MALANG POSCO MEDIA, SURABAYA – Momen Piala Dunia U-17 di Indonesia telah berlangsung selama sepekan. Sepanjang itulah, panitia local (LOC) bekerja sama dengan Pemda setempat berusaha menyukseskan gelaran tersebut. Salah satunya dengan menyediakan kendaraan shuttle melalui sejumlah titik menuju stadion. Seperti di Surabaya terdapat enam titik shuttle menuju Gelora Bung Tomo Surabaya dan sebaliknya.
Terdapat enam titik penjemputan untuk shuttle bus untuk venue Surabaya ini. Selain di Terminal Intermoda Joyoboyo, ada pula di Balai Kota, Terminal Osowilangun, Ciputra World Mall, Terminal Benowo, dan PKB Tandes.
Armada yang diterjunkan mulai dari bus besar/ Suroboyo Bus, bus sekolah, TransJatim hingga mobil Wira-Wiri. Jumlahnya kini telah mencapai 160 armada, setelah ada evaluasi dari match pertama dan mact
Penonton yang ingin masuk bus harus menunjukkan tiket terlebih dahulu kepada petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang mendampingi tiap bus. Setelah bus terisi penuh sekitar 60 orang, bus langsung berangkat menuju Stadion GBT.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Malang Posco Media, dari Balaikota menuju GBT, membutuhkan waktu tempuh 39 menit. Sementara, bila berangkat dari Terminal Joyoboyo, waktu tempuh sekitar 43 menit. Dari Ciputra World selama 42 menit, kemudian dari Terminal Osowilangun sekitar 20 menit dan paling dekat dari Terminal Benowo membutuhkan waktu 7 menit. Sedangkan dari PKB Tandes sekitar 24 menit.
“Shuttle ini beroperasi selama ada pertandingan,” tutur salah satu volunteer Piala Dunia U-17 di Stadion GBT.
Untuk jam beroperasi, shuttle tersebut akan tersedia menuju stadion mulai pukul 12 siang sampai pukul 5 sore untuk keberangkatan. Sementara, untk kepulangan dimulai pukul 7 malam sampai 11 malam. Dari pantauan, sekitar 10 menit shuttle tersebut berangkat dan datang.
Sementara menurut salah satu penumpang asli Surabaya yang berangkat dari Terminal Joyoboyo, Freddy, keberadaan shuttle ini sangat membantu. Sebab, mereka bisa sampai di stadion lebih cepat ketimbang mengendarai kendaraan sendiri.
“Kalau bawa motor sendiri, parkiran juga dua kilometer lebih dari stadion. Lalu jalan kaki. Mendingan naik shuttle,” tutur dia.
Ia memang sempat mendengarkan adanya antrean ketika pulang di match pertama. Namun, itu tak menghalanginya untuk naik di match kedua lalu dan ketiga, Kamis (16/11) kemarin. “Informasinya armada terus ditambah. Apalagi hari ini kan semakin banyak yang mau nonton. Tapi seru, karena ini gaungnya Piala Dunia,” tandas dia.
Sementara itu, Marketing Commercial Piala Dunia U-17 Marsal Masita mengakui sangat berterima kasih karena pemerintah daerah membantu menyukseskan gelaran piala dunia usia dini tersebut. Bahkan, untuk dua stadion, yakni di Stadion Si Jalak Harupat Bandung dan Gelora Bung Tomo, butuh effort yang sangat tinggi agar animo penonton tetap terjaga.
“Kan ada dua stadion yang tidak di tengah kota. Tapi kami bersyukur Pemkot dan Pemkab membantu dengan adanya shuttle. Di hari-hari biasa gak mungkin mau ke GBT kalau gak ada bola. Beda dengan di Manahan Solo dan JIS. Bandung dan Surabaya harus ada effort untuk menarik suporter kesana. Tapi kini shuttle sudah disediakan Cuma ya butuh animo lebih banyak,” tambahnya. (ley)