RSAU dr M Moenir memiliki metode khitan yang canggih. Namanya metode smartklamp. Dengan metode ini, khitan tak sakit, cepat selesai dan lekas sembuh.
M Zafran Herdanta, salah seorang dari 21 peserta khitan massal yang digelar RSAU dr M Moenir, Minggu (18/2) kemarin tetap tersenyum. Bocah 9 tahun ini mengaku tidak merasa sakit saat khitan hingga selesai proses khitan.
“Tidak sakit. Tadi hanya kaget saja pas disuntik. Tapi tidak apa-apa,’’ kata Zafran, siswa SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang ini.
Ia lalu berjalan sembari tersenyum membalas sapaan para dokter dan perawat yang berada di lobi rumah sakit.
Saat khitan di RSAU M Moenir yang berlokasi di Jalan Rogonoto Timur Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari ini ditemani sang ayah M Anas Setiawan.
Khitan tanpa rasa sakit ini bukan tanpa sebab. Itu karena teknologi khitan yang digunakan berbeda. Tim medis RSAU dr M Moenir menggunakan metode smartklamp. Dengan metode ini, proses khitan dipastikan tidak lama. Juga tidak menimbulkan pendarahan.
“Karena proses khitannya tidak dijahit. Itu yang menyebabnya tidak terjadi pendarahan,’’ kata Kepala rumah sakit dr M Moenir Kolonel Kes dr Margono Gatot Suwandi, Sp JP (K).
Metode smartklamp diuraikan Margono merupakan metode khitan era baru dengan 5G.
“5G ini adalah analogi. Yaitu Gak dijahit, Gak ada pendarahan, Gak lama, Gak antre, Gak papa langsung mandi,’’ tambahnya sembari tersenyum. Dia menyebutkan metode smartklamp tidak lama, karena prosesnya tidak lebih dari 10 menit.
“Cepat prosesnya. Jadi orang pun tidak perlu antre, dikerjakan secara cepat, dan sembuhnya juga cepat. Paling penting, pasien yang baru selesai khitan bisa langsung mandi, tidak perlu khawatir pedih atau merasa nyeri. Prinsipnya setelah khitan, pasien bisa kembali beraktivitas,’’ tambah dokter spesialis jantung ini.
Meskipun demikian, bukan berarti pasien seenaknya. Mereka tetap wajib kontrol. Menurut perwira menengah TNI AU ini, tim medis akan melihat kondisi alat vital pasien tiga hari setelah khitan. Saat kontrol tersebut, sekaligus digunakan tim medis untuk melepas alat smartklamp dari alat vital pasien. “Kami juga menyertakan beberapa obat untuk perawatan dan kesembuhan pasien,’’ tambahnya.
Margono mengatakan khitan massal ini digelar dalam rangka menyambut peringatan HUT RSAU dr MMoenir. Selain itu, kegiatan sosial ini digelar dalam rangka menyambut HUT TNI AU.
“Kami gelar di gedung baru RSAU dr M Moenir. Sebelumnya kami mengadakan beberapa kegiatan di sini, selama rumah sakit ini fungsional,’’ tambahnya. Dia menyebutkan RSAU dr M Moenir merupakan rumah sakit milik TNI AU. Rumah sakit ini dibangun dengan biaya dari APBN melalui Kementrian Pertahanan (Kemenhan).
“Ada enam rumah sakit yang dibangun Kemenhan. Hanya saja, lima di antaranya perluasan. Sedangkan kami mendirikan gedung baru,’’ kata Margono.
Ya, RSAU dr M Moenir awalnya ada di dalam lingkungan Lanud Abd Saleh. Sedangkan gedung baru RSAU dr M Moenir berada di Jalan Rogonoto Timur, Singosari. RSAU dr M Moenir berstatus rumah sakit tipe D.
“Jadi karena gedung baru maka peroses perizinannya pun sedikit rumit. Berbeda dengan yang diperluas, proses izinnya lebih mudah. Alhamdulillah, seiring waktu semuanya berjalan dan besok (hari ini) akan diresmikan oleh bapak Presiden Joko Widodo secara online,” jelasnya.
Meskipun tipe D, namun fasilitas di rumah sakit ini sangat lengkap. Ada UGD, ruang rawat inap standar Kemenkes, ada beberapa poli, ipal dan lainnya. Semua fasilitas yang ada sesuai aturan baru Kementerian Kesehatan.
“Aturan baru ruang rawat inap tidak boleh seperti bangsal. Kelas tiga sekalipun. Namanya Kris (kelas rawat inap standar). Diatur oleh Kemenkes. Yaitu Satu kamar berisi empat bed. Masing-masing bed ada jarak yang harus dipatuhi,’’ kata dia.
Sementara untuk poli, Margono engatakan sesuai standar layanan dasar. Yaitu poli penyakit dalam, poli anak, poli bedah, poli kandungan dan poli gigi.
“Saat peresmian akan dirangkai dengan pemberian sembako kepada warga tidak mampu, juga ada bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis dan screening jantung,’’ urainya. (ira ravika/van)