MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sejumlah daerah kini telah memasuki musim kemarau. Ini selaras dengan prediksi BMKG yang memperkirakan masa musim kemarau dimulai pada Mei hingga Agustus. Puncaknya diperkirakan pada Juli nanti. Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Prayitno menyampaikan ada salah satu potensi bencana yang masih mengintai di Kota Malang, potensi kebakaran lahan.
“Sebenarnya kebencanaan di Kota Malang tidak Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan), tidak sampai seperti itu. Tidak punya lahan terbuka dan hutan. Tapi ada pekarangan, yang kadang orang itu habis sapu-sapu pekarangan, dibakar, tidak ditunggu, akhirnya terbakar, membesar dan akhirnya membakar rumah. Itu yang banyak terjadi,” terang Prayitno kepada Malang Posco Media, Kamis (16/5) kemarin.
Kebakaran di lahan pekarangan yang terjadi di Kota Malang disebutkan Prayitno memang masih banyak terjadi. Berdasarkan catatan, sepanjang 2022 lalu, tercatat ada empat kejadian. Kemudian sepanjang 2023 tercatat mengalami kenaikan sebanyak 26 kejadian.
Ditambahkan Prayitno, berdasarkan pemetaan dan laporan yang masuk, memang masih ada sejumlah wilayah yang berpotensi rawan kebakaran lahan.
“Yang terlapor kemarin kepada kami, ada Kecamatan Sukun. Disitu banyak barongan bambu-bambu di pinggir sungai. Kemudian juga Kecamatan Kedungkandang,” sebut Prayitno.
Menurut Prayitno, kejadian kebakaran seperti ini sebenarnya bisa lebih banyak dicegah dibandingkan kebakaran hutan dan lahan yang sulit diprediksi titik sumber apinya. Sebab, kebanyakan kebakaran ini akibat keteledoran masyarakat saat membakar sampah.
“Ini perlu edukasi kepada masyarakat. Membakar sampah sudah jelas regulasinya tidak boleh. Tapi perorangan, pribadi, bahkan institusi saya prihatin masih ada saja yang membakar sampah. Boleh BPBD memberi edukasi sebagai mitigasi, perilaku yang kira kira berdampak pada kebakaran harus kita kuatkan,” tandasnya. (ian/aim)
