Pembukaan Dies Natalis ke-43 Universitas Islam Malang (UNISMA)
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dies Natalis ke-43 Universitas Islam Malang (Unisma) menjadi momentum menguatkan kembali komitmen kampus ini menjadi entrepreneur university. Sesuai dengan milestone yang ditetapkan.
Sabtu (3/2) kemarin, Rektor Unisma Prof. Dr. Maskuri, M.Si menegaskkan hal tersebut. Tema dies natalis ke-43 Unisma tahun ini, mengukuhkan pengabdian untuk negeri dengan spirit entrepreneurial universitas menuju world class university.
Rektor menyampaikan, bahwa tema tersebut sesuai dengan milestone Unisma saat ini. Maka setiap langkah dan gerak seluruh civitas akademika, tidak lain untuk kemajuan dan suksesnya Unisma. Untuk mencapai tujuan besar itu, dibutuhkan kebersamaan dan kolaborasi oleh seluruh komponen universitas.
Mulai dari yayasan, rektorat, dekan, prodi, dosen, karyawan dan mahasiswa. “Semua harus bergerak. Tidak boleh diam dan berpangku tangan. Semua harus bisa memposisikan diri sebagai entrepreneur yang andal. Yang mampu melakukan sebuah inovasi.
Sebagai bentuk bertanggung terhadap milestone ini,” tegasnya.
Maka dari itu, kata Prof Maskuri, seluruh civitas akademika harus mampu mengubah mindset. Mengubah cultureset. Sehingga Entrepreneur University bukan hanya slogan. Tetapi betul-betul diimplementasikan dengan baik.
“Dengan perubahan mindset itu maka akan menghasilkan karya-karya besar. Karya yang lebih konkret untuk melanjutkan dan mencapai cita-cita besar menjadi entrepreneur university,” ungkapnya.
Dia menambahkan, perlu adanya imajinasi dan inspirasi baru dengan aksi nyata. Sehingga Unisma melangkah dengan perubahan dan kemajuan. Tidak stagnan dengan karya yang biasa-biasa saja.
Sebab kata, Prof Maskuri, pengembangan merupakan keniscayaan. Tidak bisa tidak. Kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak merupakan keharusan. Pemerintah, industri, media massa, masyarakat merupakan mitra yang harus digandeng untuk pengembangan institusi perguruan tinggi.
“Maka kita harus berusaha membangun mental pelajar, mental inovasi, mental perubahan untuk keluar dari zona nyaman. Dengan begitu pencapaian besar bisa dicapai bersama dalam mengembangann kampus tercinta kita,” ucap Rektor Unisma.
Entrepreneur university merupakan cita-cita besar. Konsekuensi dari komitmen tersebut, mahasiswa Unisma harus berjiwa entrepreneur. Apapun basic atau bidang kompetensi keilmuannya. Kesehatan, ekonomi, teknik, sains, pendidikan, syariah, keislaman dan sebagainya, semua harus memiliki keterampilan berwirausaha. “Saya yakin dengan memiliki jiwa entrepreneur ini, menjadi kekuatan strategis dalam membangun bangsa dan negara,” kata dia.
Selanjutnya, dalam mengembangkan entrepreneur university, tidak lepas dari penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Konsep pendidikan dan pengajaran harus ditatap apik yang tidak sekedar presentasi di hadapan mahasiswa.
“Learning by doing harus diterapkan. Mahasiswa harus memiliki bermacam pengalaman. Mereka tidak hanya mendengar dan melihat. Tetapi juga melakukan.
Sehingga mereka terampil,” terangnya.
Yang tidak kalah penting, kata dia, peningkatan daya riset yang menjadi satu satu dasar pengembangakn Entrepreneur University. “Tanpa riset kita tidak bisa berbuat lebih banyak. “Maka inovasi yang dikembanhkam dari dosen adalah bagian dari target kami,” futurnya.
Pria yang juga Ketua Umum Forum Rektor Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) ini menegaskan agar setiap langkah dan perbuatan civitas akademika harus dengan dasar mencintai Unisma. “Mari kita melangkah untuk kemajuan Unisma. Kuncinya adalah kebersamaan. Tanpa ini nonsense kita bisa memajukan institusi ini,” tegasnya.
Pembukaan Dies Natalis ke-43 Unisma siang kemarin juga menjadi momentum diberikannya penghargaan kepada para dosen dan mahasiswa berprestasi. Diantaranya para dosen inovator. Seperti inovator pupuk organik, antihipertensi dengan ekstrak benalu mangga, tanaman unggul pendukung ketahanan pangan dan lain-lain. (imm)