MALANG POSCO MEDIA – Setelah tiga seri dengan rute pegunungan, final Java Series Downhills 2023 digelar di rute urban. Desa Wisata Kungkuk Kota Batu menjadi lokasi ajang bergengsi downhill se-Jawa tersebut, Minggu (5/11) kemarin.
Ketua Pelaksana Java Series Downhills 2023, Pornomo mengatakan rute urban masih cukup jarang di Indonesia. Sehingga panitia di final seri ini menghadirkan suasana yang berbeda.
“Sebelumnya ada empat kejuaraan, tiga seri sebelumnya digelar di rute pegunungan dan ini finalnya kita laksanakan di perkampungan. Jadi konsepnya jauh berbeda. Memberikan pengalaman baru bagi para riders” terangnya.
Peserta yang mengikuti kompetisi datang dari berbagai daerah. Baik tingkat nasional maupun internasional meskipun tingkat kompetisi se- Jawa. Mulai dari Sumatera Selatan, Bali hingga yang paling jauh peserta yang berasal dari Malaysia.
“Peminatnya juga cukup luas, datang dari mana-mana. Untuk kelasnya ada 13 kelas yang disesuaikan tingkatan usia. Paling muda ada di usia 14 tahun kebawah, sedangkan tingkatan tertinggi ada di kelas Master E, usianya di 50 tahun keatas,” terangnya.
Pornomo yang juga ikut mencoba rute downhill yang ada di Desa Wisata Kungkung tersebut mengatakan cukup memberikan pengalaman baru bagi para riders. Dengan rute sepanjang 1,1 kilometer, terdapat beberapa trek yang menurutnya cukup menyulitkan dilewati, apalagi untuk para rider pemula.
“Apalagi pintu dengan stang sepeda ukurannya hampir sama, jadi tangan sering kena pintu. Tapi seru memang, ada kesan tersendiri,” katanya.
“Kita bisa masuk ke rumah yang memang menjadi rute kompetisi ini. Berbeda dari biasanya yang kita lakukan di pegunungan, samping kanan kiri hutan. Di sini samping kanan kiri lingkungan warga,” sambung Pornomo.
Seri pertama Java Series Downhills 2023 digelar di Yogyakarta, seri kedua di Salatiga, seri ketiga di Tasikmalaya dan Batu mendapatkan kesempatan pelaksanaan seri keempat. Ini sekaligus final Java Series Downhills 2023.
“Total 210 peserta yang tersebar di berbagai wilayah. Target awalnya memang Java Series, namun ada juga beberapa komunitas dari luar pulau bahkan luar negeri yang mengikuti kompetisi,” ungkapnya
Rute urban menurutnya membutuhkan persiapan yang cukup. Mulai dari tenaga hingga teknik yang digunakan harus disesuaikan keadaan di lapangan. Ia berharap kedepannya bisa menggelar dengan tingkatan yang lebih tinggi.
“Kami dari Bandit Squad Racing berkolaborasi dengan Caf Squad untuk menggelar kompetisi ini. Kedepannya kami berharap bisa menggelar lebih luas, gradenya bisa naik ke tingkat nasional. Sehingga lebih banyak rider yang bisa ikut andil dalam kompetisi ini,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu rider Jarjit Dwi mengatakan rute yang disajikan cukup menantang. Rider yang berasal dari klub Siskiu Rider Trenggalek tersebut merasa sangat tertantang dengan rute yang disajikan.
“Ada beberapa rute yang cukup curam, kalau buat pemula mungkin cukup melelahkan. Beda lagi kalau untuk yang sudah pro ya. Kebetulan ini juga kali pertama saya mengikuti kompetisi downhill dengan rute seperti ini,” tandasnya.
Salah satu tantangan yang dialaminya ketika menemukan kelokan dengan kondisi jalan yang licin. Hal tersebut mengharuskan adanya kehati-hatian dari para rider agar tidak sampai terjatuh. Menurut dia rute yang diberikan masih cukup worth it dan dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi rider. (adm/van)