MALANG POSCO MEDIA- Namanya Café Terapi Kedai 43 Tegalgondo. Ini bukan kafe biasa. Kafe yang viral ini tempat penyembuhan kesehatan. Terutama keluhan nyeri akibat saraf kejepit maupun stroke.
Letaknya di Perumahan IKIP Tegalgondo Asri Blok 3i Tegalgondo Karangploso Kabupaten Malang.Kafe ini bukan tempat spesifik mencari makanan, bukan juga untuk hangout bersama pasangan atau berkuliner ria.
Mereka yang datang ke kafe ini untuk berobat.
Pendirinya adalah Kol (Purn) Totok Widinarto SKM. Dia mengelola kafe tersebut bersama sang adik ipar, Sandi Priyono.
“Ini memang bukan kafe biasa. Di sini kami membuka layanan pengobatan alternatif dengan metode kolaborasi antara akupresur dan hipnoterapi,’’ kata Totok.
Metode pengobatan yang dilakukan nyata. Tidak berkaitan dengan gaib. “Ini yang harus diluruskan. Terapi kami namanya Complementary Atlernative Medicine (CAM). Artinya menjadi pendamping pengobatan medis,” jelasnya.
“Sakit karena bakteri atau virus disembuhkan oleh pengobatan medis, nyeri atau efek dari sakit yang diterima itu kami yang menangani,’’ sambung Totok.
Dia mencontohkan stroke. Untuk penyumbatan darah di jelaskan Totok disembuhkan secara pengobatan medis. Tapi efek dari stroke seperti tangan atau kaki yang masih sulit bergerak, bibir perot atau lainnya itulah yang dapat ditangani.
“Jadi kalau orang pingsan akibat stroke datang ke sini tentu langsung kami tolak. Karena memang bukan bidang kami. Tapi saat dokter menyatakan sembuh tidak ada sumbatan dalam darah, tapi masih ada efeknya, barulah kami yang tangani,’’ terang mantan Kepala Instalasi Rawat Inap RST dr Soepraoen ini.
Begitu juga tumor atau kanker. Dikatakan pria yang terakhir bertugas sebagai Pamen RSPAD Gatot Soebroto Jakarta ini, untuk tindakan operasinya dilakukan oleh medis. “Saat proses penyembuhan jika masih ada rasa nyeri dirasakan pasien maka rasa nyeri inilah yang bisa kami obati. Dengan metode itu tadi, akupresur dan hipnoterapi,’’ kata Totok.
Dia mengatakan akupresur yaitu memijit titik-titik akupuntur. Tujuannya untuk relaksasi otot, membetulkan saraf yang terjepit, mengaktifkan saraf yang kurang aktif, dan memperlancar peredaran darah.
Sedangkan hipnoterapi dikatakan pria berusia 59 tahun ini dilakukan untuk pemberdayaan pikiran bawah sadar.
“Alhamdulillah. Hampir semua pasien yang ke sini diberi kesembuhan. Banyak pasien yang awalnya datang dengan memakai alat bantu atau tongkat, saat pulang sudah lupa tongkatnya,’’ tambah Totok tersenyum.
Hal itulah yang kemudian membuat Cafe Terapi Kedai 43 Tegalgondo ini dikenal. Kolaborasi pengobatan ini viral di media sosial. Totok pun bersyukur.
Sebab dia sama sekali tidak menyangka jika pengobatan alternatif yang dikelolanya itu bakal terkenal.
“Pasien kami tidak hanya dari Malang. Banyak dari luar kota, Surabaya, Sidoarjo, Banyuwangi, Probolinggo, bahkan juga ada yang dari Jakarta,’’ tambah bapak satu anak ini.
Kendati demikian, Totok mengatakan tidak silau dengan jumlah pasien yang banyak itu. Dia tetap memiliki jam kerja untuk praktik pengobatan alternatifnya. Yaitu Selasa-Jumat pukul 08.00 WIB – 20.00 WIB. Sedangkan Sabtu kafe ini buka pukul 08.00 WIB – 15.00 WIB. Khusus Minggu dan Senin libur. Jika banyak pasien, pelayanan dimulai pukul 07.00 WIB.
“Selasa-Jumat pasien yang kami tangani rata-rata 30 orang. Tapi mereka tidak bisa langsung datang atau daftar on the spot,’’ kata Totok.
Alasan tidak menerima pendaftaran di lokasi karena jumlah pasien yang membeludak. “Pendaftaran secara online. Untuk penanganannya kami menyesuaikan dengan jadwal yang ada,’’ urainya.
Untuk diketahui pasien atau keluarga pasien mendaftar secara online. Yaitu melalui Google Form atau WhatsApp (WA) ke nomor 081230285620. “WA yang dikirim pasien atau keluarga pasien akan kami balas setelah praktik selesai. Kami akan menanyakan juga keluhannya, sebelum menentukan jadwal penanganan,’’ ungkapnya.
Totok mendirikan Cafe Terapi Kedai 43 Tegalgondo ini tak lain untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Purnawirawan TNI AD ini ingin
mengabdikan dirinya kepada masyarakat di bidang kesehatan. Itu sebabnya, begitu pensiun tahun 2022 lalu, dia langsung langsung mewujudkan keinginannya itu.
Tepatnya September 2022 lalu, Totok dan Sandi mendirikan kafe terapi tersebut. “Jadi konsep awalnya tempat terapi dan tempat makan. Maksudnya orang terapi ini kan butuh asupan makanan. Jadi sekalian,’’ ungkapnya.
Tempatnya pun dikonsep semi out door. Area utama hanya ditutup dengan atap transparan. Di sisi kanan dan kirinya dibatasi dengan kawat dan dedaunan yang merambat. Kesan asri dan sejuk dan terasa di kafe ini.
Seperti tempat terapi pada umumnya. Tempat pengobatan alternatif ini awalnya sepi. Totok pun menggunakan media mainstream untuk mempromosikan tempat usahanya. Dari promosi itu satu per satu pasien datang untuk berobat.
“Tahun 2015 lalu saya pernah membuka praktik seperti ini di rumah. Tapi tutup. Kembali buka sekarang. Kami berharap apa yang kami lakukan ini memberikan manfaat kepada masayarak. Kami puas jika pasien yang datang sembuh,” urainya.
Untuk biaya? Totok mengatakan tidak pernah mematok harga kepada pasien alias sukarela.
“Kami ini membantu saja. Kesembuhannya ada pada diri masing-masing pasien. Jadi kami tidak mematok harga. Berapapun yang diberikan kami terima dengan ikhlas,’’ pungkasnya. (ira ravika/van)