.
Thursday, December 12, 2024

Lagi, Petugas Pemilu Meninggal Dunia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Diduga Kelelahan Usai Tugas Dua Hari di TPS, KPU Janji Masifkan Kembali Skrining Kesehatan

MALANG POSCO MEDIA- Kabar duka kembali datang dari pelaksanaan pemilu di Kota Malang. Setelah beberapa hari lalu Ketua KPPS di Polehan meninggal dunia usai bertugas, kini anggota linmas   TPS 23 Kelurahan Arjosari meninggal dunia. Diduga  karena kelelahan setelah beberapa hari bertugas.

Yakni  Marjani  warga Jalan Teluk Pelabuhan Ratu Gang Semar RT 6 RW 2, Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Pria berusia 67 tahun ini diketahui meninggal dunia Senin (19/2) pagi kemarin saat akan berangkat kerja, sebagai satpam di salah satu perumahan.

Siti Khoiriyah, istri Marjani menceritakan, suaminya  diketahui sakit demam sebelum berangkat ke TPS. Setelah bertugas di TPS selama dua hari, suaminya kemudian berobat ke dokter dan didiagnosa terkena asam lambung.

Menurut pengakuan Siti, suaminya memang kurang istirahat. Suaminya mulai bertugas sejak 13 Februari malam dan baru pulang 15 Februari pagi. Setelah bertugas dua malam itu, suaminya tidak mengeluh lelah. Hanya mengeluhkan lemas karena sakit demam  sehingga segera periksa ke dokter. Suaminya diminta kembali ke dokter jika belum sembuh. “Ya sudah dari dokter itu sudah enakan terus (hari Minggu) kemarin itu ya sudah biasa, kegiatan biasa, makan ya biasa. Sempat malam kemarin mau kerja itu demam. Terus tadi pagi (kemarin) itu mau kerja sudah mandi, mau mengeluarkan sepeda,   dia duduk kondisinya di bawah sepeda. Sudah tidak sadar,” cerita Siti. Mengetahui suaminya tidak sadarkan diri dengan kondisi  berseragam satpam lengkap, Siti kemudian mengangkat suaminya. Ia langsung memanggil dokter untuk memberi pertolongan.

Namun saat itu suaminya sudah tidak dapat tertolong lagi. “Dokter ya hanya bilang cuma kecapean itu saja,” ucap Siti.

Ia memastikan, suaminya tidak pernah ada riwayat sakit asam lambung selama hidupnya. Hanya pernah tensi darahnya tinggi, itu pun belakangan sudah tidak pernah mengalaminya lagi.

“Tidak pernah sakit berat. Ya cuma sekali ini. Dalam dua minggu ini saja tidak enak badan. Mungkin tidak sempet tidur dua hari itu. Katanya orang TPS, tidurnya cuma seperempat jam. Mungkin kecapekan, masuk angin, karena tidurnya ya di TPS. Katanya di TPS disediakan kasur sama bantal,” bebernya.

Kepergian Marjani, meninggalkan seorang istri, anak, menantu dan tiga cucu. Marjani dimakamkan di TPU Arjosari sekitar pukul 09.30 WIB kemarin. Saat ini pemerintah tengah melakukan verifikasi kepesertaan BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan.

Meninggalnya linmas di Arjosari ini menambah daftar kematian petugas penyelenggara pemilu di Kota Malang. Total kini menjadi empat orang meninggal dunia dan empat orang tengah dirawat inap di rumah sakit.

Persoalan kelelahan pasca bertugas ini menjadi salah satu perhatian tersendiri. Sebab saat ini juga tengah berlangsung proses rekapitulasi suara di tingkat kecamatan. Prosesnya juga berlangsung lama dan membutuhkan ketahanan fisik yang prima.

Di Kecamatan Klojen misalnya, untuk memastikan proses berjalan lancar, sejumlah tenaga kesehatan disiagakan secara on-call 24 jam   mengantisipasi hal- hal yang tidak diinginkan.

“Mereka sewaktu-waktu dibutuhkan mendesak bisa langsung ke sini. Apalagi lokasi puskesmas dekat dengan kantor ini (kantor Kecamatan Klojen). Alhamdulillah di Klojen, sejauh ini, mulai awal sampai hari ini (kemarin) berjalan lancar. Tidak ada satu masalah yang berarti,” terang Camat Klojen Heri Sunarko usai meninjau ruang rekapitulasi suara.

Terpisah, Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Kota Malang Muhammad Toyib  menambahkan, pihaknya akan berupaya memasifkan kembali skrining kesehatan secara kontinyu disamping menyiagakan nakes yang sudah ada. “Dari skrining itu akan kelihatan potensi kerawanan kesehatan fisiknya. Sehingga selanjutnya bisa dicegah semua hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Sementara itu di Kabupaten Malang, rekapitulasi hasil  Pemilu 2024 seluruh kecamatan sedang berlangsung mulai 18-19 Februari 2024.

Meski kondisi mengharuskan kerja keras dari unsur KPPS hingga tingkat lebih tinggi, risiko kelelahan berupaya diminimalisir dengan manajemen waktu dan tenaga.

Seperti yang dijalani Roisyatul Mufidah. Ia baru pertama kali menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Tepatnya di TPS 14 Desa Kalisongo, Dau, Kabupaten Malang. Kondisi anggota KPPS di tempatnya bertugas dalam keadaan sehat hingga proses rekapitulasi dilanjutkan tingkat kecamatan. Tujuh orang timnya terdiri dari empat perempuan dan tiga laki-laki.

“Alhamdulillah di TPS 14 tempatku semua sehat, tidak ada keluhan sakit sampai sekarang. Kalau capek istirahat sebentar, tapi tetap ada yang sambil dikerjakan, misalnya tandatangan C salinan gantian,” cerita Rois, sapaannya.

Manajemen tenaga melalui istirahat bergiliran dilakoni demi tugas tetap rampung namun tetap menjaga kesehatan. Timnya juga bersyukur tersedia konsumsi yang cukup untuk kebutuhan mereka. Sementara untuk ketersediaan fasilitas kesehatan, Rois memastikan ada kesanggupan Puskesmas setempat untuk tetap buka pelayanan sewaktu-waktu. Dirinya dan tim juga diberikan suplemen tambahan sebagai salah satu antisipasi risiko kelelahan akibat tenaga yang terkuras.

“Ada kalau layanan kesehatan puskesmas tetap buka. Kita juga udah dikasih vitamin semua, linmas pun juga sama,” tambahnya.

Di titik lain, kondisi serupa dijumpai Nanang Tri Haryoko  ketua KPPS TPS 23 Gunungrejo, Singosari. Ia  menyampaikan konsisi petugas sejak awal sebenarnya mulai mengeluh sakit. “Sudah ada yang agak sakit tapi tetap melanjutkan tugas sampai selesai. Sampai saat ini masih ada beberapa anggota yang masih mengalami sakit. Kami mengatasi kelelahan kami beberapa istirahat untuk ishoma. Dan kami juga memberikan vitamin kepada anggota dan juga petugas ketertiban,” jelas Nanang.

Timnya juga menjaga makan teratur agar tidak sampai terlambat karena dianggap akan mempengaruhi konsentrasi dan juga kesehatan. “Dari desa sendiri sudah menyiapkan petugas kesahatan yang ditugaskan dari puskesmas,” kata dia.

Untuk diketahui,  rekapitulasi suara tingkat kecamatan dilaksanakan mulai Senin kemarin. Ditargetkan dalam dua hingga tiga hari kedepan   rampung secara keseluruhan. Menurut pantauan di Kecamatan Kepanjen, PPK dan PPS mulai merekapitulasi sejak pukul 13.00. Dalam sehari dilakukan perekapan tiga panel atau tiga hasil yang terhimpun dari TPS tiga desa sesuai urutan.

“Target selesainya kita ikuti alur saja, kalau diprediksi sampai 90 menit per TPS, perkiraan kami dua sampai tiga hari kedepan,” ucap Muhammad Fairus Ketua PPK Kecamatan Kepanjen.

Dalam proses rekap TPS sebelumnya, kata dia, sempat terhenti untuk perekapan melalui aplikasi Sirekap. Sebab, hal itu terjadi karena kesulitan proses pengunggahan data. “Upload-nya belum selesai, kita berusaha mulai dua hari lalu, akhirnya kita hentikan kita fokus di pleno ini (rekapitulasi),” jelasnya. (ian/tyo/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img