MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sebanyak 15 mahasiswa asing dari 11 negara antara lain Korea Selatan, Jepang, China, Inggris, Yaman, Nigeria, Gambia, Pakistan, Mesir, Tanzania, dan Afghanistan mengajar di SDN Lowokwaru 4 Kota Malang. Kegiatan ini merupakan program kegiatan kelas Imersi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Universitas Brawijaya (BIPA UB). Digelar selama dua minggu hingga akhir pekan lalu.
Pada tahun akademik 2023/2024 ini, program BIPA UB mendapatkan mandat untuk mengelola beberapa program. Diantaranya, program Darmasiswa Republik Indonesia (DRI), program Kemitraan Negara Berkembang (KNB), dan Program Kerjasama. Salah satu program BIPA UB adalah Immersion Program atau program kelas imersi.
Program ini merupakan penerapan dalam bentuk praktik dari hasil teori yang sudah didapatkan mahasiswa asing BIPA di dalam kelas. Bentuk kegiatan itu melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar dengan tujuan untuk saling berbagi pengetahuan tentang negara sahabat kepada murid-murid sekolah dasar.
Salah satu mahasiswa BIPA asal Jepang, Toranosuke Nakazawa mengatakan, baginya kegiatan imersi ini penting. “Saya merasa dengan kegiatan ini bagus sekali. Sebab, dengan kegiatan ini saya bisa berbagi pengetahuan tentang negara dan budaya saya sekaligus bisa mempraktikkan Bahasa Indonesia yang sudah saya dapat di kelas,” tutur mahasiswa asal Wako University, Jepang.
Hal senada juga diungkapkan mahasiswa BIPA asal China, Li Landi. Ia merasa sangat senang dengan adanya kelas imersi ini. Menurutnya kelas ini bisa menjadi ajang untuk belajar bahasa langsung kepada masyarakat. Selain itu juga bisa menjadi sarana untuk mengenalkan budaya negaranya agar diketahui siswa di Indonesia.
“Senang rasanya dengan kegiatan ini. Saya bisa belajar langsung pada masyarakat di Indonesia. Saya juga bisa berbagi pengetahuan tentang negara saya pada siswa di Indonesia sehingga semakin dikenal oleh siswa Indonesia,” ungkap mahasiswa asal Tianjin University of Foreign Studies, China.
Ketua pelaksana program imersi Fredy Nugroho, M.Hum menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu program penguatan BIPA. Mahasiswa asing yang belajar BIPA di UB tidak hanya sekedar belajar di kelas. Namun, program ini sebagai wujud penguatan materi sekaligus pengalaman lapangan agar mahasiswa bisa secara langsung berinteraksi dengan masyarakat asli.
“Kegiatan imersi merupakan bentuk support sebagai penguat pembelajaran BIPA. Belajar bukan hanya di kelas, namun dengan program ini mahasiswa juga dapat mempraktikkan secara langsung hasil belajar di kelas kepada masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa dengan adanya program imersi ini diharapkan mahasiswa BIPA UB semakin terpacu untuk belajar bahasa Indonesia dengan baik serta dapat berbagi pengetahuan tentang negaranya masing-masing dengan siswa-siswi sekolah dasar di kota Malang. “Selain itu, ke depan, mahasiswa BIPA UB juga diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung untuk terus menjaga persahabatan antara Indonesia dan negara lain,” pungkasnya. (imm)