Runner Up Duta Santri Nasional 2023, Olah Sampah Organik Bernilai Jual
MALANG POSCO MEDIA – Fina Kharisma Musallamah, Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) punya segudang prestasi. Mulai dari karya ilmiah sampai kesantrian. Ia menjadi Runner Up Duta Santri Nasional 2023 dengan program pemberdayaan Sampah Organik bagi para santri.
Berani mencoba berbagai hal adalah motivasi yang terus dijalankan Fina Kharisma Musallamah. Perempuan berusia 21 tahun itu memiliki segudang prestasi yang gemilang. Mulai dari bidang ilmiah sampai dengan keagamaan.
Mahasiswi semester enam jurusan Pendidikan Biologi UM itu masih terus mengasah berbagai potensi yang dimilikinya. Di sela kesibukannya, ia masih sempat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi sekitarnya.
Melalui penelitian yang dilakukannya, Duta Santri Nasional ini membuat program Pemanfaatan Limbah Organik berbasis Smart Integrated Cycle. Ini ditujukan bagi para santri di Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Malang.
“Mengenal duta santri itu belum lama, baru beberapa tahun lalu. Kebetulan ada influencer yang saya ikuti sering berbicara terkait ini, akhirnya kepo dan coba cari tahu. Terbesit keinginan untuk mencoba dan Alhamdulillah diamanahi sebagai Runner Up Duta Santri Nasional 2024,” ungkap perempuan yang kerap disapa Fina ini.
Program yang iya canangkan juga luar biasa. Yakni memanfaatkan limbah organik dengan basis Smart Integrated Cycle. Dengan bantuan maggot sebagai pengurai, dia berhasil memanfaatkan limbah organik menjadi pupuk bernilai jual serta maggot sendiri dimanfaatkan untuk pakan ternak.
“Intinya adalah integrated cycle, ada keterulangan di sana. Dari maggot yang memakan limbah organik seperti sayuran, nanti akan terurai, ada pupuk organik yang bisa dimanfaatkan untuk kesuburan tumbuhan. Sementara untuk hewannya sendiri bisa digunakan sebagai pakan ternak yang bergizi,” jelasnya.
Ia menerapkan program tersebut di lingkungan santri Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang. Pupuk organik dimanfaatkan untuk sayur-sayuran yang biasa dikonsumsi oleh para santri. Sementara untuk maggot menjadi pakan ikan lele sebagai lauk pauk santri.
“Intinya kami ingin menunjukan bahwa stigma yang selama ini ada di masyarakat itu salah. Sejauh ini santri dianggap kolot dan ketinggalan zaman, padahal tidak seperti itu. Para santri juga bisa berdaya di tengah-tengah masyarakat dengan menunjukan potensi yang dimiliki masing-masing,” tutur perempuan asal Kediri itu.
Sebagai mahasiswi dan juga sekaligus santri, Fina tidak hanya berhenti sampai di sana. Rasa ingin tahu yang besar membuatnya haus mencoba hal-hal yang baru. Ia juga aktif di kepengurusan organisasi kampus termasuk juga bagian dari Asosiasi Peneliti Muda Indonesia (APMI)
“Saya orangnya tidak bisa diam. Harus ada kegiatan. Makanya banyak kegiatan yang saya lakukan, mulai dari berorganisasi sampai melakukan penelitian dan mengikuti berbagai perlombaan,” paparnya.
Fina mulai suka terhadap dunia penelitian sejak duduk di bangku SMP. Hal itu ia tekuni sampai sekarang, duduk dibangku perkuliahan semester enam.
Menurutnya ada kepuasan tersendiri ketika bisa menjawab hipotesis yang ada di pikiran. Di bidang penelitian, sudah ada kurang lebih 11 penelitian yang dilakukan.
“Ada rasa kepuasan tersendiri ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini dipikirkan. Mungkin bisa dengan membaca buku, tapi sensasinya berbeda. Dengan penelitian sendiri kita bisa lebih dalam memahami jawaban dari permasalahan itu,” imbuh Wakil Sekretaris Duta Santri Nasional itu.
Berbagai prestasi gemilang sudah ia dapatkan. Mulai dari Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah, Lomba International Business Plan Competition di Bali, Best Paper Festival Pajak, Lolos Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Kewirausahaan bahkan menjuarai Mahasiswa Berprestasi Kampus UM dan masih banyak prestasi yang dimilikinya.
“Alhamdulillah masih diberi amanah yang cukup banyak. Mohon doanya ini juga sedang mempersiapkan untuk Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional. Semuanya saya lakukan agar bisa lebih banyak pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan,” tutur santri Ponpes Sabilurrosyad itu.
Ia bermimpi untuk terus berprestasi, dan bisa memberikan motivasi dan manfaat kepada masyarakat luas. Dengan ilmu dan pengetahuan yang diperolehnya, ia tak segan untuk saling berbagi dengan sesama, baik dalam diskusi maupun melalui konten-kontennya di media sosial. (adam malik/van)