Parkir Elektronik Pasar Induk Among Tani
MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu akan menerapkan parkir elektronik bagi pengunjung yang akan berbelanja di Pasar Induk Among Tani. Selasa (23/1) kemarin, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu melaksanakan uji coba penggunaan gate parkir sistem elektronik. Masa percobaan ini berlangsung hingga Minggu (28/1) mendatang.
Kepala Diskoperindag Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan selama masa percobaan parkir elektronik di Pasar Induk Among Tani diberlakukan secara gratis bagi pengunjung. Hal ini guna membiasakan pengunjung bila memasuki pasar agar menggunakan parkir elektronik.
“Nanti untuk pelaksanaan penarikan parkirnya dimulai dari Senin (29/1). Untuk sepeda motor diberlakukan Rp 2 ribu, mobil Rp 3 ribu. Sedangkan bus dan truk Rp 4 ribu,” beber Aries. Bagi pedagang Pasar Induk Among Tani, sambung Aries, nantinya akan cukup membayar parkir elektronik sekali saja. Bila ingin keluar masuk pasar, pedagang akan diminta kartu tanda pedagangnya.
Sementara itu, bagi kendaraan umum yang parkir lebih dari tiga jam akan dikenakan penambahan Rp 1000 per jam. Hal ini akan terpantau di sistem pintu keluar. Pemasangan gate parkir, disebut Aries guna mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dari parkir Pasar Induk Among Tani. “Target dalam satu tahun ini retribusi parkir Rp 2,2 miliar khusus parkir,” imbuhnya.
Pedagang di Pasar Induk Among Tani disebut Aries total seluruhnya sebanyak 3.300 pedagang. Rata-rata mereka menggunakan kendaraan. Sementara itu, Kepala UPT Pasar Induk Among Tani Diskoperindag Kota Batu, Agus Suyadi mengatakan bila pengunjung pasar disebutnya masih kebingungan memasuki pasar menggunakan parkir elektronik. Karena itu, selama percobaan akan terus dilakukan evaluasi.
“Kendaraan juga nanti harus terpantau plat dan pengguna kendarannya,” kata Agus. Ia menambahkan terdapat sedikitnya 15 petugas yang akan berjaga di setiap gate. Baik itu di dua pintu masuk dan di dua pintu keluar pasar. Seluruh petugas ini juga akan dilakukan uji coba untuk melihat kebutuhan selama 24 jam. “Ini proses percobaan dulu sampai pengunjung terbiasa dan kami akan evaluasi apa-apa yang menjadi kendala,” tandasnya. (den/eri)