Siapkan Operasi Pasar Murah
MALANG POSCO MEDIA- Tinggal beberapa hari lagi mulai memasuki bulan Ramadan. Salah satu yang perlu diwaspadai yakni adanya kenaikan harga atau inflasi, terutama untuk sembako. Berkaca pada saat hari raya misalnya, Natal dan akhir tahun lalu, terjadi kenaikan harga sembako.
Apalagi mengingat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sejumlah bahan pokok seperti beras belakangan mengalami tren kenaikan harga. Selain operasi pasar, strategi pengendalian inflasi di Kota Malang juga diperkuat dengan adanya Warung Tekan Inflasi. Keberadaan warung tersebut juga telah terbukti efektif menurunkan angka inflasi. Kendati begitu, konsep Warung Tekan Inflasi ini bukan warung yang dibuka setiap hari. Namun hanya dibuka saat angka inflasi naik dan meninggi.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan, keberadaan Warung Tekan Inflasi bisa terus diperkuat. Melihat kehadiran warung yang telah terbukti menurunkan angka inflasi pada akhir tahun kemarin, Wahyu siap menambah jumlah Warung Tekan Inflasi jika dinilai inflasi masih tinggi. ‘Jurus’ terakhirnya yakni dengan memanfaatkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).
“Kalau memang perlu, nanti kami akan tambah. Warungnya memang kemarin tutup karena saat ini kan harga sudah stabil. Kalau dibuka terus, kasihan pedagang di pasar,” beber Wahyu kepada Malang Posco Media.
“Ini merupakan salah satu dari beberapa jurus kami untuk menekan inflasi. Bahkan saya sudah bicara dengan Pak Sekda, jika semua upaya sudah dilakukan dan butuh intervensi lagi, kami masih ada BTT Rp 9 miliar yang bisa dimaksimalkan untuk menekan inflasi,” sambungnya.
Selain jurus Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes, Wahyu mengatakan pihaknya terutama Tim Pengendali Inflasi Darah (TPID) juga akan memperkuat pengawasan di tingkat distributor. Semua tahapan distribusi ini perlu dicek secara rutin agar terlihat apakah sepanjang prosesnya sudah sesuai atau ada indikasi permainan harga.
Dari situ akan diketahui tingkatan mana yang bisa dilakukan intervensi. Apakah di tingkat distributor atau justru di tingkat pedagang.
“Seperti yang saya sampaikan, kami akan turun ke distributor, cek Bulog, distributor lain kami akan lihat tidak hanya satu, kami akan lihat semua. Karena kadang kala dari distributor ke pedagang ini tetap stabil harganya. Tetapi dari pedagang ke pembeli itu yang ‘wah’, nah itu yang akan kami intervensi,” tegas Wahyu.
Pemkot Malang juga melakukan penguatan ketahanan pangan dengan optimalisasi program kelompok tani, baik dengan pemberian bantuan bibit, sarana prasarana produksi dan lainnya. Termasuk juga peningkatan budidaya ikan air tawar.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi menambahkan, saat ini pihaknya memang tengah melakukan pemantauan dan survei harga bahan pokok di seluruh pasar yang ada di Kota Malang. Ia menyebut pihaknya sudah menyiapkan rencana intervensi harga sembako di pasar. Yakni dengan membuka operasi pasar.
“Untuk menstabilkan harga, nanti pemerintah melalui Diskopindag akan melakukan operasi pasar. Insya Allah awal Ramadan ini, untuk memberikan layanan kepada masyarakat,” ungkap Eko.
Operasi pasar itu rencananya akan dibuka di sejumlah pasar yang ada di Kota Malang. Namun ia belum bisa merinci kapan, berapa dan apa saja sembako yang akan digelontorkan karena saat ini tengah disusun perencanaannya. Namun dia memastikan untuk sembako seperti beras, gula dan minyak goreng akan dihadirkan dalam kesempatan itu.
“Kalau pasar murah seperti kemarin di Merjosari kan untuk menekan ‘demand’ atau permintaan. Kalau operasi pasar ini ada di pasar-pasar untuk menjangkau daya beli masyarakat. Ada beras, gula, minyak goreng, dan juga bawang merah dan bawang putih,” sebut Eko.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan sembako tersebut, pihaknya bekerjasama dengan sejumlah pihak. Yakni untuk beras dengan Perum Bulog, lalu untuk minyak goreng, telur ayam hingga daging ayam bersama dengan Perumda Tugu Aneka Usaha hingga bekerjasama dengan sejumlah petani dan peternak yang ada di Kota Malang bahkan Kabupaten Malang.
Selain operasi pasar, strategi pengendalian inflasi di Kota Malang juga diperkuat adanya Warung Tekan Inflasi yang telah terbukti efektif menurunkan angka inflasi. Dengan kata lain, seperti saat ini, termasuk momen menjelang hari raya, Warung Tekan Inflasi disiagakan dan hanya akan dibuka ketika inflasi dinilai mengalami kenaikan ke arah yang tidak terkendali.
“Karena inflasi sekarang sudah turun dan secara tahunan masih dibawah angka inflasi di Jawa Timur dan angka inflasi nasional, kami belum membuka lagi. Pemerintah hadir ketika inflasi tinggi. Kami turunkan inflasi, sehingga daya jangkau masyarakat terpenuhi,” jelas Eko.
Menurutnya, Warung Tekan Inflasi ini memang hanya dibuka ketika harga bahan pokok melonjak tidak terkendali. Ketika sudah terkendali, pemerintah menjaga perekonomian terus berjalan.
“Namanya saja Warung Tekan Inflasi. Ketika inflasi naik, kami buka. Kalau terus setiap hari, sementara ternyata inflasi sudah turun, ya disitu kan banyak pedagang. Dengan harga rendah, masyarakat jadi tertuju ke warung itu saja, ekonomi justru tidak bisa berputar. Kasihan pedagang- pedagang di pasar itu. Makanya kehadiran pemerintah itu disitu, ketika inflasi naik,” tegas dia.
Hingga saat ini, Warung Tekan Inflasi ada di tiga pasar. Yakni di Pasar Besar, Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo. Terakhir dibuka saat akhir tahun kemarin dengan total dibuka selama 11 hari. Dalam warung tersebut terdapat beras, gula, minyak goreng, cabai, hingga bawang merah dan bawang putih.
“Sudah puluhan ton kami gelontorkan dan terbukti kan bisa mengurangi inflasi. Termasuk lombok cabai kami gelontor untuk menekan inflasi. Kurang lebih sudah 15 ton sampai 20 ton beras kami gelontor, lalu gula sedikitnya 1 ton dan minyak goreng 500 kilogram,” tandasnya.
(ian/aim/van)