.
Friday, December 13, 2024

Percontohan Urban Farming, Jadi Tempat Belajar Pelajar dari Washington DC

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kampung Semar, Tiada Hari Tanpa Kerja Bakti

Namanya Kampung Semar. Terletak di Kelurahan Arjosari Kota Malang. Kampung ini berslogan “Tiada Hari Tanpa Kerja Bakti”. Warganya betul-betul memegang  slogan tersebut. Menjaga lingkungannya hingga memiliki sebuah kebun yang diakui seluruh Kota Malang karena  Juara II Lomba Urban Farming.

MALANG POSCO MEDIA-Nama Semar di kampung ini merupakan singkatan. Yakni “Senang Menanam Ramai-Ramai”. Berada di RT 06 RW 2 Kelurahan Arjosari.

Kampung Semar  baru saja diresmikan pada 13 Mei 2024 lalu oleh Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat. Ketua RT 06 Kampung Semar, Edi Sugianto menceritakan perjalanan kampung ini kepada Malang Posco Media.

Edi menjelaskan semua berawal saat pandemi Covid-19 melanda. Di tahun 2021, Edi dan warga RT 06, sepakat menggiatkan kegiatan aktif bersama.  Yakni gotong royong. Terdapat sebuah lahan kosong milik warga dengan luasan sekitar setengah hektare terbengkalai.

“Itu dulu semak-semak. Dan banyak ular. Juga banyak sampah. Kami minta izin untuk dikelola warga saja daripada tidak diapa-apakan. Dan boleh. Akhirnya kami manfaatkan dan tanam sayur sampai buah,” ceritanya. 

Pria kelahiran 1975 ini melanjutkan, sejak saat itu tanaman sayur mayur yang ditanam warga   membuahkan hasil. Kala itu, jika ada warga yang positif Covid-19 maka  hasil tanaman di kebun akan diberikan kepada warga cuma-cuma.

Di tahun yang sama, diadakan sebuah lomba antar Pokdawis (Kelompok Dasa Wisma) tingkat Kelurahan Arjosari. Lomba lingkungan tercantik. RT 06 mendapatkan juara pertama. Dari sini warga RT 06 semakin semangat mengembangkan kebun mereka tersebut.

Tidak hanya dipercantik dengan gazebo hingga tempat duduk, ditambahkan pula budidaya lele dan maggot  untuk menambah  kerjaan warga agar lebih produktif.

“Kami juga buat kolam pemancingan di Tahun 2022. Ikannya, ikan yang kami budidayakan, ikan lele. Tarifnya Rp 20 ribu per stik (stik pancing). Lumayan buat penghasilan kas RT,  maggot  juga kami jual buat pancingan itu,” papar pria asli Kelurahan Arjosari ini.

Kemudian pada Lomba Urban Farming yang diselenggarakan Maret 2024 lalu oleh TP PKK Kota Malang , Kampung Semar dengan kebun Urban Farmingnya keluar menjadi Juara II seluruh Kota Malang. Menurut Edi, warga semakin antusias menjaga kebunnya.

Sejak pertama kali dibuat kebun Urban Farming RT 06 Kampung Semar dilakukan dengan swadaya warga sendiri.

“Ya urunan, ya ada yang donasi. Misal ada warga punya alat apa ya diberi untuk  di kebun. Kalau ada perangkat pot atau bibit tanaman diberi dan ditanam di kebun. Dari dulu sampai sekarang semuanya murni swadaya warga sini,” jelas Edi.

Apa yang dilakukan warga RT 06 RW 02 Kelurahan Arjosari ini lama-lama  membuahkan hasil. Nama Kampung Semar dengan kebun asri mereka semakin dikenal.

Pada Oktober 2023 lalu, sebanyak 25 pelajar dari Washington DC, Amerika Serikat menimba ilmu Urban Farming selama satu bulan di Kampung Semar. Mereka belajar bagaimana konsep gotong royong berhasil dilakukan di RT 06 sehingga bisa membuat kebun dengan juta manfaat.

Tidak itu saja, Edi menyampaikan banyak pula perangkat daerah hingga mahasiswa daerah lain mampir ke kebun Kampung Semar.

“Ya karena kami ini juga atas bimbingan Bapak Bambang Iranto (penggagas Glintung Go Green), kami bisa mengembangkan lebih jauh. Sekarang kami juga kembangkan budidaya ikan di Galon. Ini yang lagi kami kembangkan terus,” jelas pria yang memiliki usaha bengkel itu.

Sejak saat itu slogan “Tiada Hari Tanpa Kerja Bakti” bertambah kuat diaplikasikan. RT yang memiliki kurang lebih 124 KK ini memang terus aktif.  Terlebih jika hari Sabtu-Minggu,  tanpa diumumkan ada saja warga yang bersih-bersih sendiri di kebun.

Edi pun bangga dengan warganya yang setiap hari mau menyempatkan diri membersihkan lingkungannya sendiri.

“Ya karena memang tanam-tanam sendiri, kami ini jadi merasa memiliki bersama-sama. Jadi memang kerja bakti terus tanpa dikomando. Kalau ada tamu datang, sudah ada tiga sampai empat  warga yang standby untuk guiding, mengarahkan. Dan jadi MC nya. Ya memang kami ini begitu tiada hari tanpa kerja bakti, dikerjakan bareng-bareng,” pungkasnya. (sisca angelina/van)

Kampung Semar, Tiada Hari Tanpa Kerja Bakti// sub

Percontohan Urban Farming, Jadi Tempat Belajar Pelajar dari Washington DC// judul
SEMANGAT: Warga Kampung Semar di Kelurahan Arjosari kompak mengembangkan kampungnya dan selalu ramah menerima kunjungan.

Namanya Kampung Semar. Terletak di Kelurahan Arjosari Kota Malang. Kampung ini berslogan “Tiada Hari Tanpa Kerja Bakti”. Warganya betul-betul memegang  slogan tersebut. Menjaga lingkungannya hingga memiliki sebuah kebun yang diakui seluruh Kota Malang karena  Juara II Lomba Urban Farming.

MALANG POSCO MEDIA-Nama Semar di kampung ini merupakan singkatan. Yakni “Senang Menanam Ramai-Ramai”. Berada di RT 06 RW 2 Kelurahan Arjosari.

Kampung Semar  baru saja diresmikan pada 13 Mei 2024 lalu oleh Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat. Ketua RT 06 Kampung Semar, Edi Sugianto menceritakan perjalanan kampung ini kepada Malang Posco Media.

Edi menjelaskan semua berawal saat pandemi Covid-19 melanda. Di tahun 2021, Edi dan warga RT 06, sepakat menggiatkan kegiatan aktif bersama.  Yakni gotong royong. Terdapat sebuah lahan kosong milik warga dengan luasan sekitar setengah hektare terbengkalai.

“Itu dulu semak-semak. Dan banyak ular. Juga banyak sampah. Kami minta izin untuk dikelola warga saja daripada tidak diapa-apakan. Dan boleh. Akhirnya kami manfaatkan dan tanam sayur sampai buah,” ceritanya. 

Pria kelahiran 1975 ini melanjutkan, sejak saat itu tanaman sayur mayur yang ditanam warga   membuahkan hasil. Kala itu, jika ada warga yang positif Covid-19 maka  hasil tanaman di kebun akan diberikan kepada warga cuma-cuma.

Di tahun yang sama, diadakan sebuah lomba antar Pokdawis (Kelompok Dasa Wisma) tingkat Kelurahan Arjosari. Lomba lingkungan tercantik. RT 06 mendapatkan juara pertama. Dari sini warga RT 06 semakin semangat mengembangkan kebun mereka tersebut.

Tidak hanya dipercantik dengan gazebo hingga tempat duduk, ditambahkan pula budidaya lele dan maggot  untuk menambah  kerjaan warga agar lebih produktif.

“Kami juga buat kolam pemancingan di Tahun 2022. Ikannya, ikan yang kami budidayakan, ikan lele. Tarifnya Rp 20 ribu per stik (stik pancing). Lumayan buat penghasilan kas RT,  maggot  juga kami jual buat pancingan itu,” papar pria asli Kelurahan Arjosari ini.

Kemudian pada Lomba Urban Farming yang diselenggarakan Maret 2024 lalu oleh TP PKK Kota Malang , Kampung Semar dengan kebun Urban Farmingnya keluar menjadi Juara II seluruh Kota Malang. Menurut Edi, warga semakin antusias menjaga kebunnya.

Sejak pertama kali dibuat kebun Urban Farming RT 06 Kampung Semar dilakukan dengan swadaya warga sendiri.

“Ya urunan, ya ada yang donasi. Misal ada warga punya alat apa ya diberi untuk  di kebun. Kalau ada perangkat pot atau bibit tanaman diberi dan ditanam di kebun. Dari dulu sampai sekarang semuanya murni swadaya warga sini,” jelas Edi.

Apa yang dilakukan warga RT 06 RW 02 Kelurahan Arjosari ini lama-lama  membuahkan hasil. Nama Kampung Semar dengan kebun asri mereka semakin dikenal.

Pada Oktober 2023 lalu, sebanyak 25 pelajar dari Washington DC, Amerika Serikat menimba ilmu Urban Farming selama satu bulan di Kampung Semar. Mereka belajar bagaimana konsep gotong royong berhasil dilakukan di RT 06 sehingga bisa membuat kebun dengan juta manfaat.

Tidak itu saja, Edi menyampaikan banyak pula perangkat daerah hingga mahasiswa daerah lain mampir ke kebun Kampung Semar.

“Ya karena kami ini juga atas bimbingan Bapak Bambang Iranto (penggagas Glintung Go Green), kami bisa mengembangkan lebih jauh. Sekarang kami juga kembangkan budidaya ikan di Galon. Ini yang lagi kami kembangkan terus,” jelas pria yang memiliki usaha bengkel itu.

Sejak saat itu slogan “Tiada Hari Tanpa Kerja Bakti” bertambah kuat diaplikasikan. RT yang memiliki kurang lebih 124 KK ini memang terus aktif.  Terlebih jika hari Sabtu-Minggu,  tanpa diumumkan ada saja warga yang bersih-bersih sendiri di kebun.

Edi pun bangga dengan warganya yang setiap hari mau menyempatkan diri membersihkan lingkungannya sendiri.

“Ya karena memang tanam-tanam sendiri, kami ini jadi merasa memiliki bersama-sama. Jadi memang kerja bakti terus tanpa dikomando. Kalau ada tamu datang, sudah ada tiga sampai empat  warga yang standby untuk guiding, mengarahkan. Dan jadi MC nya. Ya memang kami ini begitu tiada hari tanpa kerja bakti, dikerjakan bareng-bareng,” pungkasnya.(sisca angelina/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img