Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menggelar festival kuliner untuk memperkenalkan keragaman hidangan khas dan produk makanan Indonesia. Nama kegiatannya Mercado Culinário Indonésio.
MALANG POSCO MEDIA-Mercado Culinário Indonésio merupakan langkah strategis Duta Besar RI untuk Portugal, Rudy Alfonso menarik minat wisatawan asing berkunjung ke Indonesia. Juga meningkatkan ekspor produk Indonesia di Portugal.
Festival itu digelar Sabtu (11/5) di halaman KBRI Lisabon. Dihadiri lebih dari 550 orang pengunjung. Mereka terdiri dari diaspora Indonesia, friends of Indonesia, masyarakat lokal, para Duta Besar negara sahabat, dan anggota korps diplomatik.
Festival kuliner tersebut menghadirkan para pelaku bisnis kuliner, chef, dan importir produk makanan Indonesia di Portugal.
Setidaknya 30 jenis kuliner Indonesia disajikan. Mulai dari nasi goreng, mie goreng, sate ayam, ayam serundeng, nasi jinggo, rendang, mie ayam, siomay, batagor, bakso, gado-gado, hingga berbagai camilan, jajanan pasar, dan jenis gorengan.
Serta beragam minuman, seperti es teler, es kopyor, es cendol, es cappuccino cincau, es pisang ijo, jamu, dan es buah.
“Mercado Culinário Indonésio merupakan sarana yang sangat efektif untuk memperkenalkan citra positif Indonesia serta meningkatkan hubungan ekonomi dan kebudayaan antara Indonesia-Portugal,” begitu keterangan tertulis dari KBRI Lisabon.
Cedric Andrade, penerima beasiswa Darmasiswa Indonesia tahun 2018 asal Portugal ikut berpartisipasi menunjukkan kemampuannya mengolah kuliner Indonesia. Yaitu jamu, kopi kapulaga, dan dadar gulung. “Saat ini saya bekerja sebagai private chef di Kota Lisabon, saya ingin agar makanan Indonesia bisa lebih dikenal oleh masyarakat Portugal,” kata Cedric, dalam keterangan KBRI Lisabon.
Tidak hanya sajikan aneka ragam kuliner, pengunjung pun diajak menyaksikan tarian tradisional yang dipertunjukkan oleh Grup Tari Citraloka binaan KBRI Lisabon. Juga pertunjukan musik lagu-lagu daerah Indonesia dan Portugal oleh pejabat dan staf KBRI Lisabon.
Festival kuliner Mercado Culinário Indonésio 2024 semakin meriah dengan diadakannya kuis pengetahuan umum tentang Indonesia dan doorprize menarik, mulai dari bingkisan produk makanan Indonesia, voucher hotel di Jakarta, hingga tiket pesawat Lisbon-Istanbul-Lisbon yang dipersembahkan oleh Turkish Airlines.
Mercado kali ini adalah mercado yang ke-5 bagi dua putra kami, DoubleZ. Meskipun sudah datang lima kali, namun tidak pernah bosan. Malah event yang selalu ditunggu-tunggu. KBRI Lisabon mempersiapkan para chef andal yang sudah tidak diragukan lagi kualitas makanannya. Ada yang memang disajikan sesuai cita rasa Indonesia namun juga ada beberapa yang tingkat kekuatan rasanya disesuaikan dengan lidah bule lokal.
Setiap satu porsi makanan rata-rata harganya 7 – 8 Euros atau setara Rp 120.000 – 136.000. Dengan porsi yang mungil sudah pasti belum bisa buat kenyang perut, haha. Minimal per orang harus siap sedia 20 Euros (Rp 340.000). 20 Euros bisa beli apa saja dong?? Makanan pembuka batagor bandung (7 Euros), camilan bakpao daging (3 Euros), gado-gado (7,5 Euros), es kopyor (2 Euros). Sekali makan totalnya 19,5 Euros (Rp 332.000). Sedangkan untuk suami saya, papi Fariz, onde-onde dua biji (2 Euros), lontong sate ayam (7 Euros), martabak manis (5 Euros), es teler (3,5 Euros). Totalnya 17,5 Euros (Rp 298.000).
Untuk DoubleZ ikutan makan bersama dengan porsi kami berdua ditambah dengan bakpao keju dan bakpao coklat masing-masing seharga 3 Euros.
Selain makanan tersebut juga masih bungkus 3 tempe fresh, 5 pack tempe teri kacang, bebek hitam Surabaya dalam bentuk frozen 2 kg, jajanan ciki Indonesia, bakso, siomay, dan nasi jinggo. Sepertinya kalau ditotal semuanya mencapai Rp 2.000.000 untuk tombo kangen makan jajan makanan Indonesia. Bye bye gaji ke-13, hohoho. (Pembahasan gaji ke-13 Portugal telah terbit di artikel sebelumnya, jangan sampai terlewat kawan pembaca).
Warga lokal Portugis juga terlihat semakin banyak yang datang dari tahun ke tahun. Seluruh stan makanan ramai pengunjung. Laris maniiiisssss. Meja dan kursi hampir semuanya terisi, tidak sedikit orang yang harus makan sambil berdiri ala prasmanan. Untungnya kami berempat mendapat kursi dan meja yang nyaman.
Dari pintu masuk KBRI sudah terlihat antrean mengular. Namun sepertinya para warga lokal mengira wajib antre di satu baris seperti terpusat begitu. Nyatanya semua stan bebas langsung didatangi. Mungkin adanya peta acara atau papan petunjuk bisa memudahkan para pengunjung untuk memborong makanan Indonesia. Untung para petugas KBRI dengan sigap menginfokan ke warga lokal yang sedang mengantre. Takutnya malah mereka beranggapan malas mengantre dan kembali pulang dengan tangan kosong.
Makanan Surabaya yang sampai sekarang masih dikangeni tuh rujak cingur, tahu campur, lontong balap, penyetan sambelan, iga bakar penyet, dan lontong kikil. (Tapi kayaknya orang bule gak bakal doyan deh). Dan my favoritoo adalah lontong sate ayam dengan bumbu kacang medok ala buatan orang Madura. Itu top markotop juara deh pokoknya, belum ada yang menandingi di Eropaah. Hahaha. Kalau di Indonesia kulineran dua juta rupiah sudah dapat apa saja yaa? Share dong apa sih makanan favorit kawan pembaca? (opp/van)