MALANG POSCO MEDIA – Gustavo Almaeda dijual ke Persija. Mengejutkan memang! Apalagi Arema FC sedang menjalani putara 2 Liga I dengan tren mulai positif. Setelah mengalahkan Dewa United, Arema FC kembali mampu menahan imbang calon juara, Persib Bandung di kandangnya sendiri.
Tapi dalam industri bola, dijualnya Gustavo Almaeda bisa menjadi sesuatu yang biasa. Bahkan lazim dalam bursa transfer paruh musim. Pasti ada alasan bagi manajemen Arema FC. Mengapa harus melepas sang bomber paling produktif. Bahkan menjadi top skor sementara Liga 1 hingga putaran ke 19 lalu.
Dengan performa Gustavo yang sangat moncer, klub mana yang tak mengincarnya. Kalau tidak paruh musim ini, bisa jadi di musim depan, sudah ada yang siap menggaetnya. Bagi Arema FC kondisi ini tentu sangat berat. Bahkan bisa jadi dilematis. Melepas Gustavo bisa jadi ‘bunuh diri’ secara tim karena Arema butuh banyak kemenangan.
Namun bila tidak melepas Gustavo, bisa jadi kondisi finansial Arema FC juga tidak sedang baik-baik saja. Itu bisa terbaca sangat jelas sejak dimulainya Liga 1 2023/2024. Dengan berhomebase di Stadion Kapten I Wayan Dipta, nyaris Arema FC tak ada pemasukan dari tiket penonton pertandingan.
Selain sebagai hukuman karena tidak boleh menggunakan homebase Stadion Kanjuruhan pasca tragedi paling memilukan 1 Oktober 2022, Arema FC dipaksa mencari homebase alternatif. Sudah berusaha untuk merayu Pemkot Malang agar bisa menggunakan Stadion Gajayana, tapi faktanya, hingga liga bergulir, Arema FC tak bisa mendapatkan kepastian.
Pilihan sulit akhirnya jatuh di Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali. Andai di Stadion Gajayana saja, spekulasi penonton yang bakal menonton pertandingan masih belum bisa diprediksi. Ini di Pulau Bali, yang jaraknya tidak hanya jauh, tapi sudah lintas pulau. Di tengah kondisi Arema FC yang didera banyak ujian, dan suporter Arema yang kecewa, membuat penonton nyaris tak ada yang datang ke stadion.
Kondisi yang sangat kompleks ini juga sangat berpengaruh bagi Arema FC. Sulit menang dan terpuruk di zona degradasi membuat performa Arema FC kurang meyakinkan. Kondisi makin menekan kala sudah berurusan dengan keuangan. Satu sisi pemasukan dari tiket dan sponsor minim, sementara operasional harus tetap jalan.
Arema FC tetap harus bertanding home away ke Bali dan kota-kota tempat lawan Arema bertanding. Dalam kondisi inilah, tentu manajemen pun pasti berpikir pragmatis. Menyelamatkan posisi klub secara keseluruhan atau mengejar prestasi dan keluar dari zona degradasi.
Lagi-lagi pilihan sangat sulit harusi dihadapi Arema FC. Menjual Gustavo Almaeda dengan harga miliaran rupiah tentu bukan pilihan yang pas. Tapi kondisi finansial tim membutuhkan keputusan tepat dan pas juga. Bertahan dengan skuad tim yang ada dengan risiko makin minim finansial atau menjual salah satu bomber produktif namun menyelamatkan tim secara keseluruhan.
Semoga keputusan menjual Gustavo Almaeda adalah keputusan profesional yang mungkin kontroversial. Asal jangan membiarkan Arema FC kembali ke zona degradasi hingga akhir musim.(*)