MALANG POSCO MEDIA, SOLO – Seiring dengan semakin banyaknya berita hoaks jelang Pemilu 2024, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) kembali menggelar pelatihan cek fakta di The Alana Hotel Solo, 19-21 November. Diikuti 30 orang perwakilan media anggota AMSI wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta, pelatihan cek fakta mengusung tema ‘Melawan Disinformasi dan Misinformasi Jelang Pemilu 2024’.
Pelatihan ini bukan yang pertama, menyusul AMSI sudah empat kali menggelar pelatihan serupa. Sebelum di Solo, sudah digelar di empat kota lainnya. Pelatihan cek fakta ini merupakan hasil kerjasama AMSI dengan Aliasi Jurnalis Independen (AJI) dan Google News Initiative.
“Cek fakta program AMSI ini digelar di lima wilayah, 31 Oktober di Jakarta, 7 November di Padang, 14 November di Makassar dan di Denpasar, dan hari ini di Solo, 19 sampai 21 November,” ungkap Arif Hakim, pengurus pusat AMSI dalam sambutannya sebelum pelatihan dimulai.
“Setelah pelatihan ini, peserta diharapkan bisa memproduksi konten cek fakta berkualitas, jurnalis yang menerapkan cek fakta jumlahnya bertambah dan media yang berkualitas dengan cek fakta juga bertambah,” lanjutnya.
Hadir dalam pembukaan pelatihan ini Koordinator AMSI wilayah Jatim, Jateng dan DIY, Arief Rahman. Dalam sambutannya, pria yang masih merangkap sebagai Ketua AMSI Jatim ini mengapresiasi langkah AMSI yang bekerjasama dengan Google dan AJI dalam gerakan cek fakta.
“Tidak banyak organisasi media yang melakukan seperti ini, AMSI telah mempelopori cek fakta, ini adalah program andalan yang berkolaborasi dengan stake holder. Intinya cek fakta ini juga untuk news literasi dan literasi digital kepada Masyarakat,” teran Arief Rahman.
“AMSI menonjol karena punya program yang memang diharapkan masyarakat, saat sekarang ini banjir informasi. Program ini juga merupakan komitmen untuk menjaga NKRI dari potensi keterbelahan dan kehancuran. Kita berharap masyarakat jadi lebih terdidik, tidak mudah terpolarisasi yang bisa memecah belah,” lanjutnya.
Pada hari pertama ini ada tiga sesi materi yang disampaikan dalam pelatihan cek fakta. Sesi pertama tentang menelusuri konten asli yaitu analisis sumber dan teknik pencarian google. Sesi kedua tentang verifikasi lokasi dan verifikasi waktu dan sesi ketiga audit media sosial.
“Hoax itu terjadi karena diinformasi dan misinformasi. Disinformasi adalah informasi yang disebarkan salah dan orang yang menyebarkan itu mengetahui informasinya salah, jadi dilakukan secara sengaja.
Misinformasi adalah informasi yang disebar salah, tapi orang yang membagikan tidak tahu itu salah,” terang Tri Suharman, Produser News Metro TV yang menjadi pemateri pertama dalam pelatihan cek fakta di Solo. (bua)