MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai langsung mengambil kebijakan atas kejadian bencana tanah gerak di Dusun Brau, Desa Gunungsari yang mengakibatkan 10 rumah warga, tepatnya di RT 01 RW 10, dan sekolah satu atap, bahkan jalan desa mengalami keretakan, dengan dimensi 10 hingga 18 sentimeter.
Senin (18/3) kemarin, Aries bersama BPBD, DPUPR, Dindik dan Ahli Geoteknologi meninjau lokasi kejadian. Dari hasil peninjauan, Pemkot Batu mengambil langkah teknis sebagai antisipasi tindak lanjut bencana dengan merelokasi kegiatan belajar mengajar dan warga yang terdampak.
“Posisi sekolah satu atap yang sangat rawan dan juga akan berdampak terhadap keselamatan siswa murid apabila dibiarkan tetap bersekolah disana. Untuk itu kami akan segera mencarikan solusi agar bisa mencarikan tempat relokasi aman yang tidak jauh dari Dusun Brau,” ujar Aries kepada Malang Posco Media, Senin (18/3) kemarin.
Sembari menunggu tempat relokasi untuk kegiatan belajar mengajar, pihaknya berharap para orang tua dan masyarakat memahami resiko yang ditimbulkan apabila anak-anaknya tetap bertahan disekolah satu atap tersebut. Begitu juga dengan 10 rumah warga yang ikut terdampak harus ada solusi terbaik agar warga mendapatkan tanah relokasi yang aman dan tidak membahayakan hidup mereka.
“Nantinya relokasi akan difasilitasi pemerintah. Terlebih kejadian ini hampir tiap tahun maka harus menjadi perhatian kita bersama. Semakin cepat semakin baik, 10 rumah juga akan dikaji secara utuh seperti apa. Kalau berdampak terhadap lingkungan, kita akan relokasi pelayanan dasar seperti sekolah terlebih dahulu yang paling utama,” terang Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim ini.
Sementara itu, Ahli Geoteknologi Politeknik Negeri Jakarta, Putera Agung, membeberkan hasil analisanya terhadap kondisi Dusun Brau. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan timnya beberapa waktu yang lalu, pihaknya menemukan aquifer yang besar dibawah lapisan tanah yang ada di Dusun Brau.
“Untuk itulah kami merekomendasikan untuk merelokasi sebagian wilayah yang berada di zona yang sudah dipetakan sesuai dengan kerawanannya. Sebelumnya kami mengukur tekanan air pori dibawah dan ada aquifer yang besar, jika tidak didukung dengan kondisi tanah dan kami merekomendasikan untuk mereduksi dengan relokasi dan mengembalikan fungsi alamnya dengan menanam tanaman keras, seperti cemara dan pinus sebagai daerah resapan,” terangnya.
Menyikapi bencana tanah gerak ditambahkan oleh Agung Sedayu, Kalaksa BPBD Kota Batu telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan relokasi area dan bangunan terdampak. Saat ini, pihaknya bersama warga sudah melakukan penutupan jalan aspal yang retak dengan menggunakan cor.
“Untuk tindak lanjut, BPBD mendorong adanya alih fungsi kawasan rawan tanah gerak agar segera mendapat tindak lanjut. Pasalnya, dari hasil kajian PVMBG, BPBD Provinsi dan Geologi UB yang telah dilakukan sejak terjadi tanah gerak beberapa tahun lalu, kawasan tersebut memang tidak direkomendasikan untuk ditempati karena kondisi tanah yang labil,” tandasnya. (eri)