Jika Erik Setyo Santoso Jadi Pj Wali Kota Malang
MALANG POSCO MEDIA-Berbagai spekulasi dan utak atik jabatan mulai berhembus di Pemkot Malang. Itu menyusul Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso dijagokan menjadi Penjabat (Pj) Wali Kota.
Jika Erik jadi Pj Wali Kota Malang maka ia tak bisa rangkap jabatan karena beratnya beban tugas. Itu artinya harus ada Plt Sekda Kota Malang.
Seperti diberitakan sebelumnya, DPRD Kota Malang menjagokan Erik Setyo Santoso sebagai satu-satunya calon Pj Wali Kota Malang yang akan diusulkan ke Kemendagri di Jakarta. Erik diusulkan menggantikan Wahyu Hidayat yang mengajukan pengunduran diri dari jabatan Pj Wali Kota Malang karena ikut meramaikan bursa Pilkada Kota Malang.
Saat dimintai tanggapan mengenai siapa yang akan menggantikannya sebagai Pj Wali Kota Malang, Wahyu menyerahkan segalanya pada mekanimse yang berlaku. Namun ia berharap Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso bisa menggantikannya.
“Iya, Pak Erik (Sekda) jika dilihat dari track record yang paling ideal adalah Pak Erik. Lebih baik yang memang sudah mengerti kalau orang luar nanti kasihan adaptasi lagi. Harapan saya memang Pak Erik,” kata Wahyu.
Ia mengatakan bahwa jika Erik menggantikannya sebagai Pj Wali Kota Malang, maka jabatan sekda juga akan dicarikan Plt. Hal ini masih akan dipikirkan lagi.
Hanya saja untuk kepastian Erik menjadi Pj Wali Kota Malang masih menunggu keputusan Mendagri Tito Karnavian. Yakni persetujuan pengunduran diri Wahyu dan penetepan Pj Wali Kota Malang yang baru.
Wahyu mengaku sudah mengirimkan surat pengajuan pengunduran dirinya ke Kemendagri. Ia kembali menegaskan bahwa selama pengajuan pengunduran dirinya belum disetujui maka dirinya masih bertugas sebagai Pj Wali Kota Malang.
Di sisi lain, setelah nama Erik mencuat menjadi calon Pj Wali Kota Malang, muncul berbagai spekulasi. Di antaranya akan ada Plt Sekda.
“Di Pemkot Malang ini banyak pejabat yang berkompeten dan juga ingin jadi sekda. Kalau sekadar jadi Plt Sekda tentu ada saja peminatnya,” kata seorang pejabat Pemkot Malang yang enggan disebutkan namanya.
Ia mengatakan begitu ramai diberitakan Erik dijagokan jadi Pj Wali Kota, langsung ramai pula pembahasan siapa yang dijagokan jadi Plt Sekda.
“Mulai disebut si A, si B bisa jadi Plt Sekda. Tapi saya tidak, ya tidak kepingin juga,” kata pejabat eselon II ini. Sejumlah nama yang mulai disebut-sebut bisa menduduki jabatan Plt Sekda. Di antaranya Drs Mulyono M.Si (Inspektur), Drs Subkhan M.AP (Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah), Drs Handi Priyanto AP, M.Si (Kepala Bapenda), Dr Eko Sri Yuliadi atau Eko Sya (Kepala Dinas Kopindag) dan Ir Diah Ayu Kusuma Dewi MT ( Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda).
“Ya nama-nama itu berpeluang. Selain memiliki kapasitas, ada juga beberapa yang sudah klik dengan Pak Sekda (Erik Setyo Santoso). Jadi bisa menunjang kinerja,” katanya.
Di sisi lain, Wahyu Hidayat yang sudah mengajukan surat pengunduran diri sebagai Pj Wali Kota Malang menjadi topik bahasan para analis politik. Mantan Sekda Pemkab Malang itu disebut-sebut sebagai “Kuda Hitam” jika ikut Pilkada.
Analis politik dari UM, Dr Nuruddin Hady mengatakan predikat “Kuda Hitam” pantas disematkan pada Wahyu Hidayat. Ia dipandang bisa memikat perhatian publik karena menjadi bakal calon wali kota “incumbent” yang segar.
“Dia tetap incumbent lho. Incumbent artinya yang pernah menjabat. Meskipun baru dan tidak dalam waktu lama, warga atau publik sudah mengenal dan memang ingatan akan kinerjanya masih segar di mata publik. Makanya Pj ini (Wahyu) menjadi kuda hitam,” jelas Nuruddin.
Ia juga menilai popularitas Wahyu Hidayat terdongkrak semenjak menjabat sebagai Pj Wali Kota Malang. Terlebih, sepanjang menjadi Pj, Wahyu melakukan gebrakan-gebrakan berupa kegiatan dinas yang mengundang tatap muka langsung dengan warga Kota Malang.
Terlepas hal ini menjadi strateginya sejak awal untuk maju Pilkada atau tidak, Nuruddin mengatakan itu memang membuat Wahyu semakin banyak dikenal oleh publik Kota Malang.
“Ya kalau dilihat dari gerak-geriknya sejak awal, dari kegiatan Ngombe dan sebagainya itu sangat besar kemungkinannya Pak Wahyu memang memiliki niat sejak awal (niat untuk maju Pilkada),” kata dia.
Selanjutnya Wahyu pun menarik bagi partai politik untuk digandeng. Dan dipastikan, Wahyu akan mengendarai salah satu partai politik. Nuruddin memprediksi, Wahyu akan maju menggandeng Partai Gerindra. Itu berdasarkan informasi yang beredar di lapangan.
Tidak hanya itu, menggandeng Gerindra juga menjadi strategi yang baik. Karena Gerindra kini menjadi parpol dengan nilai tawar tinggi. Itu setelah jago Gerindra, Prabowo Subianto memenangkan Pilpres.
“Selain itu, kader Gerindra di Kota Malang tidak banyak muncul. Moreno dan Rimzah memang sempat muncul di bursa tetapi sepertinya tidak menggebu-gebu. Jadi jika Wahyu ke Gerindra, ya arahnya pasti dijadikan calon N1 (calon wali kota). ” tegas Nuruddin.
Sementara itu analis politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Wahyudi MSi mengatakan majunya Wahyu dalam bursa pilkada tak rawan memengaruhi ASN Pemkot Malang.
“Saya pikir tidak rawan. Karena Kota Malang sudah punya pengalaman panjang tentang ini. Dan ASN yang juga warga negara juga memiliki hak politik. Maka ASN mau tidak mau harus menjatuhkan pilihan politiknya pada waktunya dengan bijak,” kata Wahyudi. (ica/van)