Krisis Murid, Sama-Sama Berburu Siswa Baru
Akhirnya PPDB Offline Diperpanjang Sampai Agustus
MALANG POSCO MEDIA-SD negeri di Kota Malang sedang kesulitan siswa baru di Tahun Ajaran 2024/2025. Sekolah milik pemerintah mulai merasakan masalah yang biasanya dialami sekolah swasta.
Tidak semua pagu PPDB di SD negeri di Kota Malang terpenuhi. Ada beberapa yang belum memenuhi target. Bahkan ada yang masih mendapat satu siswa baru. Sementara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sudah harus dimulai Senin (15/7) pekan depan. Itu artinya tiga hari setelah itu pembelajaran Tahun Ajaran 2024/2025 harus dimulai.
Salah satunya SDN Jatimulyo 4 Kota Malang. Sekolah ini masih mendapat satu siswa baru. Sayangnya pihak sekolah enggan dikonfirmasi. Plt Kepala SD Negeri Jatimulyo 4, Nur Faidah tidak bisa ditemui. Jumat (12/7) kemarin tidak ada di tempat.
“Untuk update PPDB kami belum bisa ngasih informasi. Silakan langsung ke Dinas Pendidikan. Semua berkas sudah kami serahkan ke dinas,” ucap salah satu guru yang tidak berkenan menyebutkan namanya.
Meskipun PPDB diperpanjang dengan sistem offline, tapi tidak ada aktivitas pelayanan di sekolah ini. Hingga pukul 11.00 WIB kemarin, masih terlihat sepi. Hanya ada beberapa siswa yang terlihat latihan menari.
Salah satu warga sekitar sekolah yang juga menolak menyebutkan namanya mengatakan, bahwa SDN Jatimulyo 4 memang memiliki siswa yang sedikit. Masyarakat sekitar lebih banyak menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah lainnya. Yakni di beberapa SDN Jatimulyo lainnya.
“Memang fasilitasnya kurang bagus. Warga di sini lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah lain,” ucapnya.
Sementara itu, SDN Ketawanggede yang kurang 40 siswa baru mengalami penambahan dua siswa. Dua siswa tambahan tersebut mendaftar secara offline setelah PPDB Zonasi Online ditutup, Rabu (10/7) lalu. “Alhamdulillah, kami ketambahan dua siswa yang mendaftar secara offline kemarin,” ucap Ketua PPDB SDN Ketawanggede, Dyah Ayu Caturnigtyas, S.Pd.
Tahun ini SDN Ketawanggede hanya bisa menerima siswa baru sebanyak dua rombongan belajar (Rombel). Itu karena jumlah siswa baru turun drastis dari tahun lalu yang bisa menerima tiga rombel.
“Jadi jumlah siswa baru di sekolah kami saat ini 46 siswa. Masih kurang sepuluh siswa lagi untuk dapat dua rombel,” katanya.
Dyah berharap di sisa waktu yang ada siswa baru akan bertambah. Pendaftaran secara offline akan terus dibuka bingga kegiatan MPLS selesai. “Pembukaan PPDB terus berlanjut untuk memenuhi pagu. Sampai MPLS selesai, Hari Rabu pekan depan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Dodik Teguh Pribadi menyampaikan, sampai saat ini sudah cukup banyak penambahan peserta didik baru untuk sejumlah SD negeri yang sempat belum terpenuhi pagunya. Ia yakin masih ada banyak lagi yang akan mendaftar saat PPDB offline, yang diperpanjang hingga Agustus nanti.
Namun demikian, ia belum bisa menyampaikan sudah berapa SD lagi yang telah terpenuhi pagunya karena belum ada pembaruan data lagi.
“Sepertinya sampai nanti pun tidak perlu ada pembaruan data tidak apa-apa. Apa adanya nanti sampai Agustus, itu harus kami unggah ke Dapodik. Kekurangan ini kan karena memang ada syarat KK Kota Malang, kalau ‘keran’ ini sudah dibuka, ya bisa ada tambahan lagi pendaftar dari kabupaten,” tegasnya.
Untuk kasus satu peserta didik baru yang mendaftar di SDN Jatimulyo 4, ia menyampaikan bahwa yang bersangkutan sudah pindah ke SDN Jatimulyo 1. Namun Dodik meyakini, selama PPDB offline ini, di SD tersebut masih bisa menerima sampai delapan peserta didik baru, seperti yang terjadi pada tahun lalu.
Berdasarkan catatan, tiap tahunnya, memang relatif tidak banyak peserta didik yang mendaftar di SDN Jatimulyo 4. Menurut Dodik, selain faktor rendahnya jumlah usia SD, di wilayah tersebut juga banyak terdapat rumah kos dan kontrakan, serta lokasi SDN Jatimulyo 4 relatif berdekatan dengan SD negeri lainnya.
“Nah kami tentu akan evaluasi sekolah-sekolah yang tiap tahunnya tidak penuh pagunya, apalagi sedikit jumlah yang mendaftar. Bisa saja digabungkan, tapi kan perlu evaluasi,” tandasnya. (imm/ian/van)