MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Tidak hanya menjadi ruang “pamer” insan-insan kreatif di Kota Malang, Malang Creative Center (MCC) juga tengah menjadi supplier SDM berkualitas ke berbagai negara asing. Ini disampaikan salah satu inisiator MCC, Vicky Arief, Sabtu (17/11) dalam diskusi Ekonomi Kreatif bersama PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kota Malang di Hotel Aria Gajayana Malang.
Vicky menyebutkan belum lama ini MCC sudah mengirimkan 30 warga Kota Malang ke Jepang. Hal ini menjadikan kesempatan besar bagi muda-mudi Kota Malang yang ingin berkarir atau menimba ilmu di negara lain. “Karena kita sempat riset, kebutuhan SDM di bidang startup memang sedang banyak dibutuhkan. Setelah diinkubasi di MCC, ada sekitar 30 orang kita berangkatkan ke Jepang belum lama ini karena mereka (Jepang) butuh,” papar Vicky.
Menurutnya kesempatan tersebut membuka lebih banyak peluang-peluang kerja warga Kota Malang lebih besar. Karena skill ekonomi kreatif menjadi kebutuhan industri saat ini di berbagai negara.
Pendiri Malang Creative Fusion (MCF) ini juga menyampaikan MCC kini juga tengah berafiliasi dengan Inggris dan Singapura. Maka jejaring yang dibangun untuk bisa menyalurkan kebutuhan SDM Koat Malang dengan luar negeri semakin terbuka lebar.
“Di Singapura itu mereka butuh startup tapi kekurangan manusia kreatifnya. Kita punya MCC, Kota Malang gudangnya anak-anak startup maka ini kami jembatani,” tegas Vicky.
Dikatakannya, dalam kurun waktu 11 bulan terakhir, MCC tercatat sudah menyelenggarakan sebanyak 2.230 event, menampung sebanyak 1.933 pelaku ekonomi kreatif dan 180 kolaborator. Total penerima manfaat (dari kegiatan pelatihan, pameran, dan lainnya) sudah sebanyak 191.598 penerima manfaat.
Pengembangan sistem kolaborasi events di MCC juga dibangun secara profesional. Karena, tambah Vicky, MCC sudah mempekerjakan sebanyak 42 tim profesional. “Kita meng hire 42 profesional team. Ini yang membedakan kita dengan yang lain (dengan wadah ekraf lainnya,red),” tegas Vicky.
Upaya-upaya ini ditingkatkan dan dikembangkan, agar MCC juga bisa secara mandiri menopang kebutuhan operasionalnya. Dan tidak hanya menunggu kucuran APBD Kota Malang lagi. (ica/udi)
