukan pemasangan 11 EWS yang rata-rata ditempatkan Kecamatan Bumiaji seperti di Desa Gunungsari, Desa punten dan Desa Sumber Brantas,” imbuhnya.
Sedangkan untuk daerah rawan banjir di daerah padat penduduk seperti Kelurahan Ngaglik, Sisir, dan Temas. Juga di seluruh sepadan aliran Sungai Brantas yang dihuni oleh warga. Kemudian untuk bencana puting beliung berpotensi di seluruh Kota Batu.
Upaya untuk menghindari banjir di Kota Batu, DPUPR telah melakukan normalisasi sungai. Salah satunya normalisasi kali paron di Desa Bumiaji yang selalu banjir setiap musim penghujan.
“Selama musim kemarau dan el nino ini yang menjadi perhatian kami adalah karhutla. Di mana mengakibatkan kebakaran lahan dan hutan seperti Klemuk dan Pandean. Serta kebakaran tumpukan sampah di TPA Tlekung,” paparnya.
Untuk mengantisipasi potensi bencana, BPBD Kota Batu telah memberikan edukasi kepada masyarakat agar memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang kebencanaan. Pihaknya mencatat bahwa saat ini 24 Desa/Kelurahan di Kota Batu telah memiliki berstatus Desa Tanggap Bencana (Destana). (eri)