Catatan Akhir Tahun 2023 Pemkot Malang
2024 Target Prevelansi di Bawah 5 Persen
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Penanganan kasus stunting di Kota Malang kini lebih diarahkan pada program antisipatif. Sambil melakukan tindakan penanganan kasus yang sudah ada. Langkah pencegahan semakin dilakukan secara masif. Angka stunting di Kota Malang pun mulai turun.
Angka prevalensi stunting di Kota Malang kini mencapai 8,9 persen. Angka ini sudah menurun dibanding pada bulan timbang sebelumnya yakni 9,08 persen. KSngka stunting di provinsi berkisar 13 persen. Pj Wali Kota Malang Dr. Ir Wahyu Hidayat, MM menegaskan, angka stuntin harus ditekankan pada tindak pencegahan dengan melibatkan masyarakat.
“Contohnya memberi pemahaman jika stunting lebih baik dicegah di awal. Warga harus tahu bagaiamana caranya anak tidak stunting sejak dini. Kami fasilitasi dengan menggemakan gemar makan ikan misalnya,” papar Wahyu.
Tidak hanya disosialisasikan, Pemkot Malang juga memfasilitasi. Salah satunya dilakukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Sudah diinstruksi untuk memberi warga benih ikan diperbanyak dan dilakukan dengan menarget wilayah-wilayah yang memiliki kasus stunting.
Belum lama ini, Wahyu mengecek langsung Balai Benih Ikan yang ada di Kelurahan Tlogowaru. Di sana menginstruksikan agar benih ikan seperti nila, diberikan pada warga hingga kelompok-kelompok tani Kota Malang.
“Selain mereka bisa mandiri membudidayakan ikan, warga juga tahu nutrisi ikan. Terbiasa makan ikan dan seterusnya bisa mengurangi risiko kasus stunting,” jelas Wahyu.
Tidak hanya itu, gerakan seperti Sanitasi Berbasis Masyarakat untuk meningkatkan pola hidup bersih masyarakat juga melibatkan langsung masyarakat. Sebanyak 3 kelurahan telah memenuhi indikator-indikator sanitasi berbasis masyarakat yang baik. Yakni Kelurahan Arjowinangun, Lesanpuro dan Balearjosari di 2023 ini.
Diharapkan dengan sistem sanitasi yang baik ini, pola hidup masyarakat lebih bersih dan sehat. Kemudian bisa menekan gangguan kesehatan akibat lingkungan tidak bersih.
“Tentu ini semua juga dilakukan secara sistematis. Dari kami seperti Diskopindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan) selalu bekerjasama dengan Perumda Tugu Aneka Usaha dan Bulog. Kami rutin lakukan pasar-pasar murah. Bantuan pangan untuk keluarga rawan stunting, TP PKK kami kerahkan juga,” tegas Wahyu.
Ditambahaknnya, penanganan kasus stunting harus dilakukan melibatkan seluruh stakeholder yang ada. Pendataan yang menyeluruh juga diinstruksikannya agar bantuan penanganan bisa tepat sasaran. Ke depan penanganan stunting akan lebih ketat dan diintegrasikan pada seluruh perangkat daerah Kota Malang.
“Agar lebih baik semua terlibat dalam menekan angka stunting. Target nya di 2024 angka prevelansi stunting bisa dibawah 5 persen. Pasti bisa,” pungkas Wahyu. (ica/aim)