.
Thursday, December 12, 2024

MI Khadijah Gelar Manasik Haji, Kenalkan Rukun Haji dan Gemakan Pendidikan Islam Berkarakter Unggul

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Upaya menguatkan pengetahuan agama dan karakter siswa, MI Khadijah Kota Malang menggelar manasik haji, Selasa (11/6) kemarin. Kegiatan ini sebagai rangkaian kegiatan Gema Dzulhijjah 2024. Acara tersebut bertujuan mengenalkan dan mendekatkan anak-anak pada rukun Islam kelima sejak dini.

“Manasik haji ini merupakan bagian dari rangkaian Gema Dzulhijjah. Dilaksanakan menjelang hari raya Idul Adha. Anak-anak diajarkan mengenal ibadah haji lebih dekat,” kata Ketua Gema Dzulhijjah 2024, Mohammad Choirul Anam, M.Pd.

Anam menjelaskan, bahwa kegiatan manasik haji ini merupakan agenda rutin setiap tahunnya. Bedanya, di tahun ini siswa tak hanya dikenalkan tata cara pelaksanaan Haji Tamattu seperti yang paling umum dilaksanakan oleh umat Islam Indonesia. Tetapi juga dikenalkan pelaksanaan Haji Ifrad. Hal ini untuk memperkaya wawasan mereka terkait jenis-jenis pelaksanaan haji secara menyeluruh. Tak hanya teori di kelas, anak-anak benar-benar dikenalkan secara langsung urutan rukun yang harus dilaksanakan jika mengikuti Haji Ifrad dan perbedaannya dengan Haji Tamattu.

Termasuk dijelaskan pula kewajiban membayar dam bagi yang melaksanakan Haji Tamattu dan tidak wajib bagi Haji Ifrad. Siswa juga dikenalkan dengan Haji Qiran di kelas masing-masing, memperkaya pengetahuan mereka tentang variasi ibadah haji. “Kalau Haji Tamattu ini umrah dulu baru haji, tahun ini kita juga ajarkan Haji Ifrad yang pelaksanaannya haji dahulu baru umrah. Anak-anak biar tahu haji itu tidak hanya Tamattu, ada beberapa haji yang harus diketahui,” jelasnya.

Pada tahun ini, manasik haji diikuti oleh siswa dari kelas 1 hingga kelas 5, dengan total peserta sekitar 425 siswa. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenjang kelas dan jenis kelamin, sehingga lebih mirip dengan pelaksanaan haji sebenarnya.

“Pembagiannya per jenjang kelas dibagi kloter laki-laki dan kloter perempuan. Biar mereka juga memahami bahwa laki-laki dan perempuan itu bukan mahram, serta bagaimana praktiknya ketika kelak melaksanakan haji sesungguhnya,” terang Anam.

Tak hanya mengenalkan ibadah haji dalam manasik, pembelajaran haji juga terintegrasi sejak memasuki Bulan Dzulhijjah. Doa-doa ibadah haji diperdengarkan rutin melalui speaker di seluruh kelas setiap pagi sebelum Salat Dhuha. Ini dilakukan selama satu bulan penuh di bulan Dzulhijjah, sehingga siswa terbiasa dan hafal dengan doa-doa tersebut. (mg1/sir/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img