Oleh : drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM
Disetiap perhelatan pemilu, keberadaan tim sukses tidak bisa terelakan. Banyaknya kontestan yang berkompetisi (Calon anggota legislatif/Caleg) dan luasnya wilayah daerah pemilihan (Dapil) yang dimiliki oleh setiap kandidat seolah menjadi dalil shahih terkait eksistensi tim sukses ini.
Tim sukses ialah sebuah tim yang dibentuk oleh kandidat untuk melakukan pekerjaan managemen pemenangan, merumuskan serta merancang strategi pemenangan dalam pemilu. Tim sukses merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh kandidat untuk mampu memperoleh dukungan secara maksimal. Kehebatan tim sukses akan mampu mempengaruhi jumlah suara yang diperoleh oleh kandidat yang didukungnya.
Biasanya tim sukses akan membuat konsep strategi yang dipahami oleh tim sukses sebagai upaya atau cara yang dilakukan melalui suatu pergerakan serta rencana kerja yang dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk jangka waktu tertentu.
Dalam pengkomunikasian pesan politik, tim sukses setidaknya memiliki tiga peran penting; yaitu pertama, memetakan karakteristik pemilih, kedua, memetakan isu krusial saat masa kampanye, dan ketiga, menentukan pesan politik yang penting dalam membangun citra politik bagi kandidat.
Sebaran tim sukses yang di rekrut oleh para kandidat ini sangat beragam, ada yang berdasarkan jumlah DPT (daftar pemilih tetap), ada yang berdasarkan jumlah TPS dan ada juga yang berdasarkan luasan wilayah teritori, misalkan berbasis jumlah RT, RW, Dusun, Kelurahan/desa, kecamatan dan kabupaten/Kota.
Selain itu, tim sukses ini juga memiliki profil yang berbeda dengan “voters”, biasanya status sosial para tim sukses jauh lebih baik dibandingkan dengan pemilihnya, selain itu tim sukses yang di rekrut oleh para kandidat adalah mereka yang aktif di tengah masyarakat, baik dalam kegiatan sosial kemasyarakatan ataupun lainnya.
Bagi mayoritas kandidat, proses rekrutmen tim sukses merupakan tahapan yang sangat krusial dalam menentukan strategi elektoral. Karena secara prinsip, pemilu itu adalah mengenai strategi distribusi, baik distrubusi gagasan, narasi ataupun kontribusi, oleh karenanya proses seleksi tim sukses ini menjadi kunci dalam keberhasilan untuk meraih kemenangan dalam pemilu.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi seorang tim sukses bergabung memenangkan seorang kandidat ; pertama, karena ketokohan dan kualitas pribadi kandidat, kedua, program kerja kandidat, ketiga, faktor kekerabatan atau keluarga, keempat, karena kesamaan partai, kelima, karena faktor agama, keenam, peluang ekonomi kedepan, ketujuh, mendapatkan gaji/honor/bonus. Bagi tim sukses reputasi pribadi serta personal branding yang kuat pada kandidat akan memberikan peluang yang besar baginya untuk mendapatkan suara yang lebih banyak.
Dengan sebaran dan luasan daerah pemilihan yang luas seorang kandidat dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menghadirkan tim sukses ini di banyak tempat, sesuai dengan peta wilayah garapnya. Hal inilah bisa jadi menjadi salah satu faktor bagi mahalnya ongkos politik yang ada di Indonesia, karena seorang kandidat dituntut untuk memiliki kemampuan daya jangkau, maintenance, kontrol dan pengamanan terhadap kinerja tim sukses.
Di samping itu, sepertinya memang belum ada intrumen dan “tools” baku yang bisa dijadikan untuk memastikan kinerja tim sukses ini, bahkan bisa jadi tim sukses itu sendiri juga belum bisa memastikan 100 persen kesolidan para calon pemilih untuk memilih secara presisi pada saat hari H pencoblosan.
Sehingga mau tidak mau, para kandidat harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk membangun infrastruktur tim sukses, belum lagi bongkar pasang tim sukses apabila dalam perjalanan masa kampanye ada yang berkhianat, selain itu proses edukasi yang harus dilakukan sampai level pemilih agar memiliki akurasi yang bagus saat memilih, juga membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Pesta demokrasi dimaknai bagi kebanyakan masyarakat terutama pasca reformasi, sebagai pestanya masyarakat. Momentum bagi masyarakat untuk bersuka cita dalam menentukan pilihan politiknya. Hadirnya para kandidat ditengah masyarakat dengan segala manuver dan strategi kampanyenya, turut meriuhkan suasan pesta rakyat ini.
Pesta demokrasi bisa juga dimaknai sebagai “pestanya tim sukses”, karena apapun yang terjadi pada kandidat (caleg) mereka akan tetap sukses, sukses mendapatkan previlage atas posisinya sebagai orang dekatnya caleg, sukses mendapatkan honor selama perjalanan kampanye yang dilakukan oleh para kandidat.
Maraknya politik uang dan transaksional yang hari ini terjadi tentu menjadi tantangan tersendiri bagi sehat dan tidaknya proses demokrasi dibangsa kita. Mahalnya ongkos politik yang diakibatkan karena mahalnya ongkos membangun infrastruktur tim sukses sampai dilevel pemilih turut memperparah kuliatas demokrasi yang ada dibangsa ini.
Bagi para kandidat yang memiliki banyak modal pasti akan lebih mudah dalam memenangkan pertarungan politik, karena mereka tidak perlu lagi berifikir mahalnya membangun infratruktur pemenangan, “mengentertain” para tim sukses dan memberi amplop calon pemilih. Namun akan menjadi susah bagi para kandidat yang secara kapasitas, kapabilitas dan keilmuan mumpuni, namun mereka tidak memiliki kecukupan modal untuk membangun infrastruktur pemenangannya.
Tim sukses tetap akan menjadi sukses, meskipun kandidat yang didukungnya tidak sukses. Oleh karenanya membangun kesadaran yang mendasar menjadi salah satu hal penting yang harus terus kita bangkitkan dan kuatkan ditengah masyarakat. Kesadaran bahwa kita semua memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelamatkan dan membangun bangsa tercinta ini, dengan memberikan dukungan dan partisipasi kepada para kandidat tanpa tendensi pragmatisme sesaat. (*)