MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kasus penganiayaan terhadap hewan masih saja terjadi di Malang. Kasus kucing yang dipaku pada sebuah pohon di wilayah Dau beberapa waktu kemarin juga menunjukkan bahwa sebenarnya masih banyak hewan hewan liar yang rentan keselamatannya. Apalagi jumlahnya sangat banyak.
Tidak saja bagi pecinta hewan, kasus penganiayaan hewan ini membuat banyak pihak prihatin. Hal ini menjadi sebuah bahasan yang menarik, seperti dalam sebuah diskusi pada Dialog Konservasi Hewan yang diiniasi oleh Malang Peduli Demokrasi (MPD), yang digelar di MCC, Sabtu (29/6). Salah satu peserta, bahkan menyinggung banyak hewan peliharaan yang dicuri dan diperjualbelikan secara ilegal di pasar.
“Selama ini keresahan yang kami rasakan, banyak kucing atau hewan dicuri, lalu dijual ke (Pasar) Splendid. Nah di duga ini juga ada sindikat dan penadah. Pemerintah perlu hadir menyikapi hal ini,” kata Tina, salah satu peserta yang berasal dari Hopeless Animal Lover.
Tidak hanya masalah itu, beberapa peserta lain juga menyampaikan keresahannya terkait nasib hewan ini. Misalnya, muncul adanya permintaan untuk sterilisasi pada hewan liar sebagai upaya untuk pengendalian populasi. Tidak hanya itu, juga ada yang meminta dibangunnya sebuah shelter atau penampungan hewan yang dilengkapi dengan fasilitas layak.
Tidak hanya itu, dalam dialog kali ini, juga tercetus adanya gabungan pecinta hewan yang didalamnya juga tergabung dari pihak pemerintah. Diharapkan tiap terjadi kasus, bisa segera ditindaklanjuti dengan semua pihak.
“Pemerintah tidak pernah diam. Di Kota Malang, Pemkot bahkan selalu proaktif atas kejadian seperti ini. Bahkan seperti beberapa tahun lalu, Pemkot Malang pernah mengeluarkan Surat Edaran untuk larangan mengonsumsi hewan anjing. Ini menjadi satu satunya daerah yang berani mengeluarkan sikap tegas,” terang Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian drh. Anton Pramudjiono, salah satu narasumber dalam dialog tersebut.
Tidak hanya itu, Pemkot Malang juga selalu mengadakan upaya sterilisasi hewan secara rutin. Selain itu juga ada fasilitas pemeriksaan kesehatan hewan, yakni Puskeswan yang berada di Jalan Sarangan Kota Malang. Selain informasi dan konsultasi, di Puskeswan tersebut juga melakukan tindakan medis yang beragam.
Presiden MPD Imam Muslich menyebut, dari dialog yang berjalan cukup gayeng tersebut, memang belum ada sebuah aksi atau langkah nyata di lapangan karena dialog ini merupakan kali pertama. Namun demikian, dimulai dari dialog seperti ini, semua pihak sudah berkomitmen untuk bertemu kembali untuk selanjutnya menyepakati aksi apa yang harus dilakukan selanjutnya.
“Hari ini memang masih curhat curhat saja dari masyarakat dan pecinta hewan ini. Selanjutnya kami siap memfasilitasi lagi,” ujar Muslich sapaannya.
Dialog ini dihadiri oleh banyak pihak, seperti dari berbagai komunitas pecinta hewan, dokter hewan dan juga pemerintah. Narasumber yang dihadirkan yakni dr. Yoyok dari PDHI Malang, drh. Anton Pramudjiono dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Eko Sri Yuliadi, Presiden MPD Imam Muslich, hingga Kepala OJK Malang Biger Adzania Maghribi yang juga merupakan pecinta hewan.
Dialog ini dikatakan Muslich digelar untuk memfasilitasi kencangnya keresahan dari para pecinta hewan terhadap kasus kasus belakangan ini bersama dengan pihak terkait. Yakni bersama dengan dokter dokter hewan dan juga pemerintah. Meski MPD identik dengan kegiatan sosial, persoalan kesejahteraan hewan ini juga menjadi perhatian utama.
“Ngomong sosial ya ngomong pohon ya ngomong manusia. Ketiganya ini harus seimbang dan menjadi satu kesatuan. Kami memfasilitasi, mempertemukan dengan pemerintah,” tutupnya. (ian/nug)