MALANG POSCO MEDIA, KOTA BARU – anggaran Dana Desa (DD) Kota Batu Tahun 2024 mulai dicairkan bulan ini. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu, Aditya Prasaja.
“Tahun ini besaran DD yang akan disalurkan ke 19 Desa di Kota Batu sejumlah Rp 20,3 miliar. Nilai tersebut tinggi dibanding 2023 lalu sejumlah Rp 20,1 miliar. Anggaran itu sudah mulai dicarikan,” ujar Aditya kepada Malang Posco Media.
Ia memaparkan untuk penerima DD terbanyak adalah Desa Pendem, Kecamatan Junrejo yakni senilai Rp 1.427.470.000,00. Kemudian 11 desa lainnya rata-rata mendapat lebih dari Rp 1 miliar. Sedangkan 8 desa mendapat kurang dari Rp 1 miliar.
“Nantinya anggaran DD ini diperuntukkan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), stunting, ketahanan pangan terutama dan program-program prioritas lainnya. Dengan begitu DD benar-benar dirasakan oleh masyarakat Kota Batu,” bebernya.
Sedangkan untuk penyalurannya dibagi jadi dua tahap. Pertama sebesar 40 persen dan sisanya tahap kedua sebanyak 60 persen. Diketahui seluruh Desa di Kota Batu telah berstatus mandiri, sehingga penyaluran dilakukan dua tahap.
Sementara itu, untuk prevalensi stunting di Kota Batu terus diintervensi melalui berbagai kebijakan. Selain dari DD juga melalui Pemerintah Kota yang terbagi di beberapa OPD.
“Untuk stunting terjadi penurunan prevalensi balita stunting di Kota Batu sebesar 6,17 persen, atau dari 1.932 (18,2 persen) balita di bulan Januari 2023 menjadi 1.326 (12,03 persen) Balita di bulan November 2023.
“Capaian ini merupakan keberhasilan dari berbagai program unggulan penanganan stunting yang dilaksanakan antara lain Penyediaan pos gizi stunting (pozting) di 24 desa/ kel, pendampingan keluarga balita stunting dengan kegiatan bapak bunda asuh (bbas), pemberian PMT pada bayi, balita, busui dengan kebutuhan gizi,” beber Plt Kepala Dinas Kesehatan ini.
Program lainnya dengan pemeriksaan balita stunting oleh dokter spesialis Anak, pendampingan ibu hamil resiko tinggi di 24 desa/kelurahan dan menyasar balita gizi kurang serta pendampingan pada keluarga balita stunting dengan program Ananda Bergizi (Asuh Dan Dampingi Balita Bermasalah Gizi). Program tersebut melibatkan 66 stakeholder dan 1.309 balita yang didampingi. (eri)