Oleh : drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM
Hiruk pikuk pesta demokrasi yang menyita banyak perhatian publik belum tuntas selesai, Alhamdulillah kita semua dipertemukan dengan bulan suci ramadan yang penuh keberkahan dan kemuliaan. Bulan untuk mengkalibrasi iman, keyakinan dan mentalitas diri. Bulan yang bukan hanya ritualnya diperingati rutin setiap tahun, namun ada banyak keteledanan yang terjadi sepanjang sejarah Ramadan. Setidaknya ada empat peristiwa penting dalam Ramadan, yang sekaligus menjadi momentum terjadinya transformasi dan mobilisasi sosial dalam kehidupan.
Setidaknya ada empat peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan ramadan yang bisa kita jadikan sebagai pelajaran, “lesson to learn” bagi kehidupan kita.
Pertama, Nuzulul Quran, yakni peristiwa dimana Allah SWT menurunkan Al-Quran sebagai panduan bagi umat manusia. Al – Quran bukan hanya sebagai kitab suci, namun menjadi falsafah mendasar yang harus di imani dan di jalani. Al-Quran yang hidup dalam diri setiap mukmin akan menjadi pemandu arah bagi kebaikan dan kegemilangan kehidupan hingga saat ini.
Kedua, Perang Badar, perang yang terjadi pada Tahun ke 2 Hijrah ini juga menjadi representasi akan kebesaran dan dedikasi. Periatiwa perang tidak sebanding yang terjadi pada 17 Ramadan ini merupakan validasi belief system dan keimaman yang memuncak bagi kaum muslimin. Bahwa Allah itu maha besar, bahwa Allah Maha atas segala peristiwa.
Badar adalah sebuah kota yang terletak 120 km dari Kota Madinah dimana sejarah perjuangan menembus kemustahilan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW berawal dari kota ini. Rasulullah membuat sebuah keputusan yang sangat beresiko, yakni dengan melakukan peperangan melawan kaum Quraisy yang jumlah dan kekuatannya lebih besar tiga kali lipat.
Kaum Muslimin hanya 314 orang, delapan pedang, enam baju besi, 70 unta, dua kuda, sedangkan Quraisy lainnya memiliki lebih dari 1000 orang, 600 Orang bersenjata lengkap, 700 unta, dan 300 kuda. Jumlah yang sangat berbeda ini kemudian mengharuskan umat Islam untuk menggunakan taktik yang dianggap efektif dalam mengalahkan musuh.
Perang Badar yang dilakukan di awal peradaban Islam ini bukan hanya membawa angin optimisme bagi Rasulullah SAW dan kaum muslimin, akan tetapi dari peristiwa itulah kegairahan Islam sebagai Rahmat bagi seluruh alam sampai pada titik sekarang, dimana 1,9 miliar penduduk bumi ini mengimani Risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Ketiga, Fathu Mekkah, yakni peristiwa ditaklukannya Kota Makkah tanpa setetes darahpun. Peristiwa yang terjadi pada tahun 8 hijrah tepatnya di 20 ramadan ini sekaligus juga menjadi cerminan, bahwa Islam adalah Rahmat Bagi seluruh alam. Banyak peristiwa haru, penuh keteladanan, respect, cinta kasih yang terjadi pada Fathu makkah ini.
Penaklukan Kota Makkah setelah sekian tahun dikuasai oleh kaum Quraysi seolah menjadi peristiwa mustahil, mustahil karena Nabi Muhammad SAW saat meninggalkan kota mulia ini dengan segala keterbatasan, 8 tahun kemudian kota ini bisa kembali di taklukan tanpa ada pertempuran.
Keempat, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang terjadi pada 9 Ramadan. Indonesia yang dijajah selama ratusan tahun oleh bangsa lain, pada akhirnya menjadi negara merdeka atas izin Allah SWT hingga saat ini, hingga 77 tahun perjalanan kemerdekaan yang mengantarkan Indonesia menajadi negara maju, berdaulat adil dan makmur.
Bangsa Indonesia yang telah mengalami penjajahan kurang lebih 350 tahun, dengan segenap daya dan upaya serta pertolongan dari Allah SWT, pada akhirnya bisa mendeklarasikan kemerdekaannya yang sekaligus menjadi tiitk awal bagi kedaulatan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Ada semacam Belief System yang diajarkan oleh bulan Ramadan, bahwa keyakinan yang membuncah, optimisme, hasrat dan harapan itu menjadi hak bagi semua orang yang menginginkan kemuliaan. Ramadan memberikan “lesson to learn” bagi kita semua kaum muslimin untuk menjadikan diri menjadi pribadi berkualitas dalam meraih kemuliaan hidup, Ramadan juga memberikan pelajaran kepada kita, bahwa kemuliaan hidup yang ingin kita tuju harus di design dengan sebaik-baiknya agar semua tahapan kehidupan itu menjadi rasional untuk dijalani dan di menangkan.
Ramadan adalah momentum bagi kita untuk meng”install” belief system dalam diri, bulan spiritual yang sakral ini harus kita maknai sebagai bulan untuk mempertebal keyakinan bahwa menjadi makmur dan mulia merupakan hak semua orang. Sebagaimana firman Allah SWT dalam hadist qudsi “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku, kalau baik baiklah Aku, kalau buruk maka buruklah Aku”, Maka “berfikir dan rencanakan sesuatu diatas kemustahilan”, karena dia akan seperti magnet yang mendekatkanmu pada kesuksesan dan keberhasilan.