MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menjadi kuliner yang ikonik dengan Malang, Bakso menjadi makanan khas yang disukai berbagai kalangan usia. Dari anak-anak hingga orang dewasa menyukai makanan yang berbahan dasar tepung dan daging ini.
Bahkan sekarang semakin berkembang, jika dulu bakso di jual oleh pedagang dengan gerobak, kini banyak yang bertransformasi, ada bakso bakar, bakso dengan berbagai isian yang bermacam-macam hingga bakso frozen.
Berawal dari suka makan bakso, dua bersaudara asal Malang ini berhasil membangun bisnis pada olahan bakso frozen dengan brand Bakso Sritikah. Dwi Rizky sebagai CEO Co Founder bersama dengan saudaranya, Eko Susanto membangun usaha bakso tersebut benar-benar dari nol.
“Kami memang suka makan bakso dari dulu, hampir setiap minggu pasti makan bakso. Dari Sana kami coba untuk buat usaha, tahun 2017 awalnya itu di bisnis adonan bakso. Terus kami juga sempat menjualkan bakso produksi orang lain, itu bakso yang menurut kami enak, terus bawa ke kota. Tapi ternyata kurang diminati,” ucapnya.
Ia mendapatkan ide untuk mengemas bakso dalam bentuk kemasan yang simpel dan mudah untuk dihidangkan. Sehingga di tahun 2020 ia membuat bakso sritikah, bakso frozen khas Malang dengan bentuk kemasan yang simpel.
“Nama Sritikah sendiri kami ambil dari nama mertua Mas Eko dan ibu kami, Sri dan Tika, kemudian kami gabungkan menjadi Sritikah. Dengan harapan bisa mendapatkan barokah, ridho dan restu dari orang tua kami. Selain itu nama Sri juga nama dari salah satu nenek kami” jelasnya.
Bakso frozen diluar sana mungkin banyak, namun yang membawa keotentikan Bakso Khas Malang menurut Rizki hanya di Bakso Sritikah. Itu juga yang menjadi kelebihannya dibandingkan dengan bakso-bakso frozen lainnya. Bahkan rasanya yang otentik tersebut, membuat bakso satu ini diminati sampai pasar Internasional.
“Bakso kami ini sekarang sudah di ekspor ke Hongkong. Awalnya dulu ada konsumen asal Indonesia yang bekerja di Hongkong. Kemudian memesan bakso frozen kami. Ternyata di sana mendapatkan sambutan yang baik, karena cita rasanya yang khas. Sehingga sampai sekarang kami rutin mengirimkan k esana, ada yang seminggu sekali ada yang beberapa bulan sekali,” ungkapnya.
Trial and Error untuk mendapatkan resep bakso yang memang menjaga kekhasan dari Malang sendiri sudah dilakukan berkali-kali. Hingga menghasilkan bakso Malang Sritikah yang dalam setiap kemasannya terdiri dari bakso kasar, bakso halus, tahu dan juga siomay.Dalam setiap pack sudah dilengkapi dengan saus, sambal, kecap, bumbu instan dan juga bawang goreng dengan harga Rp 30 ribu per packnya.
“Sebenarnya permintaan kami banyak, tapi produk kami ini perlu perlakuan khusus. Untuk saat ini kami terkendala didistribusi, karena produk kami ini frozen, sehingga kalau pengiriman di beberapa daerah di Indonesia ini agak sedikit terhambat jika dijual secara retail. Untuk suhu ruang bakso kami ini bisa bertahan 24 jam, kalau di pendingin bisa beberapa hari. Berbeda jika di frozen bisa sampai satu tahun,” jelasnya.
Selain bakso frozen kemasan, Bakso Sritikah juga memiliki outlet yang menjual bakso yang bisa dinikmati secara langsung ditempat. Untuk Bakso Sritikah ini berlokasi di Temas, Kota Batu.
“Sementara ini untuk pemesanan hanya melalui online, di Instagram kami dan juga Tokopedia. Namun ke depannya kami akan tersedia di beberapa toko frozen di beberapa daerah. Insya Allah tahun depan, produk kami ada di Aeon Jakarta,” tandasnya. (adm/aim)