Oleh: Fitria Dhenok Palupi, S.S.T., M.Gz dan Indri Hapsari, S.TP., MTP
Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Malang
Diabetes mellitus tipe 2 adalah suatu gangguan metabolik yang dicirikan oleh peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh gangguan fungsi insulin atau penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi diabetes mellitus mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013. Provinsi Jawa Timur menempati peringkat kelima dengan prevalensi sebesar 2,6%.
Faktor asupan makanan memiliki peran penting dalam perkembangan diabetes mellitus. Salah satu strategi pengelolaan DM melalui pengaturan pola makan untuk menghindari peningkatan secara cepat kadar glukosa darah. Pilihan makanan rendah indeks glikemik, tinggi serat, dan mengandung pati resisten menjadi penting dalam upaya ini, dan pisang kepok (Musa paradisiaca) dari Indonesia berpotensi dikembangkan untuk hal tersebut.
Pisang, sebagai buah unggulan Indonesia, khususnya pisang kepok banyak dihasilkan di kota Malang. Pisang merupakan sumber pangan untuk mengontrol glikemik pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Kontrol glikemik dari pisang kepok karena kandungan serat yaitu pati resisten (27,7%) dan inulin (1%). Serat pada pisang kepok terbukti memiliki dampak positif dalam beberapa penelitian. Diet yang kaya serat membentuk kompleks karbohidrat dan serat, mengurangi laju pencernaan karbohidrat, dan mencegah kenaikan glukosa darah. Serat juga memperlambat pencernaan pati dan menurunkan respons glukosa.
Konsumsi makanan tinggi pati resisten menghasilkan efek hipoglikemik melalui mekanisme menurunnya glukosa darah puasa, mengurangi sekresi insulin, dan meningkatkan sensitivitas insulin. Efek hipoglikemik dari pisang kepok karena peran pati resisten sebagai prebiotik, yang tidak dicerna oleh enzim amilase tetapi difermentasi oleh mikrobiota di usus besar, menghasilkan short chain fatty acid (SCFA) seperti butirat. SCFA dapat merangsang sel L untuk mengeluarkan hormon inkretin, khususnya glucagon like peptide 1, yang membantu mengatur glukosa darah dan meningkatkan sekresi insulin. Keberadaan inulin menyebabkan penurunan secara signifikan kadar gula darah puasa, kolesterol total, trigliserida, LDL serta peningkatan HDL.
Pisang kepok mengandung senyawa flavonoid dan karotenoid. Flavonoid berperan meningkatan sensitifitas insulin dengan cara membersihkan jalur sinyal insulin. Flavonoid juga dapat menurunkan konsentrasi kolesterol dalam darah. Karotenoid pada pisang kepok, terutama pisang kepok kuning, adalah β karoten (2,4 mg/100g). β karoten merupakan antioksidan yang berperan untuk memodulasi metabolisme lipid dan karbohidrat, sehingga aktivitas sel β-pankreas menjadi lebih baik dalam mencegah hiperglikemia. Adanya regulasi sel β-pankreas, menjadi stimulus untuk sekresi insulin dan pengaturan metabolisme lemak, menyebabkan kondisi stres oksidatif dan inflamasi berkurang sehingga akan mengurangi komplikasi diabetes melitus.
Salah satu cara pengolahan pisang kepok untuk meningkatkan nilai ekonomi dan nilai gizi serta memperpanjang umur simpan adalah diolah menjadi tepung. Kandungan energi tepung pisang kepok per 100 gram adalah 391 kal; karbohidrat 95 gram; lemak 0,47 gram; dan protein 2,23 gram. Tepung dapat diolah menjadi aneka kudapan sehat untuk penderita diabetes melitus seperti puding, es krim, bolu, roti dan lain sebagainya. Salah satu pengembangan tepung pisang kepok oleh Palupi (2021) adalah dalam bentuk cookies dengan campuran tepung kecambah kedelai dan kelor. Cookies tersebut diformulasikan sesuai dengan syarat diet diabetes melitus tipe 2 dan memiliki sifat fungsional antidiabetes sehingga dapat menjadi alternatif kudapan sehat untuk penderita diabetes melitus tipe 2.
Tingkat kematangan pada pisang kepok akan mempengaruhi nilai indeks glikemik pada buah tersebut. Perlu diketahui bahwa diabetes melitus direkomendasikan untuk memilih makanan dengan indeks glikemik rendah (<55). Indeks glikemik adalah ukuran kenaikan kadar gula darah setelah mengonsumsi suatu makanan tertentu. Skor IG yang rendah artinya makanan tersebut tidak akan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Pisang yang sudah matang memiliki nilai IG sebesar 51 sedangkan pisang yang masih mengkal memiliki IG 42.
Oleh sebab itu, penderita diabetes melitus dianjurkan untuk mengkonsumsi pisang yang belum terlalu matang. Tips untuk konsumsi pisang bagi penderita diabetes melitus adalah konsumsi pisang yang masih mengkal dan hindari memilih pisang yang terlalu matang. Hindari minum milkshake atau smoothie pisang karena ada penambahan gula murni dalam minuman tersebut.
Makan pisang bersamaan dengan sumber protein dan lemak untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah. Hindari makan pisang segera setelah makan. Nikmatilah sebagai camilan atau kudapan diantara waktu makan. (*)