RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
MALANG POSCO MEDIA-RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang berkomitmen meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan semangat transformasi kesehatan yang menjadi tema pada Hari Kesehatan Nasional tahun ini.
Wakil Direktur RSSA Malang dr. Syaifullah Asmiragani menyampaikan, salah satu peningkatan layanan yang kini tengah dilakukan adalah digitalisasi secara menyeluruh di semua sektor layanan. Baik dari front office, rawat jalan, IGD, rawat inap, ICU, termasuk juga di back office seperti kepegawaian hingga keuangan.
“Semua kita lakukan menyeluruh. Kita membuat layanan unggulan yang menjadikan rumah sakit ini menjadi rumah sakit rujukan utama di wilayah Jawa Timur di sisi sebelah selatan,” ujar Syaifullah kepada Malang Posco Media.
Kemudian, selain digitalisasi layanan, peningkatan khususnya layanan medis juga dilakukan. Terutama untuk layanan medis yang masuk dalam program prioritas nasional. Yakni kanker, jantung, stroke, uronefro dan kesehatan ibu dan anak.
Untuk layanan penyakit kanker, RSSA Malang menarapkan layanan onkologi terpadu. Kemudian untuk penanganan jantung, layanan di RSSA Malang termasuk kategori paripurna karena mulai dari non operatif, intervensi hingga operasi advance bisa dilakukan. Baik untuk dewasa maupun anak anak. Termasuk pengembangan layanan endovaskuler (sumbatan pembuluh darah) di mana dilakukan dengan pembedahan laser. Bahkan dilakukan secara kateterisasi hanya dengan vaskuler intervensi.
“Lalu untuk stroke layanan kami sudah komprehensif, bahkan unit stroke ini sudah masuk standar Eropa, diakui secara internasional. Kemudian untuk Uronefro, kami melayani pasien gagal ginjal mulai dari cuci darah hingga transplantasi ginjal, dimana kami sudah mengerjakan 26 kali transplantasi ginjal,” sebut Syaifullah.
Sementara untuk layanan kesehatan ibu dan anak, RSSA Malang juga terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan, khususnya di bidang kegawatan pediatri. Serta fasilitas NICU PICU dengan kapasitas mempuni. Sehingga berbagai kasus serius yang terjadi pada ibu dan anak, bisa ditangani di RSSA Malang.
“Salah satu yang paling membahagiakan, kami berhasil melakukan pembedahan separasi pada bayi kembar siam beberapa waktu kemarin ini,” tegas Syaifullah.
Di luar program prioritas nasional itu, RSSA juga memiliki layanan unggulan lain. Misalnya seperti layanan Ortopedi tulang belakang, yang mampu menggunakan teknik endoskopi sehingga tidak perlu mencari layanan tersebut di luar negeri. Kemudian untuk operasi scholiosis, juga telah dilengkapi alat intra operatif monitoring untuk melihat apakah operasi itu berisiko atau tidak. Hingga juga terdapat layanan klinik berhenti merokok, sampai layanan bedah digestif dengan teknologi laparoskopi.
“Jadi transformasi yang kita lakukan disini adalah dalam bentuk layanan unggulan yang paling canggih dan high end. Kita berharap masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari usaha pengembangan yang kami lakukan,” tegasnya.
Disamping layanan medis, RSSA kini juga telah berkomitmen untuk meningkatkan infrastrukturnya. Setelah meresmikan gedung baru rehabilitasi medik dan manajemen, akhir tahun nanti RSSA juga akan membuka blok baru untuk kelas eksekutif bagi masyarakat menangah keatas. Lokasinya berada di sisi timur atau belakang RSSA.
Diperkirakan nanti terdapat 124 tempat tidur rawat inap, 8 tempat tidur ICU dan 3 kamar operasi yang mampu menangani berbagai jenis operasi.
“Disana ada rawat jalan, imaging, kamar operasi, dan ICU yang terintegrasi. Semua tersedia di satu atap. Sehingga diharapkan dapat menarik masyarakat golongan menengah keatas,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, RSSA kini juga telah memulai membangun rumah sakit berbasis lingkungan atau green hospital. Hal ini bahkan sudah dituangkan dalam masterplan, dimana nantinya RSSA nantinya akan melakukan transformasi lahan terbuka hijaunya. Dari saat ini hanya sekitar 20 persen, nantinya akan menjadi 40 persen. Sehingga orientasi bangunan bangunan di RSSA nanti semuanya vertikal keatas.
“Atapnya kita sediakan panel solar, sehingga bisa membantu penerangan di gedung kita. Lalu dalam desain air, akan direcycle atau diolah kembali. Biasanya air dibuang di sungai, kedepan akan dimanfaatkan untuk diolah lagi terutama untuk flushing toilet, meyiram tanaman, sehingga bisa memanfaatkan air terbuang,” sebutnya.
Ia berharap transformasi ini akan selesai dalam 5 tahun kedepan ini. Tahun depan akan dimulai dengan membangun blok pertama yang rencananya berlokasi di sekitar bangsal bedah. Sehingga diharapkan blok pertama ini juga bisa memenuhi kebutuhan rawat inap standar BPJS. Bila ini sudah terbangun, dari standar biasanya 1 kamar terisi 4 orang, RSSA akan menaikkan standarnya dengan 1 kamar diisi hanya 2 orang saja untuk pasien BPJS kelas 3. (ian/bua)