MALANG POSCO MEDIA – Kabar duka dari pulau Bali. Mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana dan istri ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Gurita IV Nomor 6, Kelurahan Sesetan, Denpasar, Bali. Korban ditemukan tewas pada Kamis (8/8) malam.
“Saya ditelepon pukul 18.35 Wita kalau ada yang meninggal. Namanya Ida Bagus Ardana dan istrinya. Informasinya, (Ardana) mantan bupati Jembrana,” kata Kepala Lingkungan Karya Dharma Kelurahan Sesetan, Putu Gede Igar Bramandita, di lokasi kejadian, seperti yang diberitakan Detik.com, Jumat kemarin.
Igar mengatakan ada menantu korban yang sempat mendatangi lokasi kejadian lebih awal. Berdasarkan penuturan menantu Ardana, dia hanya dapat masuk ke teras rumah karena terkunci.
Menantu korban saat itu mencium bau busuk dan menelepon Igar untuk meminta bantuan. Igar lalu menelepon polisi, petugas medis, hingga pecalang.
“Lalu saya telepon polisi, Babinsa, petugas medis, dan pecalang juga. Awalnya, menantunya sempat masuk (di teras rumah), tetapi tidak masuk ke rumah. Terus, keluar lagi karena bau busuk,” kata Igar.
Igar mengatakan sekitar 29 menit kemudian, polisi dan petugas datang. Polisi mendobrak pintu dan masuk ke rumah. Selama beberapa saat berada di dalam rumah korban, Igar mengaku curiga. Menurutnya, kondisi rumah korban kotor, seperti sudah berhari-hari tidak dibersihkan.
Selain itu, kondisi rumah juga gelap. Semua lampu rumah dalam keadaan mati, kecuali lampu di tembok pagar.
“Setahu saya, sudah tiga hari terkunci rumahnya. Kondisinya kotor, pagar digembok, pintu terkunci,” katanya.
Jasad Ardana dan istrinya ditemukan di ruangan yang terpisah. Ardana ditemukan tewas di dapur. Sedangkan istrinya ditemukan terkunci di kamar.
“Pas masuk, saya mencium aroma busuk. Saya masuk dengan tujuh orang, termasuk anak-anaknya (korban). Nah, saya lihat di dapur ada kaki. Lalu, kami cek semua ruangan. Ada satu pintu terkunci (kamar). Begitu kami dobrak, ada satu lagi korban. Istrinya Pak Ardana,” kata Igar.
Tetangga korban mengungkap Ardana dan istri menunjukkan gelagat aneh sebelum ditemukan tewas. Keduanya tidak berinteraksi dengan warga sejak sebulan terakhir.
“Beberapa bulan ini korban nggak kelihatan (berinteraksi dengan warga). Sudah sebulan lebih. Sudah nggak aktif di Banjar Karya Dharma,” kata tetangga Ardana bernama Putu Umbara (51) di lokasi kejadian, Kamis malam (8/8)
Umbara mengatakan dirinya kerap lari pagi keliling kompleks perumahan bersama Ardana. Selain lari pagi, beberapa teman dan anak-anaknya, juga kerap mengunjungi Ardana.
Namun, lanjut Umbara, sudah sebulan lebih dirinya jarang melihat Ardana dan istrinya beraktivitas di luar rumah dan menyapa warga. Selama itu pula, Umbara mengaku tidak pernah melihat siapapun yang berkunjung ke rumah Ardana.
“Dalam sebulan ini tumben nggak ada yang nengokin. Jadi memang sebulan ini aneh. Biasanya ada tetangga dan anaknya yang datang,” kata Umbara.
Umbara mengaku tidak terlalu memperhatikan tetangganya itu. Kesibukan dan sosoknya yang jarang berinteraksi dengan warga sebulan belakangan, membuat Umbara dan para tetangga lainnya tidak tahu banyak.
“Karena kami (warga Jalan Gurita) saling sapa itu di grup Whatsapp. Nah dia (Ardana) nggak ikut di grup. Grupnya aktif,” katanya.
I Wayan Kartawan, tetangga yang lain, mengatakan dirinya tidak terlalu mengenal sosok Ardana dan istrinya, meski beberapa kali bertemu untuk sekadar saling sapa. “Setiap pagi saya lihat dia nyapu-nyapu (di depan rumah. Tapi, saya nggak kenal dengan orang ini),” katanya. (dtc/aim)