spot_img
Friday, December 27, 2024
spot_img

Tingkatkan Potensi Bisnis Kopi Keliling di Banyuwangi, Doktor Mengabdi UB dan Ijen Geopark Beri Pendampingan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia sangat pesat dan Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah dengan produktivitas kopi yang tinggi di Indonesia. Khususnya di kawasan Ijen Geopark menjadi salah satu perkebunan kopi utama di Banyuwangi, dengan jenis kopi di antaranya yaitu robusta dan liberika.

Hadirnya tradisi “Kopi Sepuluh Ewu” yang berkembang di Banyuwangi juga semakin memperkuat hubungan antara kopi dan sektor pariwisata. Yaitu memaksimalkan produksi dan penjualan kopi lokal, serta meningkatkan pendapatan warga setempat.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggerakkan sektor ekonomi kreatif berbasis kopi melalui Festival Ngopi Sepuluh Ewu yang digelar tiap tahun di Desa Wisata Adat Kemiren Kecamatan Glagah. Menjadi bagian dari tradisi, festival kopi itu dihadiri seribuan orang yang memadati jalan utama Desa Kemiren untuk menikmati kopi yang disuguhkan masyarakat suku Osing.

Tim Doktor Mengabdi UB bersama Yoga Abi Zakaria, Johan Ramandias, dan Rahmad Faz Fatir, tiga praktisi kopi dari Kota Malang yang turut andil dalam pelatihan.

Besarnya potensi bisnis kopi di Banyuwangi ini menggerakkan Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya untuk melakukan pendampingan. Tim Doktor Mengabdi UB yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Tim Doktor Mengabadi UB berkolaborasi dengan Ijen Geopark untuk melakukan pendampingan masyarakat dalam mengelola dan meningkatkan potensi bisnis penjualan kopi keliling di Banyuwangi. Tim ini diketuai oleh Wenny Bekti Sunarharum, STP, M.Food St., Ph.D. (FTP) dan beranggotakan Mochamad Nurcholis, STP, MP, Ph.D. (FTP), Dias Satria, S.E., M.App.Ec., Ph.D. (FEB), Yuniar Ponco Prananto, SSi., M.Sc., Ph.D. (FMIPA) bersama dengan 9 orang mahasiswa.

“Kopi keliling atau starling ini cukup potensial untuk dikembangkan di Banyuwangi karena banyak turis ke sini, dekat pelabuhan Ketapang. Jadi, semoga membawa manfaat untuk masyarakat UMKM di sini, dan mendongkrak popularitas kopi-kopi lokal,” ujar Wenny Bekti Sunarharum, STP, M.Food St., Ph.D.

Starling adalah singkatan dari Starbucks keliling. Awalnya, pelanggan kopi keliling yang menamakan para penjual kopi keliling itu menjadi Starbucks keliling atau disingkat Starling. Para pejual kopi keliling di Banyuwangi itu mendapatkan pendampingan dari Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya.

Kegiatan dibungkus dalam acara pelatihan, bimbingan teknis, FGD (Focus Group Discussio) dan pendampingan di Kembang Galengan, Kalipuro, Banyuwangi, pada Kamis (18 Juli 2024), Jum’at (19 Juli 2024) dan Senin (22 Juli 2024).

Diskusi terbuka dan sharing digelar bersama Azmi, pegiat kopi dan roastery di kota Banyuwangi, serta Nabila yang berbagi pengalamannya di dunia kopi keliling selama kurang lebih satu tahun di salah satu destinasi wisata Banyuwangi. “Pekerjaan kopi keliling ini seru dan menantang, sementara ini yang dijual di sekitar masih kebanyakan yang kopi sasetan saja,” kata Nabila.

Hadir juga tiga praktisi kopi dari Kota Malang yang turut andil dalam pelatihan yaitu Yoga Abi Zakaria (Co-Founder Jagoan Indonesia) dengan materi desain promosi visual menggunakan Canva & Leonardo AI, Johan Ramandias (Co-Founder Sensoflavo) dengan materi teknik penyeduhan dan penyajian kopi, dan Rahmad Faz Fatir (Owner Alir Coffee-Prosesor Milenial) tentang teknik eksperimental.

Kegiatan berjalan lancar dan peserta tampak antusias untuk belajar tentang kopi, mulai dari pengolahan pasca panen green coffee beans, penyangraian, penyeduhan dan teknik penyajian, mutu, higiene, hingga manajemen bisnis dan pemasaran kopi keliling. Diberikan pula 3 set paket box kayu starling dengan peralatan seduh manual kepada peserta untuk menjalankan bisnis kopi keliling ini.

“Saya sangat berterima kasih atas pengetahuan yang saya dapatkan dan semangat baru yang saya rasa untuk menjelajahi lebih dalam lagi tentang kopi. Saya juga senang bisa bertemu dan berdiskusi dengan teman-teman yang super-super dalam pengembangan kopi utamanya bagi saya yang ada di secang yang mempunyai kebun kopi,” ungkap Dimas, salah satu peserta pelatihan.

Pada kesempatan tersebut, Tim Tim Doktor Mengabdi juga berterima kasih kepada Universitas Brawijaya, Ijen Geopark, Kembang Galengan, MEM Secang, Tutu flavor dan segenap pihak yang mendukung kegiatan ini. (adv/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img