MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Puncak musim kemarau Kota Batu diperkirakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi pada Agustus 2024. BMKG juga memprediksi untuk daerah pegunungan rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat puncak musim kemarau.
Untuk itu BPBD Kota Batu telah mempersiapkan penanganan bencana alam yang bisa saja terjadi saat masuk puncak musim kemarau. Khususnya karhutla di wilayah Kota Batu yang rawan terjadi. Hal itu disampaikan oleh Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu.
“Mendekati puncak musim kemarau pada bulan Agustus kami mewaspadai potensi bencana karhutla. Kami tengah memproses status siaga pada kebakaran hutan serta persiapan dukungan logistik bagi personel gabungan apabila karhutla terjadi,” ujar Agung kepada Malang Posco Media.
Ia menjelaskan pada musim kemarau potensi kekeringan tidak berdampak di Kota Batu. Akan tetapi potensi karhutla yang menjadi fokus perhatian karena Kota Batu secara geografis hampir 60 persen adalah hutan.
“Secara geografis 52 persen Kota Batu adalah hutan produksi dan juga taman hutan rakyat (tahura) dan wilayah yang memiliki potensi karhutla masuk wilayah hutan Perhutani. Dengan titik lokasi yang paling rawan terjadi di kawasan Gunung Panderman dan Arjuno,” bebernya.
Untuk mengantisipasi itu, BPBD sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. Seperti Perhutani dan OPD lainnya. Selain itu pihaknya juga terus melakukan pemantauan dan antisipasi kondisi Kota Batu terhadap potensi karhutla dengan monitoring secara rutin dan siap menurunkan petugas gabungan apabila terjadi karhutla.
“Sedangkan penyebab kebakaran hutan karena beberapa faktor, seperti ulah manusia dan faktor alam. Oleh karena itu kami meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga alam. Terutama bagi masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan di hutan, mematikan bekas api unggun dengan sempurna, serta tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar,” pesannya.
Selain karhutla, BPBD juga mencatat bahwa bencana alam lain saat musim kemarau yang bisa saja terjadi di Kota Batu adalah angin puting beliung. Bencana tersebut sering terjadi di kawasan Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
“Untuk upaya penanggulangan dan mengurangi kerugian akibat bencana angin puting beliung, kami juga telah melakukan penanaman pohon cemara. Penanaman pohon cemara bertujuan untuk memecah laju angin,” imbuhnya.
Pihaknya juga telah memasang alat Early Warning Sistem (EWS) untuk deteksi dini munculnya angin puting beliung. Serta memberikan pelatihan kepada masyarakat perihal kebencanaan.(eri/lim)