MALANG POSCO MEDIA – Pound fit, olahraga baru yang sedang naik daun. Digandrungi anak muda. Perpaduan gerakan seperti menabuh drum, squat, dan yoga diiringi alunan musik membuat olahraga ini seru dan menantang.
Bahkan, saking banyaknya peminat setiap kali akan diadakan olahraga tersebut, war slot harus dilakukan oleh pound posses (sebutan peserta pound fit).
Di Malang, olahraga ini juga digandrungi. Salah satu Pound Pro (pelatih pound fit) Rilia Novira Akbari merasakan perkembangan olahraga yang dikembangkan pertama oleh Kirsten Potenza dari Amerika Serikat tersebut.
Awalnya di Malang hanya dua orang pound pro. Namun, kini diakuinya semakin banyak. Apalagi, setiap hari pasti ada kelas untuk work out intensitas tinggi yang gerakannya juga terinspirasi yoga dan pilates tersebut.
“Dulu pas 2018 masih dua orang. Sekarang sudah banyak karena kelasnya juga semakin berkembang,” papar Rilia mengawali cerita pada Malang Posco Media.
Dia mengatakan, pound fit sangat cepat disukai di Indonesia. Tahun 2022 sekitar bulan Maret masih sangat sepi akibat pandemi dan mulai ramai lagi di pertengahan tahun 2022. Saat itu dia kali pertama mengambil training di Jakarta. Tujuannya agar bisa mengajar di Malang.
“Kebetulan waktu itu saya di Jakarta, menjaga mama yang sedang sakit. Sambil menjaga, ikut aja olahraga ini karena di kawasan BSD (Bumi Serpong Damai, Tangerang), karena dekat rumah mama,” jelasnya.
Ia mengakui sudah tertarik sejak di Malang. Awalnya suka dengan musiknya, karena gerakan olahraga ini disupport dengan musik rock dan energik. Sebut saja Metallica, Green Day, Sum41, Blink, Bon Jovi, NCT, hingga musik kekinian dari Blackpink dan BTS.
“Seru sekali. Tapi awalnya memang saya suka karena banyak musik rock. Lalu gerakan pakai alat seperti stik drum yang dinamakan ripstix,” sebut perempuan yang tinggal di kawasan Sigura-gura Kota Malang tersebut.
Lalu, karena disebut sebagai olahraga tentunya poudfit menyehatkan. Kalori yang dibakar sangat banyak melalui gerakan seperti set, lunge, kit, serta thigh and asset.
“Ada banyak manfaat kesehatannya. Seperti menguatkan otot tubuh, membakar kalori, meningkatkan koordinasi tubuh, hingga menghilangkan stress,” tambah Rilia.
Jadilah, Rilia getol dengan olahraga tersebut. Sampai sekarang, ia bisa sampai memimpin kelas setiap hari. Senin sampai Minggu. Bahkan, sehari bisa lebih sekali sang pound pro memimpin para pound posses atau sebanyak dua sampai lima kali dalam sehari.
“Minimal dua kali dalam sehari, maksimal lima kali kalau ada event. Tapi normalnya dua sampai tiga kali dalam sehari. Sebenarnya ada permintaan ke luar kota, tapi belum bisa ya karena full. Paling kalau menerima event ke Sidoarjo, Surabaya atau di Jakarta dan Tangerang,” tutur perempuan berdarah Sunda- Padang tersebut.
Ia menceritakan, dalam satu kelas di studio, pesertanya ada sekitar 20 sampai 30 orang. Ketika acara digelar outdoor, antara 70 sampai 150 orang. Nah, ketika event bisa mencapai 250 orang.
Jumlah tersebut, menurut Rilia sudah dibatasi. Hal ini karena sebagai pound pro keterbatasan ripstix. Sehingga, setiap ada event atau kelas, harus buat flyer untuk war (rebutan) slot sebagai peserta.
“Kadang naik flyer jam 3, jam 4 sudah sold. Kenapa harus di-war? Karena ripstix yang kami sediakan terbatas. Memang ada beberapa yang bisa bawa sendiri, sehingga tanpa rebutan dulu,” tambahnya.
Sementara terkait alat untuk olahraga pound fit, ia menyebutkan bila aktivitas olahraga ini membutuhkan ripstix dan matras sebagai yang utama. Sedangkan peralatan olahraga seperti jersey atau sepatu dipastikan wajib.
“Nomor satu sebagai pound pro pasti harus punya ripstix. Karena pound itu sama dengan ripstix dan wajib yang original. Harganya sekitar Rp 450 ribu sampai Rp 500 ribu per ripstix. Beratnya sekitar dua ons, warnanya hijau, didesain khusus untuk olahraga pound dan warna hijau yang dianggap menyeimbangkan afektif, menciptakan harmoni antara logika dan perasaan. Dan dengan ripstix ini, menimbulkan suara atau make some noise ,” urainya. (ley/van)