MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kemampuan mengingat jangka panjang atau long term memory sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Hal ini dapat dicapai jika siswa mengalami langsung materi yang diajarkan.
Salah satu cara memperolehnya adalah dengan pendekatan active deep learner experience (ADLX). Begitu yang disampaikan Rina Faizah, S.Si., guru matematika SDIT Insan Permata Malang saat dijumpai Malang Posco Media, Senin (26/2) lalu.
ADLX adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia. Pendekatan ini pertama kali diterapkan di SDIT Insan Permata sejak tahun 2022. Melalui penerapan ADLX-TERPADU ini, dua guru SDIT Insan Permata berhasil meraih penghargaan di ajang JSIT Indonesia Wilayah Jawa Timur 2022/2023.
Rina sendiri meraih juara video terfavorit, dan rekannya Angger Rakhmatulhuda, S.Pd.I., meraih juara best practice. “Begitu mendapatkan ilmu ADLX ini kami langsung terapkan di sekolah, alhamdulillah juara,” ujar Rina.
Pendekatan ADLX ini berjalan berdampingan dengan alur pembelajaran TERPADU. Telaah, eksplorasi, rumuskan, presentasikan, aplikasikan, duniawi, dan ukhrowi. Inilah yang membedakan ADLX dengan pembelajaran yang lain. Di mana dalam setiap pembelajaran selalu dikaitkan dengan nilai-nilai Islam. “Kami selalu sisipkan ukhrowi,” terang Rina.
Tak hanya menerapkan nilai Islam, ADLX juga mengemas pembelajaran individualisasi. Yaitu, pembelajaran yang memfasilitasi seluruh aspek kecerdasan siswa dan menghargai perbedaan yang ada. Ini sangat sejalan dengan kurikulum merdeka yang membawa konsep pembelajaran berdiferensiasi. “Tujuannya sama, kalau di kami ada individualisasi, di kurmer ada pembelajaran berdiferensiasi,” terang Rina.
Ia menjelaskan bahwa pembelajaran ADLX ini bisa diterapkan dalam semua mata pelajaran. Misalnya dalam pembelajaran matematika. Ketika akan mempelajari materi terkait bangun ruang, hal pertama yang dilakukan adalah proses telaah. Siswa diputarkan materi terkait keajaiban dunia. Kemudian eksplorasi, siswa diminta mencari benda-benda bangun ruang di sekeliling kelas. Lalu, guru memperlihatkan celengan berbentuk ka’bah yang merupakan contoh bangun ruang. “Disini kami terapkan keislaman dengan kabah sebagai contoh bangun ruang,” jelas Rina.
Hal serupa diaplikasikan oleh Linda Winarsih, S.Si., guru IPAS SDIT Insan Permata. Guru yang akrab dipanggil Wiwin itu menjelaskan bahwa pendekatan ADLX sangat membantu siswa dalam memahami materi. Ini karena anak-anak dilibatkan langsung dan mengalami apa yang diajarkan. Pembelajaran yang langsung anak-anak rasakan, memiliki rasa yang berbeda. “Ketika mereka diterjunkan langsung, maka mereka akan tergerak,” terang Wiwin. (mg1/imm)