Malang Posco Media – Beberapa hari terakhir, emoji semangka telah menjadi populer di berbagai platform media sosial di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Buah dengan kombinasi empat warna, yaitu merah, hijau, putih, dan hitam, telah menjadi simbol dukungan terhadap upaya Palestina untuk mengatasi konflik yang sedang mereka hadapi.
Walau begitu, buah tersebut memiliki sejarah panjang yang telah berlangsung selama setengah abad. Dalam laporan Bon Appetit yang dirilis pada Selasa (31/10), diungkapkan bahwa semangka telah menjadi simbol protes yang menggantikan bendera Palestina sejak perang tahun 1967.
Perang yang terjadi antara Israel dan negara-negara tetangganya, termasuk Mesir, Suriah, dan Yordania, menghasilkan keputusan untuk melarang pengibaran bendera Palestina di sepanjang perbatasan negara tersebut. Langkah ini diambil untuk membatasi nasionalisme Palestina dan Arab. Larangan tersebut berlangsung bertahun-tahun, hingga tahun 1993, ketika ketentuan ini akhirnya dikurangi sebagai hasil dari Perjanjian Oslo.
Sebagai buah yang tumbuh di seluruh wilayah Palestina, mulai dari Jenin hingga Gaza, dan memiliki warna yang serupa dengan bendera Palestina, semangka akhirnya diadopsi oleh banyak masyarakat setempat sebagai simbol protes terhadap perlakuan Israel yang menindas hak-hak warga Palestina.
Laporan lainnya dari Egyptian Streets pada Senin (24/10), menyebutkan pengenalan semangka sebagai ikon protes itu pun semakin meluas dan dikenal publik global lewat beberapa karya seniman memasuki era 2000-an.
Salah satunya pada 2007 lewat karya bertajuk “Watermelon” yang ditampilkan oleh seniman asal Palestina Khaled Hourani lewat buku bertajuk “Subjective Atlas of Palestine”.
Langkah Hourani tersebut bahkan akhirnya menginspirasi seniman lokal lainnya untuk menjadikan semangka sebagai ikon simbolis yang menampilkan rasa solidaritas terhadap masyarakat Palestina.
Pada saat diwawancarai oleh Washington Post, Hourani memberikan respon menarik terhadap peristiwa tersebut, “Seni terkadang bisa lebih politik dari langkah politik itu sendiri,”.
Penggunaan semangka sebagai bentuk protes pun masih terus berlanjut hingga saat ini, misalnya seperti laporan Aljazeera pada 23 Agustus 2023 yang mengisahkan gerakan unik dari organisasi perdamaian Arab-Israel bernama Zazim.
Mereka dengan sengaja mengibarkan bendera berbentuk semangka pada selusin layanan taksi di Tel Aviv sebagai bentuk dukungan dan protes atas keputusan Israel yang melarang kembali munculnya bendera Palestina di daerah publik.
Lalu dengan adanya konflik yang memanas di Oktober 2023, akhirnya ikon semangka kembali menggema mengisi banyak ruang termasuk ruang digital sebagai dukungan protes untuk menghentikan serangan yang dilakukan Israel dan telah banyak memakan masyarakat sipil di Palestina.
Dalam data yang dihimpun oleh United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) selama periode 7 Oktober-1 November 2023, lebih dari 8.900 warga Palestina tewas akibat perang antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Korban Palestina paling banyak berada di Jalur Gaza, yakni korban jiwa 8.805 orang dan korban luka 22.240 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 128 orang dan korban luka 2.274 orang.
Dalam periode sama, jumlah total korban jiwa dari pihak Israel sekitar 1.416 orang dan korban lukanya 5.413 orang. Selain menimbulkan korban jiwa dan luka, dalam perang ini pihak Israel telah menangkap lebih dari seribu warga Palestina.(ntr/mpm)