MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Fenomena self-harm atau menyakiti diri sendiri pada anak dan remaja yang tengah viral di media sosial dinilai mengkhawatirkan. Hal ini menjadi perhatian serius, tak terkecuali di Kabupaten Malang. Polres Malang mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi anak, agar tidak ikut merambah di Kabupaten Malang.
Fenomena tersebut terjadi belum lama ini pada siswa SD di Situbondo. Belasan anak terpengaruh tren berbahaya tersebut diduga berada dari TikTok. Mereka menyayat tangannya sendiri dengan bentuk barcode tertentu, yang kini umum disebut dengan barcode Korea. Kasi Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik, mengungkapkan bahwa fenomena ini bukanlah sekadar tren biasa.
“Melainkan aksi yang melibatkan penggunaan benda tajam seperti cutter, silet, bahkan jarum suntik untuk membuat garis-garis seperti barcode di pergelangan tangan. Yang jelas bahwa tindakan tersebut dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental pelajar yang terlibat,” ungkap Taufik saat ditemui, kemarin.
Dikatakannya, fenomena barcode ini dapat menjadi tanda bahwa anak-anak tersebut sedang mengalami masalah mental dan emosional yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan menyakiti diri sendiri. Pengaruh psikologis yang dimaksud, juga berakar pada tekanan yang dialami pelajar, seperti rasa takut, kecemasan, dan kesedihan.
Menanggapi tren berbahaya ini, Polres Malang bakal menggelar sosialisasi dan edukasi di berbagai sekolah di Kabupaten Malang untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah penyebaran fenomena barcode Korea ini di kalangan pelajar. Semua pihak diharapkan dapat bersama-sama berperan dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan mental generasi muda.
Katanya, jika tidak segera ditangani dengan serius, bisa menjadi permasalahan kesehatan mental yang lebih besar di kalangan pelajar. Ia menekankan pentingnya peran orang tua dan guru dalam mencegah serta menanggulangi fenomena ini. Ia juga mengajak orang tua dan wali murid untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya di rumah.
Taufik mengaku, belum ada temuan maupun laporan terkait fenomena barcode Korea ini. Dia berharap, bila ada kasus seperti itu, dapat diatasi dengan kerjasama antara polisi dan semua pihak, serta menciptakan lingkungan pendidikan yang aman serta mendukung pertumbuhan positif para generasi muda. (tyo/mar)