MALANG POSCO MEDIA– Penggerebekan teroris di Kota Batu jadi atensi elite Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo angkat bicara.
“Kita apresiasi pihak Densus yang bisa menangkap sebelum terjadinya ledakan. Kalau itu benar ya, itu memang harus diantisipasi sehingga tidak terjadi korban,” kata Wapres Ma’ruf Amin .
Wapres menyampaikan hal itu ketika memberi keterangan pers di atas Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/8) kemarin usai menghadiri Pelantikan Pamong Praja Muda Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Angkatan XXXI Tahun 2024 di Kampus IPDN, Kabupaten Sumedang, Jabar.
Wapres Ma’ruf Amin menyebutkan bahwa aksi terorisme di Tanah Air beberapa tahun terakhir sudah jarang terjadi. Hal tersebut karena upaya pencegahan secara efektif.
“Saya kira kita sudah lama tidak ada (aksi) terorisme itu ‘kan? Kita harapkan pencegahan untuk terjadinya terorisme terus dilakukan,” tuturnya.
Ditegaskan pula bahwa aksi terorisme adalah tindakan melanggar hukum. Juga dilarang dalam ajaran agama sehingga harus diberantas.
“Dari Majelis Ulama Indonesia juga sudah ada fatwanya tentang terorisme. Oleh karena itu, kita harus terus menghapus atau menghilangkan terorisme,” katanya.
Wapres kembali mengapresiasi upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme di Indonesia oleh berbagai pihak, yang sudah sangat baik.
“Kalau dahulu itu selalu ada ledakan, ini sekarang tidak,” katanya.
Secara terpisah Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah memperkuat edukasi mengenai wawasan kebangsaan hingga penguatan nilai moderasi beragama dalam mengantisipasi radikalisme di Tanah Air.
“Meminta dukungan dari pemerintah untuk Densus 88 Antiteror Polri dalam mengatasi dan mengantisipasi isu-isu radikalisme dan terorisme di Tanah Air, salah satunya dengan memperkuat edukasi mengenai wawasan kebangsaan dan idealisme atau cinta Tanah Air, serta penguatan nilai-nilai moderasi dalam beragama,” kata Bamsoet.
Hal itu disampaikannya merespons Tim Densus Densus 88 Antiteror Polri yang menangkap tiga terduga teroris di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (31/7) malam. “Mengingat, terduga teroris yang diamankan tersebut masih berstatus pelajar,” ucapnya.
Terkait hal tersebut, Bamsot meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Intelijen Negara (BIN) bersama aparat kepolisian terus bekerja dan menjaga kelompok-kelompok yang rentan terpapar paham radikalisme.
“Sehingga dapat diberikan atensi khusus oleh aparat guna mencegah berkembangnya pemahaman tersebut,” katanya.
Dia pun meminta BNPT, BIN, dan Densus 88 Antiteror Polri untuk menelusuri motif hingga jaringan simpatisan Daulah Islamiyah yang hendak melancarkan aksi teror tersebut.
“Terus melakukan koordinasi dalam menelusuri setiap motif hingga jaringan simpatisan Daulah Islamiyah, juga para terduga teroris lainnya sampai ke akar-akarnya. Dengan begitu, diharapkan dapat mempersempit ruang gerak teroris hingga mencegah terjadinya aksi terorisme di Tanah Air,” ujarnya.
Dia meminta agar Tim Densus 88 Antiteror Polri bekerja sama dengan BIN meningkatkan kinerjanya dalam mengungkap keberadaan terduga teroris tersebut, baik sumber dana maupun afiliasi kelompok teroris.
“Serta juga berkoordinasi dengan BNPT untuk melakukan deteksi dini pergerakan teroris di wilayah Indonesia,” ucapnya.
Bamsoet juga meminta komitmen BNPT dan Densus 88 Antiteror Polri untuk terus meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam menyiapkan strategi yang tepat, serta melakukan deteksi dini terhadap pergerakan terorisme maupun radikalisme di seluruh wilayah Indonesia. (ntr/van)