MALANG POSCO MEDIA, MALANG– PSC 119 Kabupaten Malang menggelar pelatihan untuk sopir ambulance. Di halaman kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, pelatihan ini diikuti oleh 80 peserta. Mereka tidak hanya pengemudi ambulance PSC 119, tapi juga sopir atau pengemudi ambulans rumah sakit swasta atau milik lembaga-lembaga lainnya.
“Namanya Defensive Driving Course (DDC). Pelatihan ini untuk mengenalkan para driver ambulans kepada unit ambulans itu sendiri,” kata Ketua Teknis PSC 119 Kabupaten Malang, dr Bobi Prabowo. Diuraikan Dia, selain menjadi alat transportasi, ambulans juga melengkaoi dengan ada pelayanan medis.
Sehingga pengemudi ambulans ekstra hati-hati saa mengemudikan ambulance. Meurut pria yang juga menjabat Plt Direktur RSUD Kanjuruhan ini, juga menguraikan, selain memahami unit yang dibawa, pengemudi ambulans juga wajib memahami aturan. Terutama terkait peraturan dan perundang-undangan.
Dia tidak menampik jika dalam UU Lalulintas dan jalan raya sudah diatur secara jelas terkait akses mobil ambulans, yang menjadi salah satu kendaraan prioritas di jalan raya. “Nah ini yang kadang keliru dipahami. Mereka ngebut di jalan, membunyikan sirine dengan lantang. Padahal di dalamnya tidak ada pasien yang dirawat,’’ tambahnya.
“Intinya sopir ambulans dilarang ugal-ugalan. Mereka harus paham aturan,’’ ungkap Bobi. Terkait dengan materi pelatihan, dia mengatakan pihaknya menggandeng Ambulans Gawat Darurat DKI Jakarta. Selama mengikuti pelatihan para sopir ambulance tampak sangat serius memperhatikan.
Tidak sedikit dari peserta kemudian bertanya kepada narasumber. Mereka juga melakukan diskusi, terkait dengan mengemudi ambulans. “Ini baru kali pertama digelar. Rencananya akan dilaksanakan secara berkala. Minimal satu tahun dua kali, sehingga mereka mahir dalam mengemudi ambulance,’’ tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo memberikan apresisi kepada PSC 119 Kabupaten Malang yang menggelar DDC. Mantan Kepala Puskesmas Pakis ini berharap melalui pelatihan singkat tersebut, pengetahuan driver terhadap ambulans semakin berkualitas.
“Jadi melalui pelatihan ini para driver pun dapat memahami terkait kegawat daruratan dan aturannya,” katanya. Sehingga ke depan, tidak ada lagi sopir ambulans tambah Dokter Wie begitu dia akrab dipanggil yang ugal-ugalan dalam mengemudi. “Ngebut boleh tapi tidak ugal-ugalan. Sehingga tidak sampai terjadi kecelakaan,” ujarnya. (ira/mar)