MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) kembali mengukuhkan dua Guru Besar. Mereka adalah Prof. Dr. Dyah Werdiningsih, M.Pd Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Prof. Dr. Ir. Mahayu Woro Lestari, MP Bidang Ilmu Hortikultura Fakultas Pertanian. Keduanya dikukuhkan oleh Rektor Unisma, Prof. Dr. Maskuri, M.Si, Rabu (20/12) di Gedung Pascasarjana.
Dalam sambutanya, Prof. Maskuri menyampaikan, Unisma selalu mendapatkan kenikmatan dari Allah SWT, tentu tidak terlepas dari kerjasama kita bersama, baik persoalan akademi, manajemen, keuangan, SDM, Kemahasiswaan, akreditasi dan lainnya mengalami perkembangan yang sangat pesat.
“Ini semua berkat kebersamaan yang kita bangun. Tanpa kebersamaan, Unisma tidak akan melakukan lompatan-lompatan strategis untuk bersaing dengan universitas terkemuka pada tingkat Nasional,” ucap Prof. Maskuri
Dia juga mengajak para Guru Besar, para Pimpinan dan juga jajaran Yayasan untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar Unisma. Memasuki tahun 2023 Unisma mengusung tekad menjadi Entrepreneur University. Dari berbagai modal yang sudah dimiliki oleh Unisma adalah semakin bertambahnya Guru Besar dari tahun ke tahun.
“Dua Guru Besar yang dikukuhkan hari ini adalah orang-orang hebat. Saya tahu persis. Perjuangan keduanya di Unisma sangat luar biasa. Sehingga Unisma menjadi rujukan (role model) beberapa perguruan tinggi. Ini merupakan ikhtiar yang dilakukan oleh srikandi-srikandi yang dikukuhkan hari ini,” imbuhnya.
Dalam kesempatan wawancara kemarin, Prof Woro juga mengimbau kepada dosen-dosen muda Unisma untuk giat melakukan penelitian. Tidak lain untuk peningkatan karir melalui jenjang jabatan fungsional akademik. Hingga sampai pada jabatan Guru Besar. Dan yang utama meningkatkan performa institusi Unisma.
“Saya saja yang sudah tidak lagi muda punya semangat yang tinggi untuk berusaha naik jabatan akademik sampai guru besar. Apalagi dosen-dosen muda. Pasti bisa,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Prof. Dr. Dyah Werdiningsih, M.Pd. Menurutnya, setiap dosen punya kesempatan yang sama menjadi Guru Besar. Butuh ketekunan dan tanggung jawab yang besar. Terutama dalam menjalankan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sebagai insan perguruan tinggi hendaknya mengerjakan tanggung jawab semaksimal mungkin. Salah satunya tugas penelitian.
Dari hasil penelitian dan publikasi akan berimplikasi pada kemajuan institusi kampus.
“Jabatan Guru Besar ini hasil dari ketekunan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas Tridharma Perguruan Tinggi. Semua dosen punya kesempatan yang sama,” katanya. (hud/imm)