spot_img
Saturday, December 21, 2024
spot_img

Buktikan Rekan Kerja Bisa Sukses, Sekolahkan Anak Jadi Sarjana

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Mochamad Soleh, Agen Koran Peduli Penyandang Disabilitas (habis)

Kehidupan Mochamad Soleh (sebelumnya ditulis Ahmad Soleh) dengan loper koran dan penyandang disabilitas tak terpisahkan. Selain berusaha  tetap eksis menjual koran, ia tetap berbagi waktu untuk disabilitas. Mereka membuktikan jadi loper koran bisa sekolahkan anak hingga sarjana. 

Suryadi salah satu sahabat Soleh,  sapaan akrab Mochamad Soleh. Mereka kawan lama. Soleh berusaha sempatkan waktu menyambangi Suryadi. Saling gojlok merupakan salah satu kebiasaan mereka.

“Ya begini ini kalau sama Sur (Suryadi). Dari dulu saya sama dia gojlok-gojlokan. Termasuk, waktu masih belum nikah itu pun saya yang gojloki dia supaya cepet nikah,” cerita Soleh.

Pemilik Soleh Agency ini pengalaman urusan jual koran. Ia memahami terkadang ada pasang surutnya. Kadang kala ada saatnya berjualan koran terasa sulit, termasuk bagi Suryadi. Sebagai kawan dekat, Soleh pun tidak segan mendatangi rumah Suryadi dan menanyakan kabarnya.

Entah karena Suryadi dalam kondisi sakit, atau karena pelanggannya berkurang. Ia menyambangi dan berkomunikasi dengan Suryadi dengan gaya khasnya yang suka bercanda.

“Tiap kali sewaktu sakit, ya akhirnya saya pun langsung sebisanya membantu. Saya datangi, ‘dibelanjani’ kebutuhannya seminggu. Karena memang rasa kekeluargaan itu ada. Jadi mereka ini sudah dianggap saudara,” sebutnya.

Hal ini, kata Soleh, akan terus dilakukan semampunya. Ia melihat seorang disabilitas seperti Suryadi justru semangatnya sangat tinggi dibandingkan orang biasanya. Semangat ini perlu ditiru oleh generasi sekarang.

Termasuk bagi para disabilitas, semangat Suryadi ini membuktikan bahwa disabilitas punya kesempatan yang sama untuk bahagia.

“Suryadi ini membuktikan disabilitas punya semangat kerja tinggi, bisa mendapatkan jodoh, berkeluarga, mencukupi keluarganya sampai anak anaknya sukses. Bahkan anak anaknya pun berprestasi,” kata  Soleh.

Suryadi berjualan koran sejak 20 tahun lalu. Saat itu usianya 26 tahun.  Warga Kelurahan Kesatrian Blimbing Kota Malang ini tekun. Karena ketekunannya itu  ia sukses membesarkan dua putranya. Meski dengan rumahnya yang sederhana, rasa syukur tak henti ia panjatkan atas keberkahan hidupnya kini.

“Sangat bersyukur sekali, semua ini murni saya dapat hasil dari jual koran. Anak pertama sudah menikah, anak kedua sekarang kelas 3 SMP. Walaupun disabilitas, tapi saya bisa kerja untuk keluarga,” kata Suryadi ditemui di rumahnya.

Sebelum berjualan koran, Suryadi beberapa kali berganti pekerjaan. Mulai dari menjual es, berjuaan rokok, hingga berjualan makanan ringan seperti tempura. Saat itu, ia merasa hasil yang didapatkan, tidak sesuai dengan kebutuhan hariannya.

Hingga suatu ketika dia bertemu kawan lamanya Soleh yang sudah terlebih dahulu berjualan koran. Ia pun berinisiatif  beralih pekerjaan. Sejak saat itulah Suryadi berjualan koran hingga mempunyai banyak pelanggan.

Perlahan hasil yang didapat dari berjualan koran makin meningkat dan bisa dirasakan. Dalam kondisi itu, beberapa lama kemudian, ternyata Suryadi menemukan jodohnya. Akhirnya Suryadi menikah. Yakni dengan Rusdiyana, wanita yang dinikahi tahun 2003 lalu.

“Walaupun jual koran, untuk biaya sekolah anak-anak itu saya tidak pernah nunggak. Selalu tepat waktu sampai mereka lulus. Masalah bayar sekolah ini memang saya dulukan,  supaya anak-anak ini belajarnya tambah semangat,” ungkap Suryadi.

Sosok pekerja keras seperti Suryadi inilah yang ternyata memang didambakan Rusdiyana. Ia melihat betapa besar kegigihan dan semangat Suryadi dalam hal apapun. Alhasil, Rusdiyana tak pernah sedikitpun ragu dengan Suryadi.

“Tidak pernah lihat disabilitasnya, yang penting itu semangat kerjanya. Kalau ganteng, tapi tidak ada kemauan dan hasilnya ya buat apa. Yang penting ‘sregep’ dan kerja tidak malas. Jadi saya melihatnya ya orang yang sangat tanggungjawab,” tutur Rusdiyana.

Rusdiyana pun bahagia, Suryadi membesarkan kedua anaknya dengan penuh tanggungjawab. Kedua anaknya tumbuh menjadi sosok yang dibanggakan. Anak pertamanya sukses lulus kuliah dan menikah, sementara anak keduanya berprestasi di sekolahnya.

“Dia itu ranking terus. Selalu dapat juara di sekolahnya. Padahal sekarang sekolah itu ada saja biayanya, tambah mahal. Yang penting saya terus bilang ke anak saya, doakan ayah sehat, tidak sakit dan korannya laku,” ucap Rusdiyana. (ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img