MALANG POSCO MEDIA – Jalan macet, termasuk di Kepuharjo Karangpoloso (Karlos) Kabupaten Malang merugikan wisatawan. Begitu juga akses menuju Kota Batu kerap dikeluhkan. Pelaku usaha wisata berharap pemda serius atasi masalah ini.
Seperti yang sedang jadi sorotan di Kepuharjo Karlos.
Meski dinilai tak signifikan, namun tetap dikeluhkan lantaran kerap membuat pengunjung mengurungkan niat berwisata ke sekitar Karangploso.
Wisatawan yang menuju Marisukakoi Desa Ngijo Karangploso kerap mengeluh. Kemacetan menjadi masalah bagi calon pengunjung di waktu akhir pekan dan hari libur.
Marketing Marisukakoi Yoeananto Ari Wijaya mengakui persoalan itu. “Kalau terkait kemacetan, pasti ada dampak. Terutama kalau macet sampai berhenti lama. Dari arah Karanglo biasanya akan kesulitan,” katanya.
Namun masalah itu dirasanya belum sampai berpengaruh signifikan. Sebab lokasi jalur masuk Marisukako mudah diakses jika dari arah Kota Batu. Pelanggan bisa langsung mampir berwisata kuliner dan bermain ikan koi. “Kalau arah sebaliknya bisa mengurungkan niat. Tapi persentase dampaknya tak besar,” tutur Ari, sapaannya.
Ari mengakui bahwa sebenarnya akses jalan di wilayah seperti Kepuharjo memang tidaklah besar. Sehingga arus kendaraan otomatis terbatas. Jalan yang tidak terlalu lebar tak sebanding dengan peningkatan volume kendaraan setiap momen libur.
“Mungkin karena jalannya memang terbatas, kurang lebar. Yang kedua harusnya untuk ke arah batu ada tol langsung untuk menghindari kemacetan. Karena dengan jalan lebar pun, kalau volume kendaraan meningkat juga sulit, banyak orang yang keluar masuk jalan dari sekitar pemukiman,” imbuhnya.
Kepala Desa Ngijo Mahdi Maulana menyampaikan bahwa wisata desa tak mengalami dampak kemacetan. Sebaliknya, jika terjadi masalah tersebut, harusnya potensi wisata di desa dapat menjadi alternatif kunjungan dari berbagai daerah lain. Hal itu jika mampu terkelola baik dan dipromosikan secara luas.
“Kalau dampak pasti ada, tetapi bagi wisata desa ada atau tidak ada kemacetan belum seberapa berpengaruh. Harusnya dengan potensi desa dan potensi wisatanya mampu menangkap itu sebagai peluang menyediakan alternatif,” kata Mahdi kepada Malang Posco Media.
Di luar dampak kemacetan sendiri, kata Mahdi, desa belum bisa berbicara banyak terkait akses wisata. Ia berharap, pengaruh aktivitas wisata yang meningkat juga dirasakan desa-desa di sepanjang Jalur Karangploso.
“Jadi juga ada dampak positif. Dalam hal wisata pengembangannya belum maksimal. Delapan bulan lalu sudah dibahas bersama Pemkab Malang untuk datangkan investor, tapi belum ada tindak lanjut,” tambahnya.
Sementara itu terkait titik kemacetan di Kota Batu, PHRI Kota Batu berharap adanya pelebaran Jalan Ir Soekarno. Pasalnya jalan utama menuju Kota Batu kerap mengalami kemacetan ketika akhir pekan atau libur panjang.
“Kalau menurut kami arus lalin yang kerap terjadi kemacetan adalah Jalan Ir Soekarno. Sehingga kami berharap pelebaran Jalan Ir Soekarno bisa segera dikerjakan oleh pemerintah,” kata Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi SE.
Sedangkan untuk jalur lainya yakni, Jalan Semeru juga kerap menjadi titik kemacetan pusat kota ketika akhir pekan. Namun dengan dilakukan pelebaran Jalan Semeru yang sudah tuntas serta perbaikan bahu jalan di Jurang Susuh sudah selesai maka dipastikan lalu lintas tidak akan macet.
Terkait kemacetan di pertigaan Kepuharjo, Karangploso, Kabupaten Malang, Sujud enggan memberikan tanggapan. Pasalnya wilayah tersebut kewenangan di Pemkab Malang.
Menyikapi titik macet di Kota Batu, DPUPR Kota Batu telah mengusulkan pelebaran jalan di lokasi langganan macet hingga usulan pembangunan fly over ke Kementerian PUPR. Untuk pelebaran jalan yakni Jalan Ir. Soekarno sebenarnya sudah masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN).
“Untuk mengurai masalah kemacetan kami telah sampaikan ke Kementerian PUPR saat meresmikan Pasar Induk Kota Batu pekan lalu. Kami telah usulkan dan sampaikan terkait pelebaran Jalan Ir Soekarno dan pembangunan Fly Over Jurang Susu,” ungkap Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat.
Ia menerangkan untuk kebutuhan pelebaran Jalan Ir. Soekarno dari perencanaan membutuhkan anggaran sekitar Rp 120 miliar. Pihaknya berharap pembangunan Ir. Soekarno bisa menjadi prioritas dan menggunakan APBN.
“Rencana sekitar Rp 120 miliar. Itu usulan kami. Nantinya apakah dikerjakan menggunakan APBD Provinsi atau APBN kami menerima. Yang penting warga Kota Batu bisa menerima manfaatnya,” terangnya.
Sedangkan Fly Over di Jurang Susuh Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji Kota Batu juga telah disampaikan ke Kementerian PUPR.
“Usulan pembangunan fly over sangat penting karena jalur tersebut sangat curam dan sering terjadi kecelakaan. Ini bagian ikhtiar kami ke pusat. Kalau bisa di acc (dana APBN.red) akan sangat mendukung kesejahteraan dan perekonomian masyarakat Kota Batu,” pungkas Ketua PPI Kota Batu ini. (tyo/eri/van)