MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) kembali menambah Guru Besar. Kali ini, jabatan fungsional akademik tertinggi tersebut dicapai dua dosen. Yakni Prof. Dr. Ir. H. Badat Muwakhid, M.P., IPM dan Prof. Dr. Ir. Hj. Mudawamah, M.Si., IPM., ASEAN, Eng.
Keduanya, akan dikukuhkan sebagai guru besar oleh Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si, Sabtu (9/3) hari ini. Pengukuhan akan dilaksanakan di Gedung Pascasarjana Unisma.
Bertambahnya dua Guru Besar membuat Unisma semakin gagah di kancah pendidikan tinggi nasional dan internasional. Guru Besar membuat Unisma semakin progres dalam menjalankan tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Prof. Dr. Ir. H. Badat Muwakhid, M.P., IPM menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Sedangkan Prof. Dr. Ir. Hj. Mudawamah, M.Si., IPM., ASEAN, Eng, Guru Besar dalam Bidang Ilmu Genetika dan Pemuliaan Ternak.
Prof Badat mengatakan luasnya lahan pertanian dan peternakan di Indonesia menjadi potensi besar kemajuan bangsa ini. Peternakan menjadi salah satu penghasilan terbesar. Untuk terus mengembangkan potensi ini salah satunya harus didukung dengan ketersediaan pakan.
“Penghasilan pangan di negara kita sangat besar. Hal itu berimbas pada jumlah limbah pangan yang juga besar. Maka ini menjadi potensi untuk peningkatan pakan yang berkualitas untuk ternak,” katanya saat ditemui Malang Posco Media, Jumat (8/3) kemarin.
Penelitian Prof Badat berfokus pada perbaikan pakan dari proses fermentasi. Dari proses ini hasilnya lebih berkualitas. Kandungan nutrisi pakan lebih bagus. Sangat baik untuk pertumbuhan hewan ternak.
“Limbah pangan yang banyak tadi kita manfaatkan untuk menjadi pakan melalui proses fermentasi. Supaya limbah tidak terbuang percuma dan bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ternak yang bagus,” terang pria yang juga Wakil Rektor 3 Unisma ini.
Prof Badat sejak studi magisternya telah konsen di bidang ini. Dikembangkan lebih lanjut di program doktoral hingga pencapaiannya di jabatan guru besar. “Sejak mengerjakan tesis saya sudah konsen pada perbaikan pakan dari proses fermentasi limbah pangan atau pertanian,” terangnya.
Menurutnya, Indonesia belum prioritas dalam menyiapkan pakan. Lahan yang luas masih prioritas pada pangan. Sementara populasi hewan ternak semakin berkembang. Karena itu upaya untuk juga meningkatkan pakan salah satunya melalui proses fermentasi.
Prof Badat menerangkan, pakan yang dihasilkan melalui proses fermentasi memiliki kelebihan. Terutama untuk kandungan nutrisinya. “Sebab mikroba yang digunakan untuk proses fermentasi akan banyak menghasilkan enzim yang sangat baik untuk pencernaan dan pertumbuhan hewan,” jelasnya.
Prof. Dr. Ir. H. Badat Muwakhid, M.P., IPM dan Prof. Dr. Ir. Hj. Mudawamah, M.Si., IPM., ASEAN, Eng merupakan dua Guru Besar pertama di Fakultas Peternakan Unisma. Tentu ini menjadi sebuah kebanggaan. Keberadaan Guru Besar membuat performa fakultas maupun universitas semakin baik.
“Harapan saya tentu kepada para dosen khususnya yang masih muda untuk semangat mengejar karir hingga jabatan guru besar. Karena manfaatnya selain untuk diri sendiri juga untuk institusi perguruan tinggi kita,” ucap Prof Badat.
Hal senada juga disampaikan Prof. Dr. Ir. Hj. Mudawamah, M.Si., IPM., ASEAN. Dia mengatakan dosen harus punya kemauan besar untuk meningkatkan karirnya. Mulai dari jabatan asisten ahli, lektor, lektor kepala sampai ke guru besar atau profesor.
Karena itu, konsistensi dalam melakukan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi harus ditingkatkan. Tidak hanya mengajar, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Menurutnya, mencapai jabatan Guru Besar bukan sesuatu yang mudah. Dosen harus menemukan hal-hal baru. Berbagai persyaratan harus dipenuhi. Seperti melakukan publikasi scopus hasil penelitiannya.
“Seorang profesor dituntut untuk bisa menjadi leader dalam penelitian-penelitian besar. Keberadaan profesor akan menjadi kebanggaan termasuk oleh universitas karena akan menjadi bagian dari penilaian Indikator Kinerja Utama,” terangnya saat ditemui di Kantor Yayasan Unisma, siang kemarin. (sir/imm)